Penyebab Kerusakan Flora dan Fauna di Indonesia

Indonesia, selain dikaruniai dengan tanah yang subur, dan banyaknya rempah-rempah, Indonesia juga merupakan negara dengan keragaman flora, dan fauna terbanyak di dunia, Indonesia menduduki peringkat 3 besar bersama brazil, dan Zaire, Afrika.

Indonesia menjadi negara dengan habitat berbagai flora, dan fauna unik. Menurut kompas.com, Indonesia memiliki sekitar 8.000 spesies tumbuhan, dan 2.215 spesies hewan yang sudah teridentifikasi. Spesies hewan terdiri dari 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu.

hutan bakau
Seekor blacktip reef sharks berenang di area mangrove di Pulau Kanawa, Flores. / Foto: Paul Hilton / Greenpeace

Dengan banyaknya flora, dan fauna di Indonesia, menurut sumber goodnewsfromindonesian.id Indonesia tercatat sebagai negara dengan istilah megadiverse di dunia yaitu sebuah wilayah yang menjadi tempat tinggal sebagian besar spesies di bumi, dan tingginya jumlah spesies endemik.

Dengan beberapa fakta Indonesia di bidang flora, dan fauna, seharusnya membuat kita bangga, dan mampu menjaga flora, dan fauna dengan baik. Tapi nyatanya masih banyak flora, dan fauna yang tidak bisa hidup, dan berkembang dengan baik di Indonesia akibat ulah manusia, salah satu contohnya adalah kerusakan flora, dan fauna yang disebabkan oleh banyak hal seperti kerusakan habitat, pencemaran, dan lain-lain.

Kapal tongkang batu bara di perairan Karimunjawa, Jawa Tengah. / Foto: Greenpeace

Yang paling sering terjadi, dan yang paling dominan adalah disebabkan oleh manusia, contohnya adalah sebagai berikut:

1) Faktor pencemaran lingkungan adalah faktor yang sangat kuat dalam kerusakan flora, dan fauna.

2) Eksploitasi hutan, pengambilan hasil hutan secara besar-besaran.

3) Penggunaan pestisida.

4) Penggunaan pupuk buatan, di satu sisi pupuk buatan berfungsi menyuburkan tanaman, namun disisi lain pupuk berperan terhadap kelangkaan beberapa jenis fauna. Para ahli penyimpulkan bahwa penggunaan pupuk telah menyebabkan hilangnya beberapa jenis ikan yang ada di danau, maupun sungai.

5) Perburuan liar, beberapa fauna menjadi daya tarik tersendiri secara ekonomis inilah yang membuat beberapa fauna di buru oleh manusia.

6) Pembangunan real estate yang seharusnya menjadi habitat mereka seperti daerah pegunungan.

Jika hal-hal tersebut masih terjadi, maka kerusakan flora dan fauna akan terjadi, dan mereka akan menjadi langka. Adapun dampak-dampak kerusakan flora, dan fauna sebagai berikut:

1) Ekosistem menjadi rusak sehingga keseimbangan alam pun terganggu.

2) Turunnya keanekaragaman hayati yang berakibat pada sumber daya.

3) Keseimbangan alam terganggu menyebabkan potensi bencana alam semakin besar.

4) Kerusakan flora berpengaruh besar kepada kondisi udara.

5) Tragedi lingkungan seperti banjir, tanah longsor, erosi, dan lain-lain.

6) Menurunya kualitas kesehatan.

7) Hilangnya kesuburan tanah.

8) Daur hidup berantakan.

Perburuan sirip hiu. / Foto: Greenpeace

Kepunahan terjadi ketika tidak ada lagi individu yang tersisa dari suatu spesies makhluk hidup. Kepunahan masih sering terjadi karena kegiatan manusia. Beberapa faktor dapat menyebabkan suatu spesies punah.

Kerusakan habitat merupakan salah satu faktor penyebab kepunahaan. Spesies yang habitat nya rusak tidak dapat hidup dengan tenang, kerusakan habitat ini sering terjadi karena ulah manusia.

Karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mencegah pemunahaan flora, dan fauna diantaranya sebagai berikut:

1) Melestarikan habitat hewan, dan tumbuhan langka.

2) Membangun pusat rehabilitasi, dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu.

3) Melakukan penangkaran hewan, dan tumbuhan.

4) Menindaki pelaku yang suka memburu hewan dengan tegas.

5) Ditetapkan tempat perlindungan untuk flora, dan fauna, seperti cagar alam untuk flora, dan suaka margasatwa untuk fauna.

6) Menetapkan beberapa jenis hewan yang perlu dilindungi seperti: komodo, orang utan, beruang madu, harimau sumatra, badak bercula satu, dan lain-lain.

7) Melakukan pelestarian biota perairan antara lain, melindungi anak ikan dari gangguan, dan penangkapan.

8) Melakukan usaha pelestarian, antara lain, melindungi hewan dari perburuan, dan pembunuhan liar

Maka dari itu, mari terus lindungi flora, dan fauna kesayangan kita agar mereka bisa tinggal, dan hidup dengan aman, dan damai di Indonesia ini.***

Baca juga: Cerita Penyesalan Sang Pemburu dan Rusaknya Ekosistem Mangrove

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan