Overfishing, Ancaman Serius Bagi Laut Indonesia

Overfishing yang kini mengancam ikan di laut Indonesia, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan rekor wilayah lautan yang sangat luas menjadi rumah bagi para hewan laut. Sebagian masyarakat menggantungkan nasib mereka pada hasil tangkap ikan di lautan Indonesia ini. 

Sekitar 4.000 spesies ikan tersebar di laut Indonesia,  Indonesia menyumbang kebutuhan protein hewani bagi warganya. Protein sebagai salah satu dari tiga gizi utama yang diperlukan oleh tubuh, kita bisa mendapatkannya dalam ikan. 

Ikan adalah sumber protein yang sangat penting bagi pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18 persen protein terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak saat pemasakan. Ikan juga mengandung 1-20 persen lemak, sebagian besar adalah lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan kolesterol. 

Banyaknya kebutuhan ikan, dan meluapnya perdagangan ikan secara besar mengakibakan overfishing. Overfishing adalah status yang diberikan kepada suatu wilayah peraian yang sumber daya ikannya telah mengalami penangkapan lebih dari sumber daya ikan tersebut untuk pulih atau dengan kata lain produksi ikan lebih besar dari sumber daya ikan. 

Penangkapan ikan di laut Barents

Overfishing dipicu oleh penangkapan ikan secara berlebihan dari para nelayan yang sudah diberikan bantuan fasilitas oleh pemerintah. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh IISD atau Internasional Institut for Sustainable Devolepment menyebukan bantuan terhadap sektor perikanan tengkap laut sebesar USD 140-210 juta per tahun. 

Beberapa bentuk bantuan pemerintah ternyata tak hanya berdampak positif, hal ini mengakibatkan upaya penangkapan ikan secara berlebihan dan tidak efektif dalam mendukung komunitas perikanan dalam jangka panjang. 

Maka dari itu, sudah seharusnya dilakukan evaluasi untuk beberapa bantuan tersebut. Seiring dengan kondisi sosial ekonomi komunitas nelayan yang bergantung pada sektor perikanan, beberapa bantuan dari pemerintah berpotensi membahayakan sektor tersebut.  

Salah satu jenis ikan yang mengalami overfishing adalah Tuna. Ada 5 jenis Tuna yang populer di pasaran yaitu albacore, bigeye, bluefin, yellowfin, dan skipjack. Namun sayangnya kelima jenis tuna tersebut termasuk dalam daftar hewan yang sudah mulai langka dan terancam punah.

Dampak dari overfishing tuna ini adalah populasi tuna yang menurun. Penurunan ini dikarenakan meluapnya permintaan ikan tuna di pasar sushi kelas atas yang menyediakan daging ikan tuna segar dan beberapa produk tuna kaleng. 

overfishing
Seekor hiu Blue Shark tertangkap

Tak hanya ikan, terumbu karang juga terancam. Pengurangan ikan kecil akan merusak terumbu karang. Jaring yang digunakan untuk menangkap ikan juga berpotensi merusak terumbu karang terlebih lagi nelayan yang memakai bom untuk menangkap ikan. 

Saat penjaringan ikan dipastikan akan ada by catch atau ada spesies yang tidak ditargetkan untuk ditangkap namun ikut masuk dalam jaring. Hal ini terjadi karena jaring yang terbentang luas. WWF menjelaskan ada sekitar 300.000 lumba-lumba , paus kecil, dan penyu mati tiap tahunnya karena by catch. Jaring-jaring menjerat hewan-hewan tersebut membuat mereka sulit bergerak dan mati. 

Overfishing juga tak hanya bagi hewan laut saja tetapi bagi manusia. Banyaknya permintaan makanan laut yang tinggi akan membuka lowongan pekerjaan, namun ketika sudah tak ada lagi ikan maka akan banyak pekerja yang diberhentikan. 

Sebagai manusia yang dianugerahi untuk dapat menikmati dan mengelola bumi dan isinya, terkadang manusia hanya fokus menikmati tanpa mengelolanya dan tidak memikirkan keberlangsungan makhluk lain.

Salah satu cara untuk mengurangi overfishing adalah dengan sustainable yaitu dengan menangkap ikan tuna satu persatu dengan kail daripada menggunakan jaring atau mesin. 

Penggunakan sustainable ini hanya bisa diterapkan kepada nelayan-nelayan kecil karena menurut Internasional Ocean Policy expert Maximiliano Bello mengatakan penggunaan konsep sustainable terlalu jauh dengan konteksnya. Mudah untuk diterapkan untuk nelayan-nelayan kecil akan tetapi untuk konsep sustainable tidak sebanding dengan industri tuna yang masif. Harus ada kesepakatan, standar, dan aturan bersama untuk menentukan berapa batasan maksimal dan minimal ikan yang ditangkap. 

Hal lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi overfishing adalah kembali kepada kesadaran masing-masing manusia, bagimana manusia ingin hidup di alam yang lestari. Menjaga dan mengelola dengan baik agar kita bisa menikmati alam dikemudian hari.

Overfishing adalah bentuk keserahan manusia, menghabiskan stok ikan tanpa memikirkan jangka panjang. Maka untuk mengurangi itu semua perlu kesadaran diri. 

Baca juga: Suku Bajo, Riwayatmu Kini

Sumber: Webinar laut sehat, Penjaga laut, Asiatoday.id, Ultimagz

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan