Ayo Bawa Tumbler-mu untuk Mendukung Indonesia Bebas Sampah 2020

Hari Minggu (26 Februari 2017), sejuknya udara pagi dan hangatnya sinar matahari menyambut kedatangan saya bersama teman-teman volunteer Ocean Defender dan Youth Greenpeace di acara Car Free Day (CFD), Jakarta.

Ada misi khusus yang kami bawa pada CFD tersebut yakni untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari.

Di acara ini kami ingin memberikan sosialisasi kepada seluruh masyarakat tentang pentingnya mengubah pola hidup dan konsumsi untuk mengurangi jumlah sampah yang berpotensi membahayakan biota dan ekosistem laut.

Berdasarkan data yang diperoleh Ocean Conservancy (2016) menyatakan BOTOL PLASTIK minuman ringan berada di ranking 2 dari 10 besar jenis sampah yang paling banyak dikumpulkan dalam kegiatan International Coastal Cleanup.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Greenpeace (2016) mengenai Survei Konsumen Minuman Ringan di Indonesia menyebutkan sebesar 94,64% responden setuju bahwa “Bawa botol minum sendiri dan stasiun isi ulang produk minuman ringan perlu disediakan produsen.”

Atas dasar inilah, pada acara tersebut kami menggunakan Water Refill Station sebagai bentuk kampanye #ThinkandDrink dengan membawa tumbler untuk penerapan 3R #RefillKuy menuju Indonesia #BebasSampah2020.

Pada kegiatan kampanye tersebut, kami masih menemukan banyak masyarakat yang tidak membawa tumbler dan cenderung membawa botol plastik minuman ringan yang dibeli dari pedagang sekitar area CFD.

Coba kita bayangkan jika dalam area CFD tersebut mayoritas membeli botol plastik dan membuang botol tersebut tidak pada tempatnya, berapa banyak jumlah sampah yang akan dihasilkan dan mencemari lingkungan?

Oleh karena itu, kami berupaya untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya membawa tumbler dalam mengurangi jumlah sampah.

Kampanye Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 serentak tidak hanya diselenggarakan di Jakarta akan tetapi juga di kota-kota Indonesia lainnya, yaitu Bandung, Semarang, Padang, dan Riau oleh volunteer Greenpeace dan komunitas lainnya.

Mungkin di antara kamu masih ragu dengan cita-cita menuju Indonesia Bebas Sampah tahun 2020, namun tidak ada yang mustahil dalam mencapai gerakan tersebut.

Dengan menerapkan prinsip 3R, antara lain membawa tumbler dan mengurangi penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari, kamu turut berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah dan menyelamatkan lautan.

Kami siap mendukung gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020. Kamu?

Kami tunggu gerakanmu untuk mendukung Indonesia Bebas Sampah 2020!

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan