Kapal Rainbow Warrior Berlayar Membawa Pesan “United for Climate Justice” Ke COP27 Mesir

rainbow warrior

Kapal Rainbow Warrior Greenpeace tengah melakukan tur “United for Climate Justice” yang membawa perwakilan pemuda dari Timur Tengah dan Afrika Utara untuk meyuarakan keadilan iklim yang menjadi agenda utama pada KTT iklim PBB ke-27 (COP27).

Rainbow Warrior akan berlayar ke garis pantai negara dan mengunjungi komunitas dan para pemimpin menjelang COP27.

Pada COP27 ini lebih dari 120 pemimpin negara dunia hadir di resort Laut Merah, Sharm el-Sheikh dan sekitar 30.000 orang akan hadir dalam pertemuan puncak selama dua-pekan, Minggu 6 November 2022 – Jumat 18 November 2022.

Mesir menjadi tuan rumah KTT iklim tahunan PBB ini dan disebut sebagai “momen penting” dunia dalam aksi iklim.

Dalam pertemuan ini, negara-negara berkembang yang terdampak langsung perubahan iklim harus menyuarakan situasi negaranya masing-masing, tak terkecuali Indonesia.

raibow warrior photo ops cop27
Pejuang iklim muda Alia Hammad dari Mesir (kanan), dan Watan Mohammed dari Sudan bersama dengan kru Rainbow Warrior berfoto dengan spanduk untuk kampanye “United for Climate Justice” di Laut Mediterania dekat Mesir. / Foto: Andrew McConnell / Greenpeace

“Ini adalah momen kritis dalam sejarah perjuangan untuk keadilan iklim, terutama karena konferensi COP27 tahun ini diselenggarakan di Afrika dan diselenggarakan oleh Mesir yang memegang peran kunci kepada negara-negara dari Selatan Dunia yang paling tidak bertanggung jawab atas emisi tetapi paling menderita dari dampak perubahan iklim,” ujar Ghiwa Nakat, Direktur Eksekutif Greenpeace MENA.

“Orang-orang muda di kapal, baru-baru ini telah mengambil bagian dalam camp keadilan iklim selama seminggu di Tunisia yang mengumpulkan hampir 400 pemuda dan champion iklim dari Global South. Tur kapal “United for Climate Justice” menyediakan platform untuk mengangkat suara dan ambisi para pejuang iklim ini yang tinggal di beberapa wilayah yang paling terkena dampak di dunia. Para pemimpin iklim muda ini ingin mempromosikan perubahan sistemik seputar adaptasi iklim, keadilan, akses ke energi, dan kerugian serta kerusakan yang terkait dengan dampak krisis iklim yang tidak proporsional,” ujar Ghiwa.

Kapal Rainbow Warrior juga akan berfungsi sebagai platform untuk menggelar sebuah “festival hijau” yang mencakup beberapa kegiatan penyadaran yang terbuka untuk umum.

Kapal Rainbow Warrior berangkat dari Kreta, Yunani, sebelum menuju kota Alexandria di Mesir, sementara itu pada 7 November berada di pelabuhan Hurghada di Laut Merah, dalam persiapan untuk berlayar menuju Sharm El-Sheikh untuk berpartisipasi dalam COP27.

Penyelam di Laut Merah membetangkan spanduk keadilan iklim saat lumba-lumba lewat. / Foto: Mo Jo Hammoud / Greenpeace

Aktivis Nihad Awad, manajer kampanye untuk Greenpeace Timur Tengah dan Afrika Utara yang berada di kapal mengatakan: “Kami ingin menyebarkan pesan para pemimpin muda ini di semua negara di dunia dan memastikan bahwa suara mereka tidak dilupakan di Konferensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB COP27”.

“Keadilan iklim adalah pengembangan solusi untuk krisis iklim yang tidak terbatas pada tuntutan untuk mengurangi emisi dan dampaknya atau melindungi alam, tetapi mencakup aspek etika dan politik dan memberikan jawaban atas pertanyaan: Bagaimana bisa solusi iklim berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih adil, setara, dan setara?” ujar Nihad.

Ia menganggap bahwa slogan “keadilan iklim” mendukung kesadaran bahwa negara-negara Selatan menghadapi tantangan sosial, kesehatan dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan menambahkan bahwa “dampak perubahan iklim telah memperburuk ketidaksetaraan yang sudah berlangsung lama, karena ini adalah negara yang paling tidak bertanggung jawab dan masyarakat yang paling menderita.

Ia menambahkan bahwa cerminan ketimpangan keadilan terlihat antara lain pada akses terhadap sumber energi, pangan, air bersih dan pendidikan.

rainbow warrior
Penyelam Faisal Khalaf menyuarakan kondisi Terumbu Karang Laut Merah di lepas pantai Mesir, menjelang COP27 di Sharm-el-Sheik. / Foto: Mo Jo Hammoud / Greenpeace

Keadilan iklim berarti menemukan solusi untuk krisis iklim yang tidak hanya mengurangi emisi atau melindungi alam, tetapi juga dengan cara yang menciptakan dunia yang lebih adil dan setara dalam prosesnya.

Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara memanas hampir dua kali lebih cepat dari rata-rata global, dan merupakan salah satu wilayah paling rentan di dunia terhadap perubahan iklim.

Wilayah ini sudah sangat terpengaruh, dan itu termasuk Laut Merah, di mana bahkan terumbu karang yang tangguh sudah mengalami suhu di atas toleransi termal dan telah mengalami pemutihan yang signifikan.***

Baca juga: G20 Di Bali: Apakah Pemerintah Hendak Membungkam Warga Negara Yang Kritis?

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan