Pemuda Harus Membangun Ulang Indonesia yang Bebas dari Cengkraman Oligarki

edukasi oligarki politik lingkungan

Pemuda dan politik lingkungan sesungguhnya menjadi sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Mengingat pemuda merupakan ujung tombak penggerak perubahan dalam berbagai sektor. Pemuda memiliki energi yang besar untuk terus melakukan perjuangan hingga titik-titik perubahan yang diharapkan dapat diraih.

Politik lingkungan di Indonesia berada pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Berbagai investigasi telah mengungkap faktor-faktor penyebab berbagai krisis di Indonesia, termasuk krisis lingkungan.

Oligarki Indonesia tak segan-segan menampakkan wujudnya dalam jajaran kekuasaan pemerintahan. Berbagai produk politik dan hukum yang kontroversial seperti UU KPK, UU Minerba, dan UU Cipta Kerja merupakan sebagian produk politik dari para oligarki yang akan memperburuk situasi dan kondisi lingkunga hidup termasuk lautan di Indonesia.

Greenpeace menggelar Youth Festival dengan tajuk “Membangun Ulang Indonesia” di Jakarta, 28 Oktober 2022 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Acara diisi dengan sejumlah workshop, diskusi publik, pameran foto, booth artificial intelligent, serta pertunjukan musik.

Youth Festival diselenggarakan dalam upaya untuk memberikan edukasi politik lingkungan dan menyediakan ruang diskusi bersama kepada anak muda yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Youth Festival mengajak kaum muda memahami bahwa Indonesia saat ini berada dalam cengkraman oligarki yang menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat sekaligus mengajak kaum muda untuk mengambil peran untuk Indonesia ke depan yang lebih baik, berkeadilan dan berkelanjutan dengan membangun ulang Indonesia. 

Untuk dapat memahami lebih mudah mengenai dampak dari produk politik yang mengancam laut Indonesia, kamu dapat menyimak dokumenter bertajuk “Sangihe Melawan”.

Selain itu, kamu juga dapat menyaksikan dokumenter bertajuk “Lumbung Ikan Nestapa” yang akan memberikan gambaran di lapangan akibat kebijakan yang sarat akan kepentingan oligarki dan bisnis tertentu.

Dokumenter tersebut merupakan segelintir contoh dari kerakusan para oligarki yang akan mengancam baik dari sektor daratan seperti kasus hutan, batubara dan sawit serta sektor lautan.

Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia, Afdillah menuturkan bahwa sumber daya laut Indonesia berada dalam kondisi yang tidak sehat dan dikuasai oligarki. Kondisi ini sangat menyulitkan nelayan tradisional Indonesia.

“Sumber daya laut kita hari ini juga sudah dikuasai oleh para oligarki. Hal ini terbukti dengan kondisi laut indonesia hari ini sudah hampir mengalami overfishing yang berdampak pada kesehatan laut Indonesia, artinya laut indonesia sedang sakit. Di saat laut kita menghadapi ancaman polusi plastik, oil spill, krisis iklim yang sangat menyulitkan nelayan tradisional Indonesia, harusnya saat ini pemerintah fokus untuk bagaimana memulihkan laut Indonesia, tetapi kebijakan kelautan pemerintah hari ini justru berpihak pada pera pemilik modal dengan memudahkan perizinan penangakapan ikan,” ujar Afdillah.

edukasi oligarki kepada kaum muda
Aktivis Ocean Defender Indonesia berbincang dengan kaum muda pengunjung Youth Festival “Membangun Ulang Indonesia” di Jakarta, 28 Oktober 2022. / Foto: Ocean Defender Indonesia

Afdillah juga mengimbau kaum muda Indonesia Indonesia untuk memikirkan ulang pola pembangunan yang akan berdampak pada masa depan kaum muda itu sendiri.

“Yang harus kita waspadai adalah, khususnya bagi teman-teman kaum muda bahwa teman-teman kaum muda yang akan mewarisi Indonesia yang merupakan negara maritim. Jika laut rusak, maka akan berdampak terhadap masa depan kaum muda sebagai pewaris negara Indonesia, sehingga perhatian terhadap kesehatan laut indonesia harus dimulai dari saat ini. Membangun Indonesia kembali dan mengembalikan orientasi pembangunan Indonesia sebagai kegara kepulauan yang adil dan lestari, tidak hanya fokus pada pembangunan di daratan dan berpihak pada pemilik modal semata,” tutur Afdillah.

Baca juga: Gurita Raksasa Mengepung Kantor Gubernur Sulawesi Selatan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan