Young Explorer 2019 #10 – Bukan Perjalanan Terakhir

Tidak terasa hari-hari berlalu dengan cepat. Sebelumnya, aku merasa sepuluh hari adalah waktu yang sangat panjang, tetapi ketika dijalani ternyata waktu ini terlalu singkat.

Hari terakhir di Ambon kami habiskan untuk memburu oleh-oleh khas Maluku. Banyak dari kami membeli minyak kayu putih, kue kering olahan kenari, karena manisan buah pala kami sudah membeli langsung di Banda Neira.

Kemudian kami makan siang di rumah makan sekitaran pinggir Teluk Ambon, menikmati makan siang seafood segar dengan cita rasa khas bumbu Maluku sambil menikmati tiupan angin laut.

Selama perjalanan aku selalu bertanya “Bagaimana perasaan kamu? Apa kamu senang? atau sedih karena mau pulang? “ hampir semua menjawab “Aku senang mau pulang karena aku rindu keluarga kak!” .

Aku tau kalian rindu keluarga, karena banyak cerita yang mau kalian sampaikan kepada keluarga kalian kan? serangkaian cerita dan pengalaman berharga yang kalian sudah lewati selama sepuluh hari, pasti keluarga kalian juga bersemangat mendengarkan langsung dari kalian!

Kami harus bergegas cepat menuju bandara, karena penerbangan kami jam 14.30 WITA dan akan tiba di Cengkareng jam 15.30 WIB . Setelah  mendarat kami langsung menuju ke bagian penggambilan bagasi.

Sepanjang perjalanan di terminal 3 mereka selalu bertanya:

“Yah! Kak Nisa kita ga ketemu lagi dong ?”

“Kak Nisa kapan kita ketemu lagi ya?”

 “Kak, kakak kapan kita bisa gini lagi ya?”

Ah, aku pun selalu bertanya dalam hati dengan pertanyaan yang sama! Aku merasa punya banyak adik-adik selama perjalanan ini. Aku merasa punya tanggung jawab dan perhatian untuk mereka.

Sembari menunggu bagasi, tiba-tiba mereka memberikan plakat. Ibu guru, pak guru, dan adik-adik sambil memberikan ucapan terima kasih.

Bukankah seharusnya aku yang banyak berterimakasih. Terima kasih banyak atas kebersamaan dan kerjasamanya selama sepuluh hari di Ambon dan Banda Neira adik-adik SL 7 Sekolah Alam Indonesia.

Aku tahu perjuangan kalian sebelumnya selama tujuh bulan merencanakan program ini.

Mulai dari menentukan lokasi, menyusun proposal, menyusun anggaran keuangan, mencari dana sendiri dari berjualan, membuat event untuk donasi, sampai presentasi ke perusahaan dan organisasi.

Mereka sudah banyak melakukan proses belajar dan pendewasaan melalui program yang mereka rancang selama ini.

Mereka melakukan hal sesulit ini di usia mereka yang masih belia, tentunya dengan bimbingan dan dukungan dari guru-guru  dan orangtua mereka yang hebat juga.

Adik-adik sudah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk belajar dan berbagi bersama.

Dari mulai melakukan kampanye di ruang publik, melakukan pembersihan pantai dan audit merek, belajar transplantasi terumbu karang sekaligus melihat langsung keindahannya, belajar sejarah dan juga mengunjungi beberapa sekolah untuk melakukan serangkaian kampanye laut dan juga bakti sosial kepada sekolah yang kurang beruntung.

Kalian luar biasa menginspirasi! Kebaikan pasti akan menular dan dibalas dengan kebaikan lagi!

Misi menjelajah Gugusan indah Kepulauan Maluku dan menyebarkan kampanye laut telah selesai tapi ini bukan perjalanan terakhir.

Kami tidak berhenti sampai di sini saja, masih banyak PR yang harus di kerjakan dan kita harus tetap berkolaborasi. Kalau bukan kita sebagai generasi muda, siapa lagi ?!

Terima kasih kepada keluarga Sekolah Alam Indonesia sudah peduli kepada laut kita dan semoga tetap konsisten!

Terima kasih kepada Bapak Usman Thalib  yang sudah memberikan kami materi sejarah tentang Maluku.

Terima kasih kakak-kakak dari TWP KKP Banda Neira sudah memberikan kami materi tentang terumbu karang dan membawa kami melihat surga bawah laut Banda Neira.

Terima kasih kepada Kapten Nursyamsi Salam yang sudah memberikan kita kesempatan belajar dan mengenal lebih jauh tentang dunia pelayaran.

Terimakasih kepada semua pihak yang sudah mendukung kegiatan Young Explorer 2019!

Spesial Terima kasih untuk Bapak Jazuli, Bapak Bukhori, Ibu Mifta, Ibu Fani yang senantiasa sabar membimbing, mendidik, mengontrol, memotivasi adik-adik Sekolah Alam sehingga mereka menjadi generasi dengan pribadi yang cerdas, tangguh dan teladan.

***

Teman-teman terimakasih juga sudah membaca blog series-ku! Ditunggu video dokumenter perjalanan dan Vlog di Youtube Ocean Defender Indonesia yaa! 🙂

Kamu juga bisa baca semaua blog terkait kegiatan Young Explorer 2019 di sini!

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan