Kisah Big Blue Ocean di Lombok

20190211_165159.jpg

Pada dasarnya setiap organisasi memiliki tujuan untuk mencapai kesuksesan. Ini adalah salah satu prinsip utama kami di Big Blue Ocean Lombok (BBOL) yang mencakup pengabdian, pendidikan dan memiliki pendekatan pragmatis dalam menyelamatkan lautan kita.

Lombok memiliki masalah dasar yang sama seperti kebanyakan pesisir di Indonesia, ketika kita datang ke pantai banyak ditemukan puing-puing asing terutama plastik, berakhir di lautan kita yang indah.


Di Big Blue Ocean Lombok kami telah melihat masalah  dan menargetkan anak di usia muda seperti 4-10 tahun. Kami percaya memengaruhi pola pikir generasi baru melalui pendidikan, dalam pengaruh plastik pada lautan kita dan menyoroti cara-cara pembuangan alternatif.

Kita akan memiliki kesempatan untuk menciptakan stereotip baru tentang cara menangani masalah plastik, terutama sampah plastik sekali pakai yang terus mencemari lautan kita.

BBOL pergi ke sekolah-sekolah dari 2 sekolah SD di Kuta, yaitu SD Kuta 1 dan SD Kuta 2.

Kami berkolaborasi bersama Ocean Defenders dan Greenpeace Indonesia dan mengadakan presentasi yang menarik tentang dampak puing-puing plastik lingkungan dan kehidupan laut.

Anak-anak semakin terlihat senang dan  antusias ketika kami memberikan hadiah untuk mereka yang bermanfaat seperti tumblr dan sedotan bambu, sebagai kampanye pengurangan plastik sekali pakai.

Kami juga memberikan kaos, sehingga orang akan bertanya apa yang mereka kenakan? siapa mereka? Apa yang mereka lakukan? Kemudian anak-anak dapat mempengaruhi dengan bercerita tentang apa yang mereka lakukan dan mereka pelajari bersama Big Blue Ocean.

Keesokan harinya kedua sekolah itu berada di fase ke-2 yaitu pengembangan pendidikan. Kami mengadakan pembersihan pantai di pesisir Pantai Kuta Lombok.

Pada hari minggu,  semua anak yang kami kunjungi kemarin membawa tumblr dan menggunakan t-shirt yang telah kami berikan. Lebih dari 100 orang yang terdiri dari anak-anak sekolah, bisnis lokal, desa setempat, teman-teman dan keluarga membantu mengumpulkan sampah dan puing di Pantai Kuta Lombok.

Kemudian kami mengumpulkan sampah tersebut ke dalam truk sampah. Truk sampah kemudian membuang limbah dengan cara yang benar di tempat pengumpulan yang diatur.

Ini adalah cara yang bagus dan efektif untuk membuat anak-anak kecil menyaksikan, memvisualisasikan, dan memahami dampak besar dari masalah plastik dan puing-puing yang terus mencemari  lautan kita.

Kami akan terus konsisten untuk melakukan metode ini untuk Lombok yang lebih bersih dan laut Indonesia yang lebih sehat!

Editor: Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan