Serbuan “Monster Plastik” di Jakarta

Monster dikaitkan sebagai hal yang menakutkan. Sekarang monster ini menjadi nyata, monster plastik bangkit dari laut terbentuk dari ratusan kilo sampah plastik sekali pakai.

Selain memperkeruh pencemaran lingkungan mulai dari tanah, perairan dan udara kini Monster Plastik akan mengganggu dan meresahkan masyarakat.

Greenpeace collaborates with NGOs and created a giant Plastic Monster to support Jakarta against single use plastic.

Ide brilian dari beberapa organisasi dan komunitas  yang aktif berkampanye di isu sampah plastik berinisiatif membuat “Pawai Bebas Plastik” hari minggu (21/7) di CFD area Jakarta

Semaraknya acara ini  dihadiri oleh lebih dari 1000 partisipasi yang sebagian besar dikumpulkan melalui volunteer Indorelawan . Dari 49 kolaborator tersebut 5 diantaranya yang menjadi penggagas utama yaitu Pandu Laut Nusantara, Greenpeace, Diet Kantong Plastik, Walhi dan Eco Nusa. 

Kegiatan ini menyita perhatian banyak orang, selain tempat pengadaannya di acara Car Free day (Minggu) menjadi salah satu ikon yang dapat diperlihatkan terhadap banyak orang dan mengajak orang-orang untuk meminimalisir atau bahkan meninggalkan kebiasaan pemakaian plastik sekali pakai. 

People joins a mass rally and carrying a plastic monster appears during an anti-plastic campaign in Jakarta business district.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti,menjadi pemimpin pelaksanaan pawai tersebut serta penampilan dari Kaka dan Ridho “Slank”, Navicula band dari Bali, serta Somagora. 

Ayo semua ikut pawai bersama saya, kita kampanyekan tolak plastik sekali pakai, yang buang plastik sembarangan melanggar HAM!”  disampaikan Menteri Susi kepada peserta pawai di kawasan CFD. 

Monster Plastik seberat 500 kg terbuat dari sampah plastik sekali pakai yang berhasil dikumpulkan dari pantai dan laut menjadikannya ikon utama yang diarak dari Bunderan HI sampai Taman Aspirasi Monuman Nasional (Monas).

Indonesian Maritime Affairs and Fisheries, Susi Pudjiastuti (right) sings with rock Band Slank and Navicula during an anti-plastic mass rally in Jakarta

“Pencuri ikan kita tenggelamkan. Nah, sekarang pencuri ikan pergi, datanglah plastik. Sekarang pembuang plastik ke lautan juga harus kita tenggelamkan”, dikutip dari salah satu pidato Susi Pudjiastuti di Taman Aspirasi Monas (21/7)

Anak-anak bangsa yang mencintai masa depannya, mencintai lautnya karena laut masa depan bangsa!”, lanjut pidatonya sekaligus penutup.

Banyak respon positif masyarakat terkait kegiatan ini, karena berharap perhatian dari pemerintah khususnya perusahaan-perusahaan yang belum menggunakan alternatif lain dalam memproduksi barang dalam tujuan mengurangi dan menolak pemakaian plastik sekali pakai.

Editor : Annisa Dian Ndari.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan