Sampah Plastik Menjadi Ancaman Serius Laut Indonesia

Sungguh mengejutkan ternyata Indonesia menjadi negara nomor dua terbesar yang menyumbang sampah plastik ke lautan setelah China (Jenna Jambeck, 2015). Berdasarkan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan BPS menyebutkan bahwa sampah plastik Indonesia mencapai angka 64 juta ton/tahun dimana 3,2 juta ton sampah plastik yang dibuang kelaut.

Kita ketahui bahwa laut memiliki kontribusi besar bagi perekonomian global setiap tahunnya. Menjadi sumber pangan bagi penduduk, merupakan rumah bagi lebih dari separuh spesies dunia, menghasilkan separuh dari oksigen di planet, dan menyerap seperempat emisi karbon dioksida. 80% pasokan oksigen yang kita gunakan berasal dari lautan.

Namun, kondisi laut saat ini berada dalam bahaya. Lebih dari 95% bagian laut diseluruh dunia tidak terlindungi dan terancam rusak. Indonesia terus berjuang melawan berbagai masalah lingkungan yang saat ini terjadi akibat pembangunan yang tidak berkelanjutan. Lautan pun terkena dampaknya. Permasalahan seperti polusi laut dan pesisir, perubahan iklim, perusakan habitat laut yang terus terjadi.

Berdasarkan perkiraan World Economic Forum, akan lebih banyak plastik daripada ikan di lautan pada tahun 2050 mendatang. Banyaknya jumlah sampah plastik di lautan Indonesia menyebabkan ekosistem laut menjadi rusak, habitat biota laut menjadi hancur, serta masih banyak lagi dampak yang diakibatkan oleh banyaknya sampah di lautan.

Kita ketahui bahwa sampah plastik yang terbuang ke laut tidak akan bisa terdegradasi dan akan masih tetep utuh selama ratusan tahun. Sampah plastik tersebut bila tidak dikumpulkan dengan benar akan terbawa ke sungai bahkan ke laut dan pada akhirnya akan menumpuk. Karena ringan, sampah plastik akan berada di permukaan laut sehingga dapat menutupi permukaan laut.

Sampah plastik yang terbuang ke laut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan membahayakan populasi yang ada di laut. Ikan-ikan kita jadi tercemar oleh sampah plastik ini karena mereka memakannya. Selanjutnya, ini akan masuk ke rantai makanan dan manusia juga terkontaminasi mikro plastik.

Tidak sedikit media yang memberitakan tentang kondisi laut Indonesia saat ini. Beberapa waktu lalu ditemukan biota laut yang mati akibat mengkonsumsi plastik di dalam tubuhnya. Sampah kemasan minuman dan makanan sangat mendominasi di lautan Indonesia. Kondisi ini sangat memprihatinkan.

Kelihatanya memang sepele plastik sekali pakai yang kita pakai sehari-hari ini, tapi jika gaya hidup kita tidak berubah maka persoalan pencemaran pesisir dan laut karena sampah semakin meningkat hampir di seluruh wilayah Indonesia dan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem, serta berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi dan kesehatan .

Sayangi laut kita meskipun sulit untuk mengubah kebiasaan, namun usaha kecil dalam kehidupan sehari-hari bisa mengurangi jumlah sampah plastik. Jika anda tidak ingin melihat lagi kasus biota laut yang tewas akibat menkonsumsi plastik, cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Mari kurangi sampah plastik dari sekarang, demi esok hari yang lebih baik!

Editor : Annisa Dian N

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan