Berkunjung ke Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu

Pulau Kelapa merupakan salah satu pulau indah yang berada di Kepulauan Seribu, Jakarta. Saya berangkat dari Pelabuhan Kaliadem pukul 08.00 WIB, pada saat diperjalanan menuju ke Kepulauan seribu saya menaiki kapal penumpang dan mendapatkan sedikit accident  ditabrak dari belakang oleh kapal lain yang hendak menuju ke laut lepas, untung saja ada tim pengamanan dari TNI-AL yang segera menindak lanjuti masalah tersebut.

Pulau ini merupakan pulau keempat terdekat dari pelabuhan Kaliadem. Jarak tempuh dari pelabuhan pemberangkatan yaitu selama 3,5 jam perjalanan dan saya pun sampai di Pulau Kelapa dengan disuguhkan air laut yang biru tosca, pasir putih yang bersih, hutan mangrove yang asri serta suasana pulau yang damai.

Dokumentasi pribadi oleh Annisa D.N

Sesuai namanya Pulai ini banyak sekali pohon kelapa yang membuat semakin terasa asri. Pulau yang terhubung langsung oleh jembatan dengan pulau Harapan ini, merupakan pulau yang berpenduduk ramai. Sehingga ketika kita mengunjungi pulau ini, kita akan menemukan suasana sapaan senyuman tanda keramahan penduduk setempat .

Setelah tiba dipulau saya langsung ditemani oleh rekan saya dan langsung explore pulau tersebut, Yuk Simak pengalaman yang saya dapat!

  1. Kampung Bugis di Pulau Kelapa

Di Pulau ini terdapat suku bugis yang sudah bermukim dari zaman dulu, banyaknya penginapan yang khas suku bugis dengan rumah panggung nya serta lukisan di dinding rumahnya dengan masakan khas bugis serta resto yang terdapat di lokasi yang sering didatangi oleh wisatawan berkunjung ke Pulau Kelapa

Yang menarik perhatian saya yaitu penduduk kampung bugis yang ramah dengan suasana rumah yang minimalis mereka sangat menikmatinya, anak-anak bermain riang. Mata pencaharian mereka sebagai nelayan yang setiap pagi mereka berlayar untuk mencari ikan serta bertahan hidup di pulau yang cukup terbatas.

  1. Hutan Mangrove yang sehat

Daerah sekitar tubir pantai pulau kelapa ditumbuhi pohon mangrove yang rimbun serta banyak ekosistem didalamnya berupa kepiting rajungan, ikan kecil, burung dan masih banyak lagi. Masyarakat sekitar menyadari bahwa ditanam nya mangrove yaitu untuk menahan abrasi laut sehingga bisa melindungi biota laut yang ada di pulau tersebut.

“Tercatat ada 767.000 batang mangrove yang memenuhi konservasi mangrove pulau kelapa jumlah tersebut terhitung sejak 2008-2019ucapnya salah satu warga sekitar pulau.

Dokumentasi pribadi oleh Annisa D.N.

Hutan mangrove bukan hanya untuk tempat konservasi tetapi dijadikan juga sebagai tempat edukasi dan ekowisata, infrastruktur yang ada di hutan mangrove terdapat jembatan dari kayu yang kokoh serta sekitar pohon nya minim dari sampah laut.

  1. Bank Sampah di Pulau Kelapa

Disana terdapat bank sampah hasil motivasi warga RW 01 Pulau Kelapa, istilah bank sampah yaitu karena bank tersebut dengan sistem penukaran sampah dengan saldo uang yang ditabung setiap satu bulan sekali untuk bisa diambil oleh nasabahnya, disana setiap kepala keluarga diwajibkan menyetorkan sampah rumah tangga nya sebanyak 5kg per bulan.

Warga disana sudah bisa menempatkan bagaimana caranya hidup dengan kenyamanan dan keamanan terhindar dari sampah serta malapetaka yang diakibatkan sampah, para orangtua juga bisa menerapkan cara hidup sehat sejak dini kepada anak-anak nya, bukan hanya cara hidup sehat tetapi bermanfaat juga untuk menjaga kelestarian sumber daya hayati kelautan dan perikanan.

Kesadaran menjaga ekosistem laut  sangat penting karena pulau tersebut mengandalkan sektor pariwisata. Laut merupakan penyumbang oksigen terbesar di dunia. Berkat oksigen dari laut, setidaknya akan ada penurunan emisi karbon dioksida. Namun jika sampah plastik mengganggu maka produksi oksigen dari lautan tentu akan berkurang . 

Yuk! Jaga ekosistem laut kita !

Editor : Annisa Dian N

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan