Berbagai Ancaman Bagi Biota Laut

surat lautan untuk manusia

Dibalik kayanya Indonesia dengan biota laut, masih saja kekufuran manusia menimbulkan berbagai ancaman bagi biota laut.

Laut merupakan aset yang sangat berharga dalam kehidupan manusia. mulai dari sumber makanan, penghasilan , jalur transportasi , bahkan yang banyak belum di ketahui ternyata laut  juga dapat menyerap 30 persen karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer dan 90 persen suhu panas akibat perubahan iklim dan juga dapat mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global.

Bahkan 71 persen permukaan Bumi adalah lautan , nah bayangkan saja jika bumi tanpa lautan bakal menjadi seperti apa ?. Ya, mungkin saja tidak ada kehidupan di dalamnya .

Laut juga merupakan penghasil 50 persen oksigen bagi organisme di darat dari fitoplankton, penyerap karbondioksida dan sumber air baku air minum.

Potensi perikanan di laut Indonesia sebanyak 12,54 juta ton per tahun, memiliki 8500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 biota terumbu karang. Dengan itu  Indonesia disebut sebagai  negara dengan keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia (marine mega-biodiversity). Sangat menakjubkan bukan ?

Dengan beragam kekayaan tersebut tentu memberikan kebermanfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia. Namun masih saja kekufuran manusia membuat suatu ancaman besar bagi biota laut.

ancaman bagi biota laut
A dead body of sea turtle stranded after it is carried away by the wave on Bali’s iconic Kuta beach that is buried by plastic rubbish during monsoon season in Denpasar, Bali. 

Sebagai seorang manusia yang di berikan akal oleh tuhan sudah seharusnya menjaga apa yang telah di ciptakan . laut merupakan salah satu  keajaiban yang di berikan tuhan, yang sudah sepatutnya kita menjaga dan merawatnya karena laut merupakan sumber kebutuhan bagi manusia sendiri.

Namun kenyataan di lapangan masih sangat kontradiktif. Banyak manusia yang masih belum sadar akan pentingnya laut. Bahkan tangan-tangan kotor manusia masih sering menjadi ancaman menakutkan bagi biota laut.

Ancaman terhadap ekosistem laut sendiri datang dari bermacam hal, mulai dari penangkapan ikan berlebihan yang dapat menyebabkan penurunan populasi ikan dan menimbulkan kerusakan ekosistem laut yang dapat mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan di Indonesia maupun dunia.

Di negara Indonesia sendiri, fenomena overfishing atau penangkapan ikan berlebihan masih menjadi permasalahan yang utama dan perlu mendapat perhatian besar, hal ini disebabkan hampir keseluruhan wilayah perikanan di Indonesia telah didominasi oleh kondisi tangkap lebih tersebut.

Kemudian bahan kimia seperti plastik sangat berbahaya bagi biota laut karena hal ini menjadi bahan utama untuk penyebaran bahan kimia beracun yang dapat membawa ancaman serius bahkan bahan kimia beracun ini tidak dapat di lihat  secara kasat mata.

Oleh karena itu, mikroplastik atau puing-puing plastik yang di anggap hal yang sangat remeh , sebenarnya menyimpan berbagai  bahaya yang sangat besar saat memasuki lautan. Bahan tersebut  akan membahayakan kesehatan manusia, biota laut, dan lingkungan secara bersamaan.

Ancaman selanjutnya datang dari, penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan yang dapat berdampak negatif terhadap keseimbangan ekosistem laut. Selain itu, penggunaan bahan peledak ini juga sangat merugikan sektor masyarakat, terutama masyarakat yang berada di pesisir , karena  menggantungkan pemasukan dari sektor kelautan.

ancaman bagi biota laut
Foto: Ria Qorina – Ocean Defender Underwater Photographer 

Dampak dari penggunaan bahan peledak ini yaitu banyaknya ikan yang mati sia-sia , merusak terumbu karang dan jumlah ikan dapat berkurang secara drastis .

Dan berbagai ancaman kerusakan lain seperti   limbah hasil industri, pengeboran minyak di lepas pantai, hingga pemanasan global yang menaikkan suhu di laut.

Bayangkan saja bagaimana nasib biota laut dalam jangka panjang jika manusia tidak sadar dan terus menurus melakukan kerusakan untuk ekosistem laut.

Sudah seharusnya kita sadar akan pentingnya laut bagi kehidupan manusia. Dengan menjaga sebaik-baiknya ekosistem yang ada dan tidak di rusak oleh tangan-tangan kotor kita karena laut merupakan aset yang sangat-sangat berharga bagi kehidupan kita bersama.

Baca juga: Mindblowing! Pemerintah Indonesia berencana menggunakan FABA (Fly Ash and Bottom Ash) untuk Transplantasi Karang

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan