Cerita Hari Sabtu

Aku teringat beberapa minggu yang lalu kita tertawa bersama.

Walau lewat perantara, tapi seakan dunia milik kita berdua, termasuk laut dan seisinya!

Kita bercengkrama mengenai hal-hal yang tidak biasa.

Tentang makan makanan pedas tanpa minum, tentang cara diet tapi tetap enak, dan imajinasi-imajinasi lain yang tak masuk akal.

Tentang anjuran banyak makan ikan. Meskipun kita ragu apakah cukup sehat karena lautan kita sudah sangat ternoda karena pencemaran.

Beberapa minggu yang lalu, aku sempat berharap kamu dapat menggantikannya di hatiku.

Lewat swafotomu yang kau kirimkan kepadaku, lewat voicenote yang kau kirim untuk menyemangatiku.

Itu semua semakin membuatku yakin kalau hatiku akan menjadi milikmu dan hatimu akan menjadi milikku.

Ternyata aku salah. Kamu sekarang seperti menghindar dariku. Bilangnya, hanya karena terlalu sibuk kuliah dan lelah.

Tapi aku nggak tau! Aku nggak mau suudzon!

Mau benar atau tidak alasan itu, yang jelas aku rindu. Rindu tawamu, rindu swafotomu, rindu candaan kita, pokoknya rindu kamu!

Terserah kamu mau bilang apa, aku gak peduli. Mau bilang aku lebay juga nggak apa, emang aku gini!

Semoga kamu besok udah nggak kayak gini. Kalau bisa sih, nanti malam udah kembali seperti semula.

Kalau nggak bisa, ya, tak apa. Aku nggak mau memaksa.

Biar aku resah menunggu di sini, di pantai rindu yang tak bertepi.

Editor: AN.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan