Angan-Angan Menjelang Liburan

Liburan, adalah waktu yang ditunggu di penghujung tahun, di tengah sibuknya waktu akan tenggat waktu tugas dan ujian, bepergian menjadi satu momen yang ditunggu pada akhir tahun saat liburan.

Saya sendiri jarang menghabiskan waktu untuk bepergian selama dua tahun ini dikarenakan situasi pandemi dan juga kegiatan kampus yang tak kunjung selesai. Selagi bersantai sambil memikirkan tugas yang tak kunjung habis dan terus berdatangan, muncul pemberitahuan salah satu video unggahan teman saya, yang sering berkeliling menggunakan sepeda motornya ke hampir seluruh pelosok wilayah di provinsi Aceh.

Setelah selesai menonton saya hanya termenung, terdiam, dan mencari beberapa destinasi wisata yang mungkin akan saya kunjungi saat memiliki waktu luang. Beberapa informasi diantaranya didapatkan dari beberapa portal website perjalanan, dan juga foto unggahan akun wisata yang saya ikuti di Instagram.

Selagi menyusun rencana liburan ini untuk diri saya sendiri, saya memutuskan untuk ikut membagikan beberapa rekomendasi tempat yang bisa pembaca kunjungi saat waktu luang dan ingin bepergian di Aceh. Berikut dua rekomendasi tempat wisata berdasarkan pengalaman pribadi dan juga hasil penelusuran saya yang didapatkan dari internet. 

  1. Pasir Pantai Putih, Aceh Besar
liburan
Pasar Pasir Putih di Aceh yang menjadi salah satu destinasi wisata

Pantai Pasir Putih cocok bagi teman-teman yang ingin menikmati jernihnya cerminan langit di birunya  air laut, putihnya pasir pantai yang halus, lembut, dan bersih di sekitarnya. Tempat wisata ini menghabiskan waktu selama kurang lebih satu jam menggunakan sepeda motor dari kota Banda Aceh. 

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, tempat ini memiliki banyak pengunjung saat waktu weekend tiba dengan hidangan makanan laut yang bervariasi dan murah. Saya sendiri menyukai ketenangan dan bunyi ombak air laut yang membuat saya lupa akan kegiatan saya sehari-hari saya sebagai mahasiswa.

Meskipun begitu, saya menyarankan untuk mengunjungi tempat ini pada waktu pagi hari atau sore hari menjelang tenggelam matahari agar tidak panas. Terik nya matahari terkadang dapat membakar kulit sehingga perlu adanya penggunaan tabir surya yang cukup. Biaya yang dikeluarkan sendiri untuk memasuki pantai ini sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 yang cukup terjangkau bagi siapapun. 

      2. Pulau Simeulue

Liburan
Simeulue salah satu destinasi wisata di Banda Aceh / Foto: Akun Instagram amonandarinaldi 

Berbeda dengan Pulau Sabang yang sudah dikenal oleh banyak wisatawan, Pulau Simeulue menjadi salah satu objek wisata yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang. Untuk pergi ke pulau ini, wisatawan dapat menggunakan kapal laut dari Pantai Barat Provinsi Aceh dengan jarak sekitar 150 km .

Untuk wisatawan yang titik poinnya di Banda Aceh ada 3 rute yang tersedia, yaitu; Pelabuhan Aceh Jaya (Calang), Pelabuhan Bubon (Meulaboh) dan Labuhan Haji (Tapak Tuan). Setelah berangkat dari kota Banda Aceh menuju salah satu tiga pelabuhan yang ada, baru selanjutnya rute kapal menuju kota Sinabang yang terletak di Pulau Simeulue.

Jarak tempuh yang paling lama yaitu Pelabuhan  Aceh Jaya menuju sinabang sekitar 18 jam di kapal sementara paling cepat adalah jalur Meulaboh menuju sinabang yaitu sekitar 9-10 jam. Jadwal rute pelabuhan untuk ke pulau simeulue juga dapat berubah berubah karena masih diatur setiap bulannya.

Beberapa destinasi wisata yang ada berupa Pulau Siumat,  Batu Siambong-Ambong Alafan, Pantai Nancala, Pantai Pasir Tinggi, dan Pantai Labuhan Bakti.  Tempat ini merupakan tempat yang ingin saya kunjungi jika saya punya waktu selama seminggu untuk bepergian.

Selain suasana alam  yang bersih dan memanjakan mata, Pulau Simeulue memiliki kekayaan akan hasil sumber daya laut nya yang melimpah sehingga sangat banyak hasil hidangan laut yang beragam dengan harga terjangkau.  Tersedia banyak kuliner khas yang beragam seperti memek, mie Aceh seafood, dan lainnya. 

Sekian, dua rekomendasi saya untuk bepergian dan berliburan. Dengan tulisan ini, saya berharap angan-angan saya dapat tercapai dan terlaksanakan.

Baca juga: Salut Aceh Bersih Pantai di Jangka Bireun 

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan