Gak Cuma Komodo, Inilah Hewan Raksasa Lainnya di Taman Nasional Komodo

Taman nasional komodo

Taman Nasional Komodo memiliki biodiversitas yang kaya dan tipe ekosistem yang beragam sekaligus menjadi daya tarik wisata alam yang cukup lengkap dari darat hingga ke laut.

Sebelumnya apa kamu sering mendengar Labuan Bajo? Ya, Labuan Bajo merupakan gerbang saat kita hendak menjelajahi pulau-pulau kecil yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Salah satu taman nasional tertua di Indonesia ini didirikan dengan tujuan untuk menjaga kelestarian hidup satwa komodo (Varanus komodoensis) termasuk alam sekitarnya yang menjadi rumah bagi komodo.

Selain berbicara soal satwa komodo yang sudah sangat terkenal di dunia, tahukah kamu bahwa di kawasan ini juga menjadi rumah satwa-satwa unik, langka serta berukuran raksasa lainnya?

Pari Manta di Taman Nasional Komodo

pari manta di perairan komodo
Pari manta berenang di arus kuat di kawasan Taman Nasional Komodo. / Foto: Paul Hilton / Greenpeace

Spot snorkeling dan diving dengan pari manta di Taman Nasional Komodo yang dijuluki Manta Point selalu ditawarkan di dalam itinerary trip Labuan Bajo karena memang menjadi favorit para wisatawan untuk dapat bisa melihat ikan cantik dan unik ini.

Ikan raksasa ini kerap muncul dan berenang-renang di permukaan air. Waktu terbaik untuk mencari manta di sini yakni bulan November.

Ukuran lebar tubuh pari ini dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya mencapai 7 meter. Bobot terberat manta sendiri yang pernah diukur mencapai 3 ton.

Paus Bungkuk di Taman Nasional Komodo

Ilustrasi paus bungkuk. / Foto: Mikhail Korostelev

Paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) merupakan jenis mamalia laut yang langka dan dilindungi di Indonesia. Mamalia ini berukuran raksasa dan Taman Nasional Komodo termasuk ke dalam jalur migrasi beberapa jenis paus termasuk paus bungkuk.

Panjang tubuh paus bungkuk dewasa mencapai 12-16 meter dan memiliki berat mecspsi 36 ton. Paus Bungkuk memiliki wujud tubuh yang khas dengan kepala menonjol dan sirip dada panjang. Paus ini sering muncul ke permukaan perairan.

Hiu Paus di Taman Nasional Komodo

Ilustrasi hiu paus. / Foto: Paul Hilton / Greenpeace

Pada bulan atau musim tertentu ikan hiu pas (whale sharks) sering muncul di perairan Taman Nasional Komodo. Ikan ini juga termasuk hewan yang dilindungi.

Hiu paus (Rhincodon typus) merupakan spesies ikan terbesar di dunia. Ukuran panjang tubuh mencapai rata-rata 5-10 meter dan panjang maksimal yang pernah dicatat yaitu 20 meter, hiu paus dapat membuka mulutnya selebar 1,5 meter. Berat tubuhnya bisa mencapai estimasi 19 ton.

Fakta unik hiu paus adalah tidak menyerang manusia karena hiu paus memiliki perilaku memakan spesies-spesies kecil seperti zooplankton, ikan-ikan kecil, dan telur ikan yang biasa disebut dengan filter feeder.

Salah satu ciri khas dari hiu paus yang mencolok adalah corak di tubuhnya. Corak-corak putih ini pun bisa menjadi identitas hiu paus karena setiap hiu paus memiliki corak yang berbeda. Maka tak heran jika hiu paus sering juga disebut hiu tutul.

Lumba-Lumba di Taman Nasional Komodo

Ilustrasi lumba-lumba. / Foto: Greenpeace / Lorenzo Moscia

Jika kamu berlayar menggunakan kapal pinisi di perairan Taman Nasional Komodo, kamu bisa menemukan mereka di sepanjang jalur pelayaran. Sekelompok lumba-lumba kerap muncul dan melompat di permukaan air.

Ukuran panjang tubuh lumba-lumba dewasa bisa mencapai 4 meter. Mamalia ini dikenal sebagai mamalia yang cerdas dan kerap berenang mengikuti kapal.

Sudah siapkah kamu menjelajah dan belajar dengan alam di Taman Nasional Komodo? Perlu kita perhatikan, hewan – hewan yang sudah disebutkan di atas tergolong hewan yang langka status populasinya dan dilindungi, agar tetap terjaga kelestariannya kamu sebagai pengunjung diimbau untuk tetap mematuhi protokol wisatawan yang bertanggung jawab ya!***

Baca juga: Masyarakat, Ekowisata dan Konservasi di Taman Nasional Komodo

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan