Aksi Pembersihan Pantai Teupin Seurikui, Iboih

Projek pembersihan kawasan pantai wisata Gampong Iboih kali ini dari relawan UTP Scuba Diving Club, Mewakili Universiti Teknologi Petronas (UTP) yang akan melakukan pembersihan pantai dalam ekspedisi menyelam di Pulau Weh pada tanggal 16-19 Januari 2020.

UTP Scuba Diving adalah merupakan sebuah club di bawah pengawasan UTP Kurikulum unit dan Jabatan Sukan dan Rekreasi.

Tujuan melakukan kegiatan pembersihan pantai karena ingin memberikan penyadartahuan sekaligus aksi bersama dengan  masyarakat setempat untuk memelihara kebersihan laut demi kepentingan generasi akan datang.

Untuk mensukseskan Project CSR dari UTP Scuba Diving Club difasilitasi oleh diveshop Rubiah Tirta Divers dan Yayasan Coral Oasis dalam melaksanakan aksi. Untuk lokasinya di mulai dari sepanjang Pantai Teupin Seurikui sampai Penginapan Yulia, Gampong Iboih.

Dalam aksi ini relawan mengumpulkan sampah non organik sebanyak 25 karung yang dikumpulkan di dalam karung goni beras berukuran 15kg. Untuk sampahnya terdiri dari: botol minum kemasan plastik, botol minuman kaleng, kaleng cat, gelas plastik, kantong plastik, bungkusan makanan ringan, sterofoam, pipet.

Bahkan kami juga menemukan peralatan eletronik seperti kipas angin dan peralatan radio. Kemudian sampah yang paling sering dijumpai juga banyak seperti puntung rokok, tali, bekas jaring dan lainnya.

Dengan aksi kecil ini, setidaknya warga dapat lebih menjadi tanggungjawab terhadap sampahnya hingga tidak sampai banyak mencemari lautan dan pesisir.

Sampah yang mencemari lautan pastinya juga akan berdampak buruk pada ekosistem dan juga biota bawah laut. Mengingat warga sekitar pun banyak menggantungkan hidupnya pada laut dan kawasan pariwisata pesisir .

Disamping itu juga, klub ini mempunyai objektif untuk membawa dan mepromosikan UTP sebagai salah satu universitas yang tersohor di Malaysia.

Sehingga bisa berkoloborasi melalui program CSR dan dengan Universitas atau komunitas lain yang ada di Sabang dan Aceh. Semoga aksi dan kegiatan untuk kebersihan lingkungan pesisir dan laut bisa rutin di lakukan.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan