Jual Sirip Hiu di Instagram, Wanita ini Ditegur Warganet!

Kuingin maaarah, melampiaskan tapiku hanyalah sendiri disini..

Ingin kutunjukan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku kecewa..

Automatis nyanyi gak? Kalo gak ya umur kita beda.

Oiya, lirik lagu diatas bukan bertujuan untuk menolak tentang RUU permusikan ya teman-teman. Aku hanya ingin melampiaskan kekecewaanku. Iya! Aku kecewa!

Disela pemberitaan yang ramai di televisi dan sosial media tentang sampah plastik yang mulai mengancam keberlangsungan hidup ekosistem laut aku melihat hal yang tak kalah mengecewakan dibandingkan sampah plastik yang mulai menggunung.

Rabu (6/02), aku sebagai kaum millenial yang tak bisa lepas dari gawai ini sedang melihat-lihat isi instagram. Mulai dari like dan comment kulakukan di instagram.

Tapi ketika aku melihat insta story dari instagram @oceandefenderid hatiku terenyuh. Instagram @oceandefender mengcapture sebuah account yang di dalamnya berisikan postingan terkait dengan praktik penjualan sirip hiu.

Rasa kepo ku muncul, aku menggunakan akun pribadiku untuk melihat profil penjual sirip hiu itu. Dan hal yang menakjubkan membuatku kaget!

Acount itu memiliki lebih dari 1k pengikut ! Lalu aku berfikir, apakah ia seorang influencer? Ataukah ia seorang yang berpengaruh?

Untuk menjawab kekepoanku itu, aku memanfaatkan account @gpyouthid untuk membuat sebuah insta story yang hampir sama dengan @oceandefenderid untuk memberitahu account tersebut bahwa “Shark is not food”.

Dan hasilnya mencengangkan! Respon positif mulai bermunculan melalui Direct Message instagram milik @gpyouthid, dan tak sedikit account-account yang me-repost insta story milik @gpyouthid.

Tak lama kemudian, account penjual sirip hiu itu meminta maaf dan melakukan klarifikasi melalui account @gpyouthid. Penjelasan dari account itu sendiri bahwasanya ia hanya membantu temannya untuk menjual sirip hiu itu

(minta maaf sana mbak sama hiunya).

Tapi temen-temen tau gak sih kenapa hiu diburu? Jelas! Karena hiu memiliki harga yang mahal dan daging hiu dipercaya baik untuk kesehatan terutama kecantikan.

Katanya, sel telur hiu yang biasa disebut kaviar merupakan makanan termahal di dunia.

Aku pernah melihat langsung tayangan National Geographic dimana para nelayan melakukan praktik penangkapan hiu yang sangat sadis!

Nelayan memenggal pala sang hiu agar sang hiu tidak memberontak dan menyakiti nelayan. Kemudian setelah itu sang nelayan memotong sirip, dada, perut dan ekor dari sang hiu untuk dijual.

Setelah sang hiu sudah tak berdaya kemudian dibuang lagi ke lautan. sungguh tayangan yang menyayat hati😭.

Sungguh keji cara untuk menyajikan semangkuk sup sirip hiu yang katanya berkhasiat untuk kulit agar semakin cantik.

Jadi? Masih mau makan sirip hiu? Aku sih engga!!!

Untuk mengobati kekecewaanku, maukah teman-teman membantuku? Membantu untuk menyuarakan #SaveShark dan memberitahu kepada dunia bahwa “Shark is not food!“.

Dan bantu aku dan teman-teman Ocean Defender untuk tidak mengonsumsi menu yang berbahan daging hiu.

Karena sudah menjadi prinsip ekonomi dimana ada permintaan maka ada penawaran.

Jangan mencari sup sirip hiu hanya karena penasaran rasa dan khasiatnya ya teman-teman.

Mari menjaga keseimbangan laut!

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan