Konsep Pendakian Netral Karbon

Pendakian netral karbon itu apa sih? Awalnya, kegiatan naik gunung dan mengeksplorasi alam adalah hobi atau aktivitas yang tidak menyakiti alam.

Gue suka ke alam karena gue merasa tenang ketika melihat daun dan mendengar angin. Gue ga nyangka ternyata selama gue naik gunung secara tidak sadar gue telah menyakiti alam.

Yes, gue ga sadar dengan injakan langkah yang gua tapaki telah menginjak calon pohon. Gue ga sadar dengan gas portable yang gue gunain telah menyumbang karbon di alam.

Gue pun ga sadar dengan gue gunain transportasi ke gunung yang mau gue tuju telah menyumbang bolongnya ozon-ozon bumi.

Pendakian Netral Karbon
Ilustrasi aktivitas pendakian. / Foto: Greenpeace / Dmitry Sharomov

Agustus 2022 kemarin, gue dan temen-temen dari Mapala UI melakukan pendakian ke bumi Kalimantan selama 1 bulan yang memiliki tema “Netral Karbon”.

Pendakian netral karbon ini tidak jauh berbeda dengan pendakian gue sebelumnya.

Namun yang membedakan adalah segala kegiatan gue selama pendakian yang berpotensi mengeluarkan karbon, seperti transportasi, gas, pembukaan jalur, logistik, dan sebagainya akan dihitung dan diakumulasi untuk diganti pasca pendakian.

Pendakian netral karbon greenpeace
Ilustrasi aktivitas pendakian. / Foto: Greenpeace / Dmitry Sharomov

Dengan konsep pendakian netral karbon ini, gue bisa lebih berhati-hati sebelum melakukan pendakian, karena gue juga perlu memperhitungkan seberapa besar karbon yang akan gue keluarkan selama pendakian dan seberapa besar yang akan gue ganti.

Dengan mengenal konsep ini gue jadi ngga khawatir dan gue bisa lebih tanggung jawab melalui kesadaran sebelum melakukan aktivitas-aktivitas yang akan gue lakukan dan berupaya bertanggung jawab pasca gue melakukan aktivitas.***

Baca juga: Pariwisata Dan Proteksi: Uji Keseimbangan Yang Pelik

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan