Akankah Sampah Plastik Terus Berakhir di Laut?

SALUT (Sahabat Laut – Aceh) pada Maret 2017 lalu (28/04/2017) mengadakan kegiatan pemaparan hasil Peugleh Pasie (Coastal Cleanup) di Pulo Nasi yang dilakukan pada Desember 2016.

Pemaparan hasil temuan awal penelitian tersebut dikemas dalam bentuk diskusi kelompok terfokus (FGD) bersama perwakilan mitra komunitas, media dan pemerintah. Kegiatan diskusi ini berlangsung di Gedung DILO, Kampung Baru, Banda Aceh.

Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya penyadaran publik dan mengajak masyarakat untuk mendukung Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 termasuk mendiskusikan tentang skema lanjutan penanganan sampah plastik di laut Aceh.

Sejumlah media turut meliput dan memberitakan kegiatan pemarapan hasil penelitian tersebut, diantaranya: Serambi Indonesia, Klikkabar.com, Sumberpost.com dan Habadaily.com.

Ayo sahabat semua jangan berdiam hanya melihat tetapi mari ikut peduli dalam kesehatan laut dan mari beraksi dimulai dengan jangan membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan plastik! (*)

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan