Bertualang Dengan Kombi ‘Rumah Berjalan’ Bertenaga Matahari

Yippieeeee, perjalanan perdana kami berpetualang menggunakan kombi beratapkan solar panel akhirnya dimulai yang juga kami fungsikan sebagai rumah berjalan.

Vio dan Pelangi

Perkenalkan saya Vio dan suami saya Pelangi. Dua tahun lamanya kami rencanakan semuanya sampai akhirnya mobil kombi kelahiran tahun 1973 ini siap menemani kami mengelilingi Indonesia bagian timur.

Trip pertama yang dipilih adalah Dieng. Saya enggak mikir kalau mobil ini akan menghadapi banyak tantangan. Pada mulanya saya hanya ingin menunjukkan ke Pelangi bahwa ada suatu daerah di Jawa yang memiliki suhu dinginnnn sekali seperti Jerman.

Sebelumnya saya sudah ajak beberapa kali namun tampaknya enggak terlalu tertarik. Sampai akhirnya mobil ini selesai di design dan kami memutuskan dataran tinggi Dieng sebagai destinasi pertama.

Dalam perjalanan menuju ke Dieng, kami berhasil dibuat nyasar sama mbah google. Walaupun saya sudah beberapa kali kesana, tapi saya enggak pernah ingat jalan alhasil berkitabkan google maps lah kami berdua kesana.

Berkali-kali kami dibuat kepleset karena jalan yang dikasih mbah google bukan jalan yang biasanya, jalan kecil berbatu dan tanjakannya bikin khawatir.

Berangkat jam 11 siang dari Yogya sampai di Dieng jam 12 malam. Senangnya akhirnya sampai juga! Kami memilih singgah di Telaga Cebongan dan saat kami tiba, temperaturnya 15℃ brrrrrrrrrrrrrr dinginnyaaa !

Matahari Terbit di Bukit Sikunir

Tiga malam kami bermalam disana dan hari kedua kami memutuskan untuk lihat sunrise di bukit Sikunir, walaupun dinginnya tak tertahankan, kecantikan matahari terbitnya membuat kami semangat dan betah melihat lama-lama.

Selama 3 hari disana, ketika kami memasak, banyak sekali orang berdatangan karena penasaran dan bertanya “jualan apa mbak?”

Mungkin karena kebanyakan kombi dibuat foodtruck jadilah semua orang mengira kami jualan kopi, makanan, dll. Kami pun menjawab “enggak jualan bu, ini rumah kami dan ini dapur kami”.

Banyak dari mereka-pun makin kepo dan akhirnya kami berdua ajak melihat apa sih isi ‘rumah’ kami dan bagaimana sih cara kerja solar panel yang dipasang di mobil dan buat melistriki apa saja.

Indonesia diberkati oleh pancaran sinar matahari hampir sepanjang tahun, kesempatan untuk kita yang tinggal di negara tropis untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai energi yang bersih dan ramah lingkungan.

Hari ke-3 kami melanjutkan perjalanan karena sudah ga sanggup dengan dinginnya Dieng.

Ikuti terus petualangan kami, karena kami akan segera mengunjungi bagian timur Indonesia dengan rumah berjalan kami!

Editor : Annisa Dian N.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan