Ajak Traveler di Astindo Fair 2017 Menjaga Laut Lewat Talkshow Berwisata Tanpa Merusak Lingkungan

Laut merupakan destinasi wisata favorit dari wisatawan di seluruh dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang wilayahnya sebagian besar adalah laut menjadi spot yang potensial bagi pariwisata laut. Tidak heran saat ini saja sudah ada banyak pilihan objek wisata yang menawarkan keindahan laut di Indonesia.

Coral gardens in the early morning light at Kanawa Island near Flores, Indonesia. The island is located in the Komodo National Park.

Dalam pameran travel Astindo Fair 2017, ada ratusan biro perjalanan yang menawarkan berbagai jenis tur ke objek wisata.

Acara yang berlangsung pada 24-26 Maret 2017 di JCC Senayan ini disambut antusias traveler. Banyak dari mereka yang langsung merencanakan perjalanan ke berbagai tempat wisata.

Pada perhelatan tersebut, Greenpeace Indonesia dan LautSehat.ID diajak untuk memberikan talkshow mengenai cara menjadi traveler yang baik tanpa merusak lingkungan.

Dalam talkshow ini ada Putri Selam Indonesia 2016, Devina Mahendriyani, dan Hilda Rahmawita yang berbagi pengalaman mereka ketika menjadi traveler khususnya untuk destinasi wisata laut.

“Dulu aku bisa disebut sebagai traveler cuek yang pernah buang sampah di laut. Tapi pada saat pertama kali diving di Indonesia dengan keadaaan laut kotor, instrukturnya yang orang Prancis minta maaf. Padahal yang harus minya maaf adalah kita, karena laut kita,” ujar Devina.

Dolphins at Buru Sea, Maluku Province, Indonesia.

Talkshow ini juga dihadiri oleh Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia, Arifsyah Nasution.

Arifsyah menyampaikan bahwa yang terpenting adalah menimbulkan kesadaran bagi masyarakat untuk mengurangi sampah plastik dan bagaimana pemerintah meningkatkan pengelolaan sampah sampai ke level rumah tangga, karena 80% sampah di laut berasal dari daratan seperti botol air, sandal jepit, dan kantong plastik, dan juga hampir 80% diantaranya adalah plastik.

Untuk mewujudkan Indonesia bebas sampah 2020, ternyata ada hal penting yang bisa kita lakukan, khususnya sebagai traveler.

Dukungan dari wisatawan sangat memiliki peran penting disini. Devina menganjurkan agar para traveler bisa ikut membantu sebagai agen sosialisasi mengenai sampah di wilayah yang sedang dikunjungi.

Tentunya sebelum menjadi agen untuk menyebarkan kampanye melindungi objek wisata dari sampah, traveler harus punya kesadaran untuk tidak merusak lingkungan.

Pristine reefs in Cenderawasih Bay National Park. Greenpeace is in Indonesia in its “100% Indonesia Tour” which aims to tell the story of Indonesia’s rich biodiversity and calls for urgent action to ensure that the country’s oceans and forests are protected.

Don’t touch anything, just see, dan jangan meninggalkan apapun,” pesan Hilda, menambahkan kiat untuk menjadi seorang traveler yang baik.

Apakah kamu juga seorang traveler? Mulai dari hal sederhana dengan tidak lagi minum menggunakan sedotan.

Yuk mulai perubahan dari diri sendiri. Jangan tunggu sampai Indonesia menjadi negara penyumbang sampah terbesar di dunia. (*)

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan