Stop Membuang Sampah Popok Bayi! Dampaknya Mengancam Laut dan Manusia

“Memangnya berapa banyak popok yang mungkin dia (bayi kerang) gunakan?” Kata Patrick Star dalam serial animasi Spongebob Squarepants.

Pada episode ini, Spongebob yang geram menunjukkan seberapa banyak sampah popok bayi dihasilkan oleh bayi kerang, Anda dapat menonton episodenya disiniKata-kata Patrick tersebut mewakili Kita yang belum tahu berapa banyak sampah popok yang beredar di tempat pembuangan sampah akhir.

Lalu, berapa banyak sampah popok di laut? Apa dampaknya ke laut dan manusia? Yuk, cari tahu pada artikel lautsehat.id berikut ini!

Jumlah Sampah Popok di Laut 

Jumlah Sampah Popok di Laut
(Popok, Limbah Berbahaya yang Cemari Sungai-sungai di Jawa : Mongabay.co.id)

Sampah popok bayi memiliki jumlah yang tidak kalah fantastic dengan sampah jenis lainnya. Selain bau sampah popok bayi yang tidak sedap di indra penciuman, serta bermasalah juga pada lingkungan dan kesehatan. Bahayanya ini mengancam biota laut dan tidak sebatas kita saja.

Hal ini diperkuat dengan hasil riset World Bank dalam mongabay.co.id (2018), bahwa komposisi sampah di laut didominasi sampah organik (44%), popok atau diapers (21%), tas kresek atau plastik (16%), sampah lain (9%), pembungkus plastik (5%), beling kaca, metal (4%), botol plastik (1%).

Dampak Sampah Popok Bayi Terhadap Laut dan Manusia

Dampak Sampah Popok Bayi Terhadap Laut dan Manusia

Sampah popok bayi juga memiliki dampak tidak kalah mind-blowing terhadap ekosistem Laut. Ikut campurnya sampah popok terhadap kehidupan laut mempengaruhi terhadap penurunan hormon seks & perubahan kelamin pada biota air, serta penurunan kemampuan menetas pada ikan telur ikan, dan kegagalan reproduksi total. 

Pengaruh ke biota laut ini dapat menyebabkan kepunahan spesies laut. Sangat miris, kepunahaan ini disebabkan oleh popok bayi. Tidak terlepas biota laut, kita juga ikut merasakan dampak buruk sampah popok yaitu pencemaran pada air bersih yang membawa bakteri Escherichia Coli (E. Coli).

Bakteri ini umumnya dapat menyebabkan diare parah. Jadi, apabila Anda mengalmi diare parah, mungkin penyebab salah satunya adalah popok bayi!

Selain itu, dalam pemakaian popok bayi sekali pakai, banyak terdapat kandungan senyawa kimia seperti wewangian, pewarna, dan plastik. Apabila tidak cocok dengan bayi, maka akan menimbulkan risiko ruam, reaksi alergi, dan bahaya kesehatan lainnya.

Tidak Memakai Popok Sekali Pakai!

Tidak Memakai Popok Sekali Pakai!

Mengatasi persoalan sampah popok, maka kita dapat memulai dengan cara tidak memakai popok sekali pakai. Perlu diingat adalah sampah popok termasuk sampah yang sulit untuk diurai. 

Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan popok kain (clodi). Meskipun, tidak praktis dan Anda harus membersihkan feses dari popoknya. Harga popok kain (clodi) rata-rata berkisar Rp25.000,00. Hal ini terbilang cukup murah di kantong kita, ketimbang popok sekali pakai yang penggunaannya berkali-kali. 

Popok ini terbuat dari bahan kain, tentunya lebih nyaman pada kulit bayi. Melalui penggunaan popok kain (clodi), Anda berkontribusi mengurangi pembuangan sampah popok.

Mengubah Sampah Popok Menjadi Kompos

Mengubah Sampah Popok Menjadi Kompos

Bagi yang suka bercocok tanam, Anda dapat mengubah isi sampah popok untuk dijadikan kompos. Hampir semua isi sampah popok dapat diubah jadi kompos hanya saja bagian pelapis, plastik, dan kertas tidak bisa dibuat kompos.   

Bagi kaum rebahan dan tidak suka bercocok tanam, tenang saja, Anda dapat mengirim sampah popok ini ke bank sampah. Jangan lupa, terlebih dahulu Anda harus melakukan sortir sampahnya sebelum dikirim. 

Sampah popok harusnya menjadi isu penting di tanah air kita. Sungguh ironi, apabila yang mana Indonesia terkenal memiliki laut terluas. Akan tetapi, masih banyak yang membuang sampah popok bayi untuk membantu merusak kekayaan alam tersebut.

Kita perlu mengatasi pemborosan sampah popok bayi. Pemborosan  ini, dikarenakan permintaan konsumen yang banyak, pemakaian yang serba praktis, serta upaya popok kain (clodi) masih kalah bersaing dengan kompetitornya, yaitu popok sekali pakai.

Maka, stop membuang sampah popok bayi. Keterlibatan Anda, tidak hanya membantu tanah air kita, tetapi bumi juga sebagai tempat yang nyaman untuk generasi berikutnya.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan