Aksi Membersihkan Sampah di Pulau Klah

Dalam mempererat silahturrahmi antar pengurus forum komunitas pemuda desa, pada hari Jum’at 24 Juli 2020 melalui Forum Komunitas Peduli Wisata Nemo (FKPWN) Krueng Raya-Sabang, melakukan aksi pembersihan sampah di lokasi Pantai Teupin Cirik dan Pulau Klah.

Pantai Teupin Cirik dan Pulau Klah berada di wilayah kerja Pemerintahan Desa Krueng Raya dekat Pulau Weh Sabang, Sumatera Utara. Selama pandemik wabah Covid-19, kedua lokasi ini terkenal sebagai tempat untuk berwisata dan rekreasi.

Pulau kecil yang tidak berpenghuni ini meskipun ukurannya kecil, namun menawarkan pemandangan alam yang luar biasa yang tidak bisa dilewatkan oleh wisatawan. Banyak pohon lebat tumbuh di dekat pantai sangat cocok untuk menghabiskan akhir pekan .

Karena banyaknya tamu yang berkunjung berwisata, kesadaran untuk berbudaya bersih sampah agak kurang sehingga sampah berserakan dimana-mana. Kurangnya perhatian membuat pulau ini sedikit hilang pesona keindahanya.

Aksi pembersihan sampah yang dicanangkan oleh forum ini, mendapat dukungan positif dari Yayasan Coral Oasis melalui program kampanyenya “SAVE CORAL OASIS”. Dengan membuat tempat sampah dari drum bekas oli dan kebutuhan untuk pembersihan sampah di pantai dan dalam laut.

Aksi ini juga mendapat izin dan dukungan dari Perangkat Desa, Bhabinkamtibmas/Babinsa Desa, Panglima Laut, Mahasiswa Universitas Soedirman, Mahasiswa Universitas Negeri Padang dan masyarakat setempat. Mereka juga terlibat langsung dalam membersihkan sampah di sepanjang pantai dan pulau.

Sampah yang dikumpulkan oleh relawan darat dan laut berjumlah 20 kantong sampah/karung. Sampahnya berupa: Botol minuman plastic, Popok bayi, Styrofoam makanan, Bungkusan plastik makanan, Tutup botol plastic, Pipet minuman, Puntung rokok, Tali pancing, Tali nilon, Jarring/net. Semua sampah diangkut dan dibuang ketempat pembuangan sampah akhir.

Penting untuk kita untuk selalu menjaga kebersihan dan juga mulai memiliki perilaku dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada saat berwisata. Kesadaran ini harus selalu diterapkan.

Editor : Annisa Dian N

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan