Perahu Layar Nol Emisi di Pantai Pasir Putih Situbondo

Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari gugusan pulau-pulau. Membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, menjadikan negara ini memiliki beragam suku dengan kekayaan budaya dan tradisi yang beragam pula.

Terdiri dari banyaknya pulau, Indonesia disebut juga sebagai negara maritim. Karena memiliki lautan yang luas daripada daratannya. Sebagai negara maritim, tentu saja Indonesia menyimpan keindahan alam bahari yang tiada duanya.

Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara datang untuk mengunjunginya. Semakin tingginya kunjungan wisatawan, maka pembangunaan fasilitas dan infrastruktur di tempat wisata akan semakin banyak dilakukan. Sehingga akan menimbulkan keraguan dari para aktivis dan masyarakat sekitar karena akan berdampak pada kondisi lingkungan.

Maka dari itu dibutuhkannya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan atau suistainable tourism yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, untuk masa kini dan masa depan masyarakat lokal maupun wisatawan.

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Permen ini dibuat sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan destinasi wisata berkelanjutan.

Tren pariwisata berkelanjutan nantinya akan banyak dimintai oleh wisatawan. Karena mereka tidak hanya ingin sekedar liburan tapi juga merasakan wisata yang memeperhatikan kelestarian, keamanan, kenyamanan, dan kesehatan.

Pantai Pasir Putih Situbondo
Perahu Layar Pantai Pasir Putih Situbondo, Jawa timur. / Foto: Miftahudin Mulfi

Pantai Pasir Putih Situbondo berada di Dusun Kembangsambi, Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Pantai dengan pasir putih saat ini menjadi incaran setiap wisatawan untuk liburan.

Pantai Pasir Putih Situbondo memiliki karakter pantai yang landai dan sedikitnya karang sehingga sangat ramah bagi wisatawan untuk sekedar bermain air. Apa lagi pantai yang letaknya berada di utara laut Jawa ini memiliki karakteristik laut yang tenang tidak seperti kebanyakan pantai yang ada di pantai Selatan Jawa. Pantai ini ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah terutama saat musim liburan.

Saat pertama kali berkunjung ke sana, mata kita pasti akan langsung tertuju pada perahu dengan layar-layar yang berwarna warni berjejer rapih di tepian pantai. Perahu ini digunakan tidak seperti perahu pada umumnya untuk mencari ikan, namun digunakan hanya untuk wisata.

Perahu ini ternyata sangat unik dan ramah lingkungan. Untuk menjaga ekosistem laut, perahu ini bergerak tanpa menggunakan mesin dengan bahan bakar fosil tapi memanfaatkan angin dengan layar lebar yang dipasang pada satu tiang.

Di kanan kiri perahu juga dilengkapi dengan sepasang cadik sehingga tidak mudah terbalik. Saat berlayar, kita bisa menikmati keindahan alam bawah laut situbondo dengan diving atau pun snorkling, dan melihatnya dengan kotak kaca dari atas perahu yang telah disediakan.

Pantai Pasir Putih Situbondo
Sate Lalat, kuliner khas Situbonto. / Foto: Miftahudin Mulfi

Setelah kita bermain air, badan mulai dingin dan perut terasa keroncongan. Untuk mengatasinya kita bisa mencoba kuliner khas Situbondo yang tentu saja akan menggugah selera.

Lokasinya masih di Pantai Pasir Putih dan nama kulinernya adalah Sate Lalat. Mungkin sebagian orang akan merasa jijik saat mendengarnya, karena beranggapan bahwa sate ini benar-benar dari serangga yang hidup di tempat kotor. Tapi kuliner khas Situbondo ini hanyalah kiasan, karena sate dengan bahan dasar daging ayam ini dipotong kecil-kecil lalu ditusuk dengan lidi.

Karena ukurannya yang kecil membuat kematangan sate ini menjadi sempurna saat dipanggang sebentar, dipadukan dengan bumbu kacang dan kecap yang khas sehingga menammbah rasa gurih dan sedap saat menikmatinya. Satu porsi untuk 15 tusuk sate dan lontong ini hanya Rp. 15.000 saja.

Setelah kenyang, waktunya berbelanja produk UMKM di pantai ini. Mereka menjual berbagai jenis produk seperti fashion, dan kerajinan tangan lainnya yang dibuat oleh tangan-tangan kreatif warga lokal sehingga cocok menjadi buah tangan untuk dibawa pulang.

Warga Situbondo terutama yang berada di Kawasan destinasi wisata pantai Pasir Putih banyak menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata. Mereka bekerja dengan menjual beragam jenis produk, hingga menyewakan perahu layar.

Wisata bahari yang berkelanjutan seperti ini sangat diperlukan di Indonesia, seperti perahu layar ramah lingkungan, dan juga mengikutsertakan warga lokal untuk bisa menyambung hidup disektor pariwisata.

Tentu saja dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan para pelaku wisata daerah. Sehingga tempat wisata tersebut akan terus hidup dan dapat disarakan oleh kita hari ini hingga anak cucu kita kedepannya.***

Baca juga: Audy Sumendap Buktikan Cinta Laut dengan Hadirkan Taman Koral di Malalayang, Manado

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan