Suara Perempuan Pesisir Pulau Sangihe yang Mempertahankan Tanah Masyarakatnya dari Perusakan Pertambangan

perempuan pesisir sangihe

Kisah perjuangan perempuan pesisir, sebut saja Jull Takaliuang, perempuan pesisir asal Pulau Sangihe, salah satu pulau terpencil di ujung utara Indonesia.

Jull merupakan salah satu inisiator gerakan kelompok perjuangannya yang bernama koalisi Save Sangihe Island (SSI).

Perempuan ini berjuang bersama masyarakat lainnya untuk membebaskan Pulau Sangihe dari ancaman sebuah perusahaan tambang besar yang bernama PT Tambang Mas Sangihe (PT TMS).

PT TMS mendapatkan konsesi sebesar 42.000 ha dari luas daratan total pulau ini yg hanya sebesar 73.000 ha. Itu berarti 57% wilayah pesisir disini akan terancam dengan kerusakan yg sangat masif akibat eksploitasi pertambangan.

Jull telah melewati ujian panjang dan rumit untuk mempertahankan tanah masyarakatnya dari perusakan pertambangan, ia mengatakan: “Jika kita tidak melawan, 57% wilayah pesisir di sini terancam kerusakan besar oleh eksploitasi pertambangan. Ini adalah pulau kecil. Itu harus dilindungi, bukan dieksploitasi. Setelah melalui proses peradilan yang panjang, jangan siksa kami lagi dengan berbagai tipu muslihat untuk merampas rumah kami.”

perempuan pesisir
Tangkapan layar kisah inspiratif perempuan pesisir dunia untuk hak-hak perempuan dan akses masyarakat terhadap laut, Jull Takaliuang dari Pulau Sangihe, Indonesia.

“Pulau kecil ini diberikan oleh tuhan sudah mencukupi kebutuhan selama ini dari ratusan tahun yang lalu warisan para leluhur kami dan masyarakat Sangihe tidak pernah kelaparan. Jadi kalau kemudian perusahaan tambang mas beroperasi maka ancaman kelangsungan hidup, ruang hidup kami akan rusak”

“Kami juga mau menyampaikan kepada semua pihak terkait bahwa PT. TMS saat ini sudah dibatalkan izinnya secara hukum dan sah melalui putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

“Artinya, sebenarnya saat ini masyarakat Sangihe sudah memiliki hak untuk bebas dari ancaman ini, tetapi perusahaan masih memaksakan untuk berjalan, tetapi kami pun akan tetap melawan ini”

“Jadi kami memohon kepada pemerintah, kepada presiden jokowi, kepada Kementerian ESDM untuk segera memerintahkan PT. Tambang Mas Sangihe untuk hengkang dari Pulau Sangihe”

“Saya sebagai perempuan dari Sangihe memiliki mata pencaharian yang bergantung pada laut. Sehingga kami membutuhkan wilayah pesisir yang sehat”

“Kami ingin menyatakan Save Sangihe Island, bantulah kami untuk menyelamatkan pulau ini, pulau kecil yang indah dan telah memberikan kehidupan bagi kami orang Sangihe sejauh ini. Kami bertumbuh dengan adat dan budaya yang ada disini melalui alam yang luar biasa ini. Sangihe harus diselamatkan! Go to hell PT. TMS!”

Berikut video beberapa kisah inspiratif di dunia tentang perempuan pesisir (Nelayan Skala Kecil untuk hak-hak perempuan dan akses masyarakat ke laut.

Baca juga: 5 Fakta Perempuan Pesisir Indonesia

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan