Restorasi Mangrove ala Masyarakat Ampekale, Maros, Sulawesi Selatan

Ekosistem mangrove telah menjadi penunjang kehidupan dan penghidupan masyarakat pesisir.

Ketika mangrove kritis, maka masyarakat pesisir akan dihadapkan dengan bencana abrasi yang akan diperparah oleh krisis iklim yang sedang terjadi.

Hal inilah yang dihadapi masyarakat di Desa Ampekale, Kecamatan Bantoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Desa ini memiliki penduduk sebanyak hampir 3000 jiwa dengan sumber perekonomian utama berasal dari laut dan tambak. Sayangnya kondisi hutan mangrove di kampung ini sudah sangat mengkhawatirkan dan masuk dalam kategori rusak.

Namun masih ada sebagian masyarakat yang menyadari situasi ini sehingga mau berbuat sesuatu sebelum terlambat.

Video ini berisi cerita singkat tentang Pak Abdul Muthalib dan upaya masyarakat Ampekale merestorasi hutan mangrove mereka.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan