12:12? I don’t Buy It!

12:12? Siapa yang gak tau event belanja online terbesar se-Indonesia ini? Apa rencana kamu di 12:12 ini?

Tak bisa di pungkiri, aku sebagai wanita pasti tergiur dengan diskon besar-besaran yang ditawarkan pada hari bersejarah di dunia belanja online ini. Tapi, dibalik harga-harga yang sangat menggoda lahirlah kemasan-kemasan plastik yang berlapis-lapis sebagai packaging dari barang yang dibeli. Dan sedihnya packaging itu hanya menjadi limbah plastik dan mencemari lingkungan :(.

47077688_2368348916719576_8718902638957780557_n.jpg

Oleh karena itu, aku mencoba untuk tidak membeli barang yang menurutku tidak terlalu penting. Aku juga belajar untuk memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak ku gunakan lagi seperti botol kemasan sekali pakai, dan kantong plastik pembungkus untuk menjadi sebuah karya yang lebih berguna

I DON’T BUY IT!!!! Belajar membuat sebuah lampu tidur yang cantik di #makesmthngweek merupakan salah satu pengalaman yang menarik untukku.

Hah?! bikin sendiri? yakin? kok bisa? pasti hasilnya gak semenarik barang yang beli? mungkin pertanyaan-pertanyaan itu muncul di pikiran teman-teman yaa? iya! aku juga berpikiran seperti itu sebelumnya. Tapi jangan salah!!!! Setelah aku bermain di event make smthng week ini, aku mulai yakin kalau sesuatu yang bagus tak harus selalu merusak lingkungan

Jadi? apa langkah yang akan teman-teman lakukan di 12:12 ini?

Tetap mencemari lingkungan dengan limbah plastik? Menyesal ketila plastik itu berujung di lautan dan menyalahkan orang lain?

ATAU

Berfikir dua kali untuk tidak mencemari lingkungan dengan limbah plastik dan membuat produkmu sendiri dengan bahan-bahan yang ada dirumah?

Let’s think before you buy it!

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan