Menjadi Relawan Bersama Greenpeace!

Jakarta, 5 Desember 2018.

5 Desember lalu ditetapkan sebagai hari relawan sedunia. Aku sebagai relawan merasa bangga bisa bertemu dengan 5 Desember.

Tetapi rasanya 5 Desember ditahun 2018-ku sangat istimewa. Di mana pada hari itu Greenpeace International memberiku hadiah sebuah platform riset untuk Plastic Monster Shiptour yang akan direalisasikan di tahun 2019.

Aku merasa bangga ketika aku bisa menuangkan ide-ide gilaku untuk keberlangsungan hidup bumiku.

2018!

Tahun yang gak akan pernah bisa aku lupakan! Dimana aku banyak belajar berkontribusi untuk bumi bersama Greenpeace International.

Awalnya dimulai dari GVLT atau Global Volunteer Leadership Training.

IMG-20190131-WA0003.jpg

GVLT atau Global Volunteer Leadership Training adalah pelatihan yang dilakukan secara global oleh Greenpeace International melalui aplikasi zoom.

Tak hanya membahas tentang cara berkampanye, di sini aku diajarkan bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik bahkan sampai menjadi pendengar yang baik dan yang pastinya Non Violence Communication.

Aku sangat senang bisa menjadi salah satu perwakilan dari Indonesia untuk mengikuti training ini. Dari situ aku bisa mengenal banyak orang dari berbagai latar belakang dan negara.

*Sebulan telah berlalu…

Rasanya begitu cepat waktuku untuk belajar lebih bersama teman-teman Global. Aku belum mau berpisah, aku masih mau berbagi kisah dan belajar bersama teman-teman global.

Ajaib! Rasa-rasanya keluh kesahku didengar oleh Volunteer Coordinator, Hanna Hagbom.

10514695_10152257967773367_6522504351795836297_n.jpg

Hana merupakan wanita hebat yang ditugaskan sebagai Volunteer Coordinator Greenpeace International. Setelah GVLT selesai, Hanna tak mau mengakhiri komunikasi yang sudah terjalin selama sebulan itu.

Hanna bersama dengan teman-teman tim GVLT-nya membuat sebuah group dengan menggunakan aplikasi facebook.

Namun sayang, aku tidak lagi memiliki aplikasi facebook . Dan pada akhirnya komunikasiku terputus dengan teman-teman Greenpeace International.

Setelah sebulan berlalu tanpa kabar, tepat di hari relawan sedunia aku mendapat email yang berisikan undangan untuk bergabung dalam sebuah platform bernama explorer untuk belajar menuangkan ide terkait tentang Plastic Monster Ship Tour.

IMG-20190131-WA0017.jpg

Dalam platform ini kami diminta untuk berbagi tentang isu sampah plastik yang ada di negara masing-masing.

Ternyata isu ini mendunia, permasalahan yang sama dengan budaya yang berbeda juga terjadi di negara lain selain Indonesia.

Selain berbagi terkait isu ini, kami juga diminta untuk membuat ide terkait solusi apa yang akan kita lakukan untuk berkampanye di 2019.

IMG-20190131-WA0016.jpg

Berbeda dengan aplikasi zoom, platform explorer ini menyediakan fitur chat personal, jadi aku bisa berbagi kisah dan belajar kapan saja dan dengan siapa saja.

Tak cukup rasanya rasa senangku diungkapkan dalam tulisan ini. Aku hanya ingin berterimakasih kepada Greenpeace Indonesia yang mempercayaiku untuk berkontribusi menjaga bumi.

Aku ingin berterimakasih juga untuk Greenpeace International atas hadiah yang diberikan pada hari relawan sedunia 🙂

Editor : Annisa Dian N.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan