Young Explorer 2019 #5 – Banda Neira Surga Indah di Timur Indonesia

“Kepada penumpang kapal Ngapulu, dalam beberapa saat kami akan tiba di pelabuhan Banda Neira”

“YAAY!!!”

Suara sorak gembira adik-adik sekolah alam.

Perjalanan di tempuh dalam waktu tepat 8 jam. Beruntungnya kami, kapal datang dan tiba tepat waktu. Tidak ada badai dan ombak cukup bagus. Karena beberapa hari sebelumnya kami banyak mendengar tentang cuaca buruk di laut.

Matahari di dek kapal memancarkan sinarnya, terlihat Gunung Api Banda berdiri gagah. Pulau pulau mulai terlihat, tanda kita akan menginjak daratan pulau sebentar lagi.

Setelah kapal bersandar di Pelabuhan Banda Neira, kami bersiap untuk turun kapal.

Pelabuhan ini merupakan pelabuhan utama pulau Banda Neira. Cukup padat dengan aktivitas jalur laut dan di luar terdapat pasar.

Kami berjalan beberapa meter saja dan di sebelah pelabuhan persis kami beristirahat di The Maulana Hotel. Hotel ini bagus sekali, berhadapan langsung dengan laut dan Gunung Banda Api.

Sambil menikmati snack siang kami menatapi indahnya Gunung Api Banda. Angin siang ini membuat aku nyaman duduk di bawah pohon. Sepanjang mata memandang hanya keindahan semesta.

Anak-anak juga terlihat bahagia, lari lari bereksplorasi dan sibuk mengabadikan keindahan di kamera dan gawainya.

Kami beristirahat sejenak, kemudian menuju sore kami jalan-jalan mengelilingi Pulau Neira. Pulau ini banyak peninggalan sejarah.

Banyak sejarah dunia terekam di surga Indonesia Timur ini. Kekayaan rempah-rempah, pesona indah bentang alamnya dan juga pusat perdagangan, menjadikan pulau ini memiliki daya tarik tersendiri.

Berjalan kaki menyusuri tempat bersejarah mulai dari Rumah Pengasingan Bung Hatta yang masih terjaga keaslianya dan  banyak barang peninggalan dan foto-foto masa lampau.

Istana Mini tempat tinggal pejabat VOC, Benteng Nassau tempat orang kaya Banda dibantai, dan Rumah Budaya terdapat lukisan antik.

Dan yang paling menarik, kami mengunjungi Benteng Belgica, dari benteng ini kami bisa melihat sekitar kepulauan. Dulunya, Benteng Belgica digunakan untuk memudahkan VOC mengawasi kapal-kapal yang keluar masuk Banda.

“Gak sabar melawati hari-hari selanjutnya”

Pasti seru!

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan