Jangan Takut Bermimpi!

Tidak terpikir sebelumnya oleh saya untuk bisa tour ke Jepang dengan ‘free budget’. Ternyata, jika kita berani bermimpi, kelak akan menjadi nyata.

Walaupun pernah juga sih sekali saya pernah pergi keluar Indonesia, itupun karena saya mendapat tugas dari salah komunitas yang saya ikuti pada waktu 3 tahun yang lalu.

Berawal dari ‘obrolan cantik’ dengan sahabat kecil saya yang cukup lama tak berjumpa. Sahabat saya ini bercerita pengalaman dalam kehidupannya. Dia juga mengatakan bahwa dia seringkali berkunjung ke Negara Jepang untuk urusan bisnisnya.

Dia mengatakan bahwa dalam beberapa hari ke depan dia akan berangkat lagi ke Jepang. Tanpa di duga dia menawarkan saya untuk menemani dia pergi ke Jepang.

Sempat terpikir oleh saya, berapa budget yang harus saya keluarkan jika kalau saya ikut bersama sahabat saya ke Jepang.

Tanpa diduga sahabat saya mengatakan bahwa saya menemani dia ke Jepang tanpa harus mengeluarkan biaya apapun alias free budget!

Tanpa berbasa basi saya langsung menerima tawaran dia dengan hati gembira…mantab jiwa…..

Haripun tiba saatnya saya dan sahabat saya untuk berangkat ke Jepang. Perjalanan kami ditempuh selama 7 jam, waktu yang cukup lama dan ada rasa kebosanan selama di pesawat.

Tapi semua perasaan ini berusaha saya nikmati. Pada akhirnya sampailah kami di bandara Narita Jepang, bandara yang sangat besar dan terlihat kesibukan masyarakat jepang saat beraktifitas.

photo 1.JPG

Akan tetapi kami tidak berhenti sampai bandara saja, kita harus lagi menempuh perjalanan dengan menggunakan bis selama 2 jam menuju ke hotel tempat kami menginap.

Hotel kami bernama Marroad Tsukuba di daerah Tsuchiura. Kenapa kita menginap di hotel tersebut? Karena sahabat saya ini akan menghadiri seminar di sekitar hotel tersebut.

photo.JPG

Suhu saat kami sampai di Jepang masih sekitar 16 derajat celcius, cukup dingin dan berangin.

Selama sahabat saya menghadiri seminar, saya berusaha untuk berjalan-jalan sendiri ke tempat-tempat yang ada di sekitar hotel.

Di daerah Tsuchiura kebanyakan masyarakatnya senang berjalan kaki. Untuk anak-anak sekolah mereka banyak menggunakan sepeda menuju sekolahnya.

photo 2 (2).JPG  photo 3 (2).JPG

Daerah di sekitarnya Tsuchiura terlihat bersih sekali dan juga sangat teratur.

Sama sekali saya  tidak melihat ada sampah yang tertinggal di jalan-jalan dan juga area transportasinya yang begitu rapih.

Hati saya merasa nyaman melihat suasana yang begitu tersusun dengan indahnya.

Kami berada di Jepang selama 5 hari.

Pada hari terakhir kami di Jepang, kami sempatkan untuk pergi ke Gunung Fuji yang letaknya di daerah Yamanashi di sebelah barat Tokyo.

photo 4(1).JPG

Terlebih, budaya bersih di Jepang membuat saya terkagum. Sudah pasti  sikap bertanggung jawab untuk bersih ditanamkan sejak dini. Tidak ada sampah berserakan semua terlihat rapih.

Nah, ini membuat saya juga  terinspirasi untuk menjadi “traveler” yang lebih bertanggung jawab.

Semua ini pengalaman saya yang tidak akan saya lupakan dalam hidup saya. Mudah-mudahan lain waktu saya dapat pergi lagi ke Negara Jepang dengan cerita yang lebih seru lagi.

Jadi buat teman-teman ocean lovers, jangan takut untuk bermimpi ya!

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan