Turut Menjaga Kesehatan Lingkungan di Masa Pandemi

Masa pandemi Covid-19 menjadi suatu fenomena yang membuat perubahan pada pola hidup masyarakat. Perubahan tersebut termasuk kebutuhan rumah tangga di setiap keluarga. Kebutuhan rumah tangga yang cenderung memiliki peningkatan pada setiap tahunnya menjadikan potensi pencemaran terhadap lingkungan dari setiap rumah tangga.

Trasmisi gaya hidup yang praktis dan konsumtif menimbulkan dampak pencemaran dapat  dengan penggunaan plastik sekali pakai dari aktivitas sehari-hari yang berlebihan atau sampah dari sisa makanan. Pandemi Covid-19 di Indonesia direspon dengan berlakunya Work from Home (WFH) dan penutupan sejumlah fasilitas publik lainnya seperti sekolah ataupun tempat hiburan.

Dengan itu warga yang biasanya melakukan aktifitas di luar akan berpindah ke rumahnya masing-masing. Perpindahan yang dilakukan akan menimbulkan permasalahan berupa meningkatnya sampah plastik dari rumah tangga, itu dapat terjadi karena orang cenderung untuk melakukan pembelian makanan melalui pesan antar yang setiap produknya terdapat kantong plastik.

Kegiatan yang biasa dilakukan dengan makan langsung di tempat, tergantikan dengan pesan antar yang perlu kemasan untuk membungkus produk tersebut. Perlombaan untuk mengumpulkan sampah melalui rumah tangga dapat terjadi, bila masyarakat belum menyadari dampak yang ditimbulkan dari kegiatan keseharian yang menyumbangkan kemasan plastik sebagai sampah.

Fenomena yang terjadi sejalan dengan berpindahnya kegiatan pekerja dari kantor ke rumah menjadikan suatu kebiasaan baru di tengah masyarakat. Pesan antar yang memiliki resiko penumpukan sampah plastik tidak dapat dihindari, karena itu sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat.

Ditambah dengan hadirnya individu yang tidak terbiasa dengan kegiatan memasak sendiri, jadi akan lebih bergantung pada pesan antar yang tersedia. Cukup sulit untuk mencegah meningkatnya kemasan plastik sekali pakai yang terus muncul karena pesan antar, namun ada hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat agar lebih bijak dengan berpesan pada aplikasinya untuk tidak menggunakan plastik yang disediakan, cara tersebut dapat di lakukan demi mengurangi penumpukan sampah plastik.

Sisi lain dari potensi pencemaran karena sampah plastik, lingkungan mengalami perubahan kondisi menjadi lebih baik. Seiringan dengan kebijakan pemerintah maupun perusahaan yang menerapkan kerja di rumah, mengakibatkan transportasi tidak berjalan seperti biasanya. Transportasi cenderung menurun karena tidak ada mobilitas pekerja maupun masyarakat pada umumnya.

Hal tersebut mnegakibatkan emisi karbon berkurang dan menjadi kabar segar bagi lingkungan. Sektor industri yang sejalan dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah akhirnya membatasi kegiatan pabrik, kondisi tersebut menjadikan tidak adanya aktifitas industri seperti hari biasanya. Karbon yang biasa dihasilkan dari hasil pabrik berkurang.

Kondisi bumi bisa saja hanya bertahan sementara, mengingat kebijakan yang diterapkan saat ini dimaksudkan untuk merespon penyebaran penyakit yang terjadi, bukan bertujuan untuk mengurangi pencemaran pada lingkungan.

Setelah pandemi berakhir, kebijakan yang diterapkan dapat dihilangkan karena hanya berfokus pada penanggulangan penyakitnya, saat seperti itu sektor industri akan melakukan aktifitas produksi seperti biasanya dan mobilitas transportasi akan kembali tanpa hambatan.

Perlu menjadi pengingat untuk seluruh pihak, bahwa kegiatan Industri maupun transportasi yang saat ini di banggakan karena mengurangi pencemaran lingkungan tidak akan bertahan lama, bila setelah berakhirnya pandemi kembali ke kondisi awal.

Kesadaran merupakan hal yang utama dalam melihat fenomena yang terjadi, membangun komitmen untuk tetap melakukan kegiatan yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan menjadi penting. Strategi industri kedepannya perlu menyeimbangkan dengan kebutuhan lingkungan, niscaya prestasi yang telah didapatkan sekarang akan tetap diraih.

Perilaku Kita Menentukan Masa Depan

Pola kebiasaan untuk mengurangi sampah plastik dapat dilakukan dari hal yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dampaknya akan dirasakan jauh dari tindakan pertama yang dilakukan, contohnya untuk tidak menggunakan sedotan plastik dan menggantinya dengan produk yang ramah lingkungan.

Saat menggunakan sedotan plastik, diri kita tidak akan menyadari, bahwa yang dilakukan adalah menabung sampah di tempat lain, dampak yang ditimbulkan tidak datang detik itu juga, melainkan akan dirasakan beberapa bulan, tahun, bahkan dapat menjadi warisan bagi anak dan cucu si Pemakai sedotan plastik tersebut.

Membangun dan membiasakan perilaku yang ramah lingkungan perlu dilakukan sejak dini dan dari orang pertama, dengan menerapkan perilaku kecil yang kemudian dapat menjadi kebiasaan bahkan menjadi budaya untuk menjaga lingkungan tetap terlindungi.

Perilaku yang dibangun dapat dilakukan dari diri pribadi. Perilaku individu yang dilakukan secara massif akan menciptakan kelompok yang kompak dalam menekan kerusakan pada lingkungan. Hal yang dapat dilakukan adalah diet plastik.

Gerakan yang dimaksudkan untuk mengurangi sampah plastik dapat diterapkan dari kehidupan rumah tangga. Banyak cara alternatif untuk melakukan diet plastik tersebut. Bila berbelanja upayakan untuk membawa kantong sendiri dari rumah.

Pada dasarnya gerakan ini untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, ataupun mengurangi kemasan plastik yang sekali pakai, plastik sekali pakai biasa disebut dengan single use plastic. Selain itu, saat membeli minuman upayakan untuk tidak menggunakan sedotan plastik, tentu menjadi hal sepele bagi orang yang hanya menganggap kehidupannya hanya hari itu saja.

Penggunaan sedotan plastik telah menjadi momok yang menakutkan bagi kehidupan lain, sebagai contoh kehidupan hewan yang terganggu akibat dari sampah plastik, sering hewan terjebak dalam puing plastik atau bahkan memakan serpihan plastik hingga menimbulkan kematian.

Sebarkan Kebaikan

Hal lain yang dapat dilakukan diri pribadi adalah menebarkan kebaikan dengan menyebarkan informasi terkait lingkungan. Komunitas lingkungan di Indonesia banyak yang menyebarkan kampanye melewati media sosial, berikanlah dukungan dari diri pribadi terhadap kampanye yang dilakukan oleh komunitas lingkungan tersebut.

Selain itu sebarkan nilai-nilai positif dari kegiatan yang dilakukan oleh komunitas tersebut dalam menjaga lingkungan. Fitur repost telah tersedia di berbagai platform media sosial. Fitur tersebut dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang baik tentang menjaga lingkungan.

Media sosial merupakan ruangan yang sangat luas, siapapun dapat melihat konten yang disebarkan. Dengan luasnya media sosial, akan menjadikan informasi yang disebarkan lebih luas juga. Diri pribadi yang menebarkan kebaikan tidak akan merugikan orang lain, melainkan orang lain dapat mengikuti perbuatan yang dilakukan.

Sebagai individu, bergabung dengan komunitas lingkungan menjadi ide yang bagus. Bergabung dengan komunitas dapat memberi pengalaman yang lebih dengan terjun langsung di lapangan. Pengalaman yang didapatkan akan menambah wawasan terhadap diri pribadi.

Dengan mengikuti gerakan maupun kampanye dari komunitas lingkungan, diri pribadi akan dengan sendirinya terbiasa untuk menerapkan hal yang baik di kehidupan sehari-hari. Ilmu dan wawasan yang didapatkan pun akan berbeda dan cenderung lebih memiliki keunikan dalam berperilaku. Keikutsertaan diri dalam komunitas menjadi nilai lebih, tentu perlu dengan tujuan untuk menyebarkan kebaikan.

Perilaku yang dibangun dengan dimulai dari diri pribadi akan berdampak pada yang lainnya. Bukan hanya diri sendiri saja yang akan merasakan dampaknya, namun berbagai kehidupan akan mencicipi dampak yang dilakukan.

Tidak perlu biaya mahal untuk melakukan aktifitas menjaga lingkungan, dengan menerapkan diet plastik,  menolak sekali pakai, menyebarkan kebaikan melalui media sosial, dan bergabung dengan komunitas menjadi jalan untuk mempromosikan keberlanjutan lingkungan.

Editor : Annisa Dian N

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan