Puasa Sampah Plastik Bersama Siswa-siswi SMAN 1 Tajurhalang

puasa plastik

Perang melawan plastik bukanlah hal yang mudah. Banyak dimensi yang harus disentuh dalam melawan krisis plastik yang terjadi abad ini.

Salah satu dimensi dalam mengurai krisis plastik adalah dimensi pendidikan. Pendidikan sebagai modal dasar untuk membangun sumber daya manusia. 

Pada hari Sabtu, 27 Agustus 2022, ekstrakulikuler (ekskul) Pecinta Alam SMAN 1 Tajurhalang (PAKAR) menyelenggarakan Seminar bertajuk “Puasa Sampah Plastik”.

Kegiatan dihadiri oleh 34 peserta dari latar belakang ekskul yang berbeda-beda. Ada yang dari ekskul teater, paduan suara, seni tari, pramuka, badminton, voli, paskibra, benkyoukai, PIK-R, hingga pengurus OSIS dan MPK juga turut hadir ke seminar ini.

puasa sampah plastik
Suasana seminar “Puasa Sampah Plastik”

Talida Salma, Anggota Ocean Defender Greenpeace Indonesia menjadi pembicara dalam seminar ini. Salma mejelaskan mulai dari sejarah plastik, jenis-jenis plastik, hingga bagaimana kondisi sampah di Indonesia.

“Plastik awalnya diciptakan untuk mencegah kepunahan dan deforestasi namun dalam perkembangannya di ‘Abad Plastik’ ini, plastik membawa ancaman tersendiri. Maka dari itu penting bagi kita untuk menguranginya bahkan berhenti menggunakan plastik, terutama plastik sekali pakai,” ujar Salma.

Narasumber juga menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari plastik yaitu mempelajari dan menambah ilmu mengenai sampah plastik, kemudian melakukan aksi seperti mengurangi pemakaian plastik, menggunakan ulang barang yang dimiliki dan melakukan bebersih. Aksi selanjutnya yaitu berbagi, membangun kesadaran dan mengajak orang-orang terdekat untuk mengurangi sampah plastik.

Konsumsi seminar dibuat untuk meminimalisir penggunaan plastik

Aksi nyata dalam puasa sampah plastik tercermin dari penyajian konsumsi seminar dan merchandise yang zero plastic.

Sebelum memerikan materi, narasumber memperkenalkan Greenpeace dan Ocean Defender kepada para peserta.

“Greenpeace adalah organisasi kampanye internasional yang beraksi untuk mengubah perilaku dan kebiasaan untuk menjaga dan menyelamatkan lingkungan dan memperjuangkan perdamaian. Kemudian, Ocean Defender itu sendiri merupakan salah satu unit berbasis kerelawanan yang ada di Greenpeace Indonesia yang bertujuan untuk mendukung kampanye laut yang sehat dan terlindungi,” ujar Talida.

puasa sampah plastik
Pesan untuk melawan krisis plastik

Kegiatan ditutup dengan membuat pesan ajakan, harapan, dan komitmen diri untuk membebaskan bumi dari sampah plastik.***

Baca juga: Mikroplastik, Bahaya Nyata Tak Kasat Mata

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan