Young Explorer 2019 #6 – Belajar Jenis Terumbu Karang dan Menyelam di Laut Banda Neira

Pagi hari di mulai dengan materi presentasi mengenai transplantasi terumbu karang dari Kak Rahayu, salah satu staff pengelola Taman Wisata Peraian (TWP) Laut Banda.

Sebelum mulai praktek transplantasi terumbu karang, kami banyak belajar mengenai terumbu karang dari Kak Ayu. Mulai dari jenisnya dan teknis transplantasi.

Terumbu karang merupakan ekosistem terpenting dalam laut. Rumah bagi ikan atau organisme laut lainya juga menjadi sistem alami perlindungan pesisir dari gelombang laut.

Tapi kini terumbu karang sudah banyak rusak, paling banyak akibat aktivitas manusia. Mulai dari pencemaran sampah di laut, racun bom ikan, perdagangan ilegal, sedimentasi, tumpahan minyak, bahan organik untuk pembuatan kosmetik atau obat-obatan, kegiatan pembangunan yang merusak seperti reklamasi dan juga para wisatawan yang tidak bertanggung jawab.

Hanya sebagian saja kerusakan yang terjadi secara alami, contohnya terjangkit jamur atau parasit, polip karang oleh achantaster, aktivitas gunung vulkanik atau pemutihan terumbu karang akibat perubahan iklim.

Setiap tahun lautan kita kehilangan terumbu karang yang sehat akibat berbagai alasan di atas. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi  kerugian atas kerusakan terumbu karang.

Mulai dari sosialisai mengenai pengetahuan terumbu karang, sosialisasi nelayan untuk selalu berhati-hati dalam melepas jangkar dan cara menangkap ikan, mengingatkan turis untuk tidak merusak terumbu karang saat wisata selam, sampai himbauan untuk selalu menjaga kebersihan sungai dan pesisir .

Tapi buatku, “Konservasi, sosialisasi atau rehabilitasi terumbu karang tidak akan cukup jika kita tidak bersinergi untuk menjaganya, kalau bukan kita siapa lagi?” .

Hari ini kami mencoba belajar dan praktek transplantasi terumbu karang melalui media yang paling mudah. Menggunakan semen dan pipa untuk mengikat terumbu karang, nantinya akan menggunakan rangka besi sebagai rak.

Kak Ris dari TWP Banda Neira

Selesai materi dan praktek transplantasi, hal yang ditunggu tiba. Kami berangkat menuju Pantai Malole untuk snorkeling. Setibanya disana kami dibuat takjub, hanya dengan satu spot saja kami sudah melihat berbagai macam terumbu karang yang baru kita pelajari tadi .

Mulai dari jenis bercabang, menjalar, sub masif, soliter, kolumnar, folious, atau tabulate. Tidak hanya itu, terumbu karangnya pun masih sehat. Berbagai warna unik kami temukan seperti warna hijau, kuning, ungu, merah, biru, coklat, ah cantik sekali!

Tidak ada habisnya aku mengagumi keindahan bawah Laut Banda Neira.  Tidak terasa sudah hampir tiga jam berenang bebas sekitaran Pantai Malole dan Pulau Syahrir. Aku telah terbius dan tak terasa waktu.

Aku menikmati setiap detik menyelam di laut Banda, kawasan perairan kepulauan Banda Neira terkenal bagi para pecinta selam. Airnya yang jernih, hamparan pasir putih, ekosistem laut yang masih sehat,  gradasi warna laut, tebing-tebing laut atau pesisir pantai yang indah, semua yang disini Tuhan sudah takdirkan istimewa.

Kita sebagai manusia harus menjaga dan melestarikan keindahan semesta yang sudah Tuhan berikan!

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan