Si Cantik Nudibranch dari Kepulauan Seribu

Seribu Pulau Pramuka

Kepulauan Seribu masih termasuk dalam wilayah Jakarta. Terdapat lebih dari 100 pulau-pulau kecil yang beberapa telah dihuni tetap oleh penduduk setempat. Pulau Pramuka diantaranya!

Pagi-pagi sekali kami sudah berada di Pelabuhan Angke. Pelabuhan di mana tempat keberangkatan perahu “ojek” menuju titik-titik Pulau Seribu.

Foto #1 Kepulauan Seribu (Annisa Dian Ndari)

Tujuan kami adalah ke Pulau Pramuka yang memakan waktu sekitar 2,5 jam. Selain itu bisa ditempuh melalui Dermaga Marina Ancol yang dapat dijangkau dalam 1 jam dengan speed boat.

Pramuka adalah pulau yang berpenduduk dan sudah cukup maju di bidang pariwisata bahari.

[Artikel terkait: Melihat Potensi Wisata Bahari Pulau Seribu]

Di Pulau Pramuka ini sudah terdapat fasilitas yang memadai seperti homestay, dive center, rumah sakit yang sudah dilengkapi chambers, masjid dan tempat makan yang cukup banyak.

Kita dapat melihat penangkaran penyu sisik yang dikelola oleh Bapak Salim di sana. Penyu-penyu dikembangbiakan dan dirawat, apabila sudah cukup umur akan dilepaskan kembali ke laut.

Bawah laut Pulau Pramuka adalah tempat tinggal bagi berbagai macam spesies, kita dapat menjumpai jenis-jenis ikan tropis, udang, kepiting, coral, nudibranch dan banyak jenis binatang lainnya.

Si Cantik Nudibranch

Nudibranch di sekitar pulau Pramuka cukup banyak kami jumpai.

Nudibranch adalah siput laut tanpa tulang belakang, tidak memiliki cangkang, badannya lembut, memiliki kepala bertentakel (rhinophore) dan gills dibelakang tubuhnya yang sangat sensitif terhadap rasa, bau dan sentuhan.

Foto #2 Ceratosoma tenue (Ria Qorina Lubis)

Terdapat lebih dari 2000 spesies Nudibranch di perairan bumi. Lebih dari 50 persen diantaranya dapat ditemukan di Perairan Indonesia.

Tanpa terasa pukul 10.00 kami sudah sampai di Pulau Pramuka. Setelah kami sampai di homestay dan istirahat sesaat, langsung kami mempersiapkan dive gear dan perlengkapan foto bawah laut.

Persiapan Penyelaman

Untuk persiapan penyelaman, ketelitian memegang peran utama. Jangan sampai ada satu tahapan yang tertinggal. Sedikit kesalahan akan menimbulkan masalah.

Cek perlengkapan sebelum menuju perahu, seperti camera, strobe, card, dive comp, masker, fin, BCD, regulator, isi tabung dan pemberat jangan sampai ada yg tertinggal.

Setelah itu kami langsung menuju boat yang sudah menanti kami beserta kapten dan guide handal kami yaitu Pak Salim.

Rencana penyelaman hari ini 3 kali yaitu: di titik penyelaman Pulau Panggang, belakang Pulau Pramuka dan sekitar Pulau Kotok.

Penyelaman pertama di Pulau Panggang cukup menyenangkan. Kami menemukan beberapa spesies nudibranch ditempat ini.

Ragam Nudibranch

Baru saja kami masuk dalam air langsung Pak Salim menunjukan spesies nudibranch yang cukup besar ukurannya yaitu Ceratosoma tenue (foto #2) yang berada di atas coral berwarna ungu muda pada kedalaman sekitar 12 meter.

Tak lama Pak Salim menunjuk ke seekor Nembrotha cristata (foto #3) yang sedang bermain main diatas koral, seperti sedang menari, lucu sekali gerakan demi gerakannya.

Foto #3 Nembrotha cristata (Ria Qorina Lubis)

Pada saat safety stop suami saya sekaligus buddy menunjuk ke seekor nudibranch yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan sangat cantik yaitu Gymnodoris impudica (foto #4).

Foto #4 Gymnodoris impudica (Ria Qorina Lubis)

Setelah makan siang kami melanjutkan penyelaman di belakang Pulau Pramuka, disini kami menemukan beberapa spesies Nudibranch diantaranya Chromodoris coi (foto #5), Chelidonura amoena (foto #6), sepasang Nembrota kubaryana (foto #7) yang sedang asik makan coral.

Foto #5 Chromodoris coi (Ria Qorina Lubis)

Foto #6 Chelidonura amoena (Ria Qorina Lubis)

Lokasi penyelaman ke 2 dan ke 3 tidak terlalu jauh dengan penyelaman pertama, sama-sama menyenangkan. Jaraknya berdekatan, tapi biota yang kita temukan berbeda untuk masing-masing lokasi.

Meskipun visibility kurang baik (sekitar 8 meter), namun kami tetap bersemangat untuk mengambil foto-foto Nudibranch tersebut dan rata-rata kami menemukan nya pada kedalaman 9 hingga 15 meter.

Foto #7 Nembrota kubaryana (Ria Qorina Lubis)

Penyelaman ke 3 atau akhir dari rangkaian penyelaman. Setelah surface interval sekitar 70 menit, kami bersiap-siap untuk menyelam di sekitar Pulau Kotok.

Jenis nudibranch yang kami temukan disini antara lain, Nembrotha milleri (foto #8) seperti sedang ingin meloncat gayanya, lalu Phyllodesmium briareum (foto #9), Hypselodoris bullockii (foto #10) dan Halgerda batangas (foto #11).

Foto #8 Nembrotha milleri (Ria Qorina Lubis)

Foto #9 Phyllodesmium briareum (Ria Qorina Lubis)

Kami ingin berlama-lama di bawah, tapi karena keterbatasan udara dalam tabung, semua penyelam harus kembali naik ke permukaan.

Serunya Menyelam di Kepulauan Seribu

Secara umum nge-dive di sekitar Pulau Pramuka cukup seru dan menyenangkan. Biotanya banyak, lautnya relatif tenang.  Berkat informasi dari dive guide kita yang handal, kami bisa menemukan biota makro yang siap kami ambil gambarnya.

Foto #10 Hypselodoris bullockii (Ria Qorina Lubis)

Foto #11 Halgerda batangas (Ria Qorina Lubis)

Kelebihan lain menyelam di Kepulauan Seribu,  bila kita pekerja kantoran, kita bisa melakukannya diwaktu weekend tanpa perlu mengambil cuti.

Nah! Selesai sudah peyelaman kami di Kepulauan Seribu.

Sedikit lelah, tapi kami senang dan puas dengan hasil yang kami temukan dan menambah koleksi foto nudibranch.

Saat yang bikin “malas” tiba tapi sangat penting dilakukan, yaitu kami harus membersihkan dive gear lalu dijemur  dan juga membersihkan perlengkapan foto kami. He he he!

Kamu mau menemui si Cantik Nudibranch di Kepulauan Seribu?

Editor: AN.

Catatan Editor: Foto Utama oleh Ria Qorina Lubis.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan