Hati-hati! Mempercantik Diri Bisa Menyulap Laut Jadi Sup Plastik

mikroplastik

Adakah kawan disini yang tidak menggunakan skincare?

Saya yakin kita semua sangat dekat, bahkan ketergantungan akan kehadiran produk skincare, make up, pembersih wajah dan beragam kosmetik lainnya. Setiap hari, mulai dari bangun tidur sampai malam hari kita menggunakan produk perawatan kulit guna meningkatkan kepercayaan diri.

Hal ini tidak hanya terbatas pada kaum wanita, kaum pria pun tidak mau kalah untuk memakai perawatan diri atau skincare demi penampilan yang lebih baik lagi.

Tapi ternyata…

Produk perawatan yang kita pakai itu mengandung “sesuatu” yang berbahaya bagi kita dan lingkungan, yaitu microbeads.  Ketika kita mencuci muka menggunakan facial scrub, kita akan merasakan sensasi butiran kecil bergesekan dengan kulit kita. Itu lah microbeads nya.

Microbeads ini merupakan plastik berbentuk butiran yang ukurannya lebih kecil dari 1mm atau bisa digolongkan ke dalam mikroplastik. Mikroplastik ini dapat kita temukan di produk skincare berlabel “scrub” karena berfungsi sebagai eksfoliasi, pengangkat sel-sel kulit mati dari permukaan kulit terluar.

Benda ini digunakan oleh produsen untuk menggantikan bahan eksfolian natural (seperti oatmeal, aprikot, kulit kacang walnut). Produk lainnya yang mengandung mikroplastik ini yaitu odol, shampoo, lotion, lipstik, dan eyeshadow glitter. Baca lebih lanjut mengenai mikroplastik .

Microbeads memang bagus secara fungsi tapi bila kita terlalu sering menggunakan produk yang mengandung scrub jenis ini maka kulit kita bisa rusak secara perlahan. Berikut foto microbeads dibawah mikroskop.

Foto microbeads dibawah mikroskop
Sumber: L.S. Fendall, M.A. Sewell. 2009. Marine Pollution Bulletin 58. hal. 1225–1228

Ada beberapa produk yang permukaan microbeads nya halus ada juga yang bergranular atau tidak rata. Bayangkan saja bila butiran ini bergesekan dengan kulit kita setiap hari. Tidak hanya sel kulit mati yang terangkat, sel kulit sehat kita juga bisa terluka dan menyebabkan iritasi.

Setelah kita membilas, akan pergi kemana kah microbeads ini? Ada 2 kemungkinan:

  1. Masuk ke pori-pori tanah dan mencemari sumber air sumur (jika rumah kalian memiliki tanki septic).
  2. Berakhir di laut lewat aliran air sungai.

Kemungkinan yang kedua adalah kasus terburuk. Kenapa? Karena air limbah kita yang mengandung microbeads yang terbuang ke sungai akan terkumpul di lautan dan semakin banyak orang yang membuang limbah itu maka laut kita bisa jadi sup plastik.

Sayangnya, nasib akhir dari microbeads itu bukan di laut. Bisa saja berakhir di otak kita!

Seorang professor amerika, Dr. Andrady (2011),  mengatakan bahwa 80% sampah plastik di laut berasal dari darat. Termasuk microbeads yang kita gunakan tadi. Microbeads tersebut ternyata tidak sengaja termakan oleh plankton kemudian plankton dimakan oleh ikan.

Oleh karena microbeads tersebut tidak bisa hancur secara alami dengan cepat, maka microbeads akan tertumpuk di tubuh ikan selanjutnya ikan tersebut kita makan. Dari proses tersebut, terciptalah lautan yang penuh dengan plastik atau Plastic soup.

Wow. Jadi microbeads nya balik lagi ke tubuh kita. Lalu, bagaimana bisa benda itu berada di otak kita?

Microbeads yang berukuran kecil, bisa juga pecah lagi jadi ukuran yang lebih kecil (skala nano) ketika berada di lingkungan dan kemudian microbeads itu menumpuk di hewan laut yang kita konsumsi. Setelah sampai di pencernaan kita, nano-microbeads bisa masuk ke dalam pembuluh darah dan terbawa oleh aliran darah sampai ke otak kita.

Dampak dari hal itu masih dalam proses penelitian lebih lanjut. Meskipun begitu, tetap saja bahaya kan? Ya, ada beberapa peneliti menyebutkan bahwa mikroplastik dapat memicu timbulnya kanker.

Cara Mengetahui Produk yang Mengandung Microbeads 

Caranya mudah. Kalian lihat ingredients produk kalian di belakang kemasan. Mikroplastik akan ditulis menggunakan nama senyawa kimiawinya. Berikut ini mikroplastik yang sering dijumpai sebagai komponen tambahan pada produk:

Polyethylene (PE), Polypropylene (PP), Polymethyl methacrylate (PMMA), Nylon (PA), Polyurethane, dan Acrylates Copolymer.

Dan masih ada 500 jenis bahan plastik yang berada di produk kecantikan kita. Data ini bersumber dari Beat The Microbead yaitu organisasi yang disponsori oleh United Nations Environment Programme (UNEP) bekerjasama dengan NGO di seluruh dunia untuk meneliti sample penemuan mikroplastik.

Mereka mengembangkan aplikasi yang dapat memindai produk dan menemukan mikroplastik dalam ingredients nya. Aplikasi ini dibuat agar konsumen bisa lebih jeli dalam memilik produk perawatan yang akan dipakai.  Begini cara menggunakan aplikasi tersebut :

Nah Sekarang sudah tahu kan kalau ternyata rutinitas merawat tubuh juga bisa merusak lingkungan. Yuk kita mulai aware dengan produk yang kita gunakan! Kamu masih bisa mengikuti tren dalam dunia kecantikan, baik makeup maupun perawatan kulit dengan menaruh perhatian pada produk perawatan kulit dan wajah yang kamu gunakan.

Kamu juga dapat turut menjaga kelestarian lingkungan dengan memilih produk perawatan kulit yang berbahan dasar natural. Dengan menyebarkan informasi ini kamu juga sudah turut membantu mengampanyekan loh!

Editor : Annisa Dian N

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan