Greta Thunberg dan Sosok Inspirasi Pejuang Lingkungan

“HOW DARE YOU!!” ujarnya di depan para pemimpin dunia.

Siapa yang sangka, pergerakan massa diseluruh dunia menuntut pemangku kepentingan untuk mengembalikan masa depan iklim terinspirasi dari seorang anak berumur 16 tahun.

Lahir di Swedia dari pasangan Svante Thunberg dan Malena Ernman, dia terlahir dengan nama asli Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg. Aktivis muda lingkungan ini memulai aksinya dengan cara membolos sekolah untuk melakukan aksi protes di depan gedung parlemen Swedia di tahun 2018.

Aksi protes Greta Thunberg menjadi katalisator aksi “Friday for Future” di seluruh dunia atas krisis iklim yang terjadi. Dimulai dari aksi di Swedia, “Friday for Future” menjadi virus bagi negara negara di Eropa.

Kemudian sampai saat ini menjadi aksi Global Climate Strike yang berlangsung 20 hingga 27 September 2019, hingga 2020 gerakan ini juga tetap menggemparkan beberapa jalan raya di kota besar dunia.

Atas aksinya, Greta diundang untuk menjadi pembicara di banyak acara dunia untuk “menegur” pemimpin pemimpin dunia yang hanya berfokus pada pembangunan ekonomi ketika ilmu pengetahuan sudah mengeluarkan peringatan kehancuran masa lingkungan dunia jika tidak segera bertindak.

Greta Thunberg juga mencetak sejarah sebagai tokoh inspirasional yang menggerakkan jutaan massa di seluruh dunia yang berfokus pada lingkungan. Aksi Global Climate Strike ini menjadi aksi protes terhadap kerusakan lingkungan terbesar di dunia.

United Nations Climate Action Summit 21 September 2019 

“We are in the beginning of a mass extinction, and all you can talk about is money and fairy tales of eternal economic growth. How dare you!”

Di depan para pemimpin dunia, Greta menegur para pemimpin dunia untuk tidak hanya berfokus pada uang ketika para ilmuan telah memperingatkan kehancuran masa depan lingkungan dalam waktu dekat.

Ada Greta-Greta lain di sekitar kita

Petrus Asuy

Pahlawan Lingkungan Hutan Adat Dayak Benuaq Muara Tae yang sempat menjadi  buronan pemerintah karena dianggap melawan pemerintah karena melawan pendirian tambang batubara dan kelapa sawit di Kalimantan Timur yang mendapat Equator Prize dari UNDP. Petrus Asuy percaya hutan perlu dijaga untuk ketahanan lingkungan dari perubahan iklim.

Chanee Kalaweit
instagram.com/chaneekalaweit

Tokoh penyelamat lingkungan di Indonesia bernama Chanee Kalaweit yang menyelamatkan ekosistem Orang Utan dan Deforestasi di wilayah Kalimantan dan Sumatra. Chanee tidak hanya menjadi pilot bagi pergerakan penyelamatan lingkungan di wilayah tersebut namun juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya masa depan lingkungan melalui sosial media.

Bukan hanya Greta yang bergerak, bukan hanya Petrus dan Chanee, namun kita semua. Apa yang kita lakukan saat ini mempengaruhi siapa kita dimasa mendatang. Bagaimana perlakuan kita ke lingkungan hidup hari ini, menentukan bagaimana nasib lingkungan hidup di masa mendatang.

Menjadi seperti Greta dapat dimulai dari cara yang sederhana, beberapa diantaranya adalah dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai, menggunakan energi terbaharukan dan mulai menerapakan gaya hidup yang ramah lingkungan yang tidak hanya menjadi kebiasaan baru bagi diri sendiri, namun juga mengajak orang lain untuk melakukan gaya hidup yang sama.

Greta tidak berjalan sendiri dalam aksinya. Dia mengundang kita untuk melakukan perubahan. Kita bisa bersatu dan menjadi sosok pejuang lingkungan juga! Maka, ayo kita lakukan perubahan yang baik demi masa depan lingkungan kita.

Editor : Annisa Dian N

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan