Young Explorer 2019 #9 – Mengenal KM Nggapulu dan Kapten Nursyamsi Salam

Sobat pecinta laut, apa impian kamu waktu kecil ?

Kalau banyak anak punya mimpi naik pesawat, waktu aku kecil aku ingin sekali berpergian naik kapal penumpang, berlayar jauh berhari-hari dan hanya melihat laut sepanjang mata memandang.

banda neira

Aku terinspirasi oleh sahabatku dari kecil namanya Mega. Ketika itu Mega sering pamer padaku kalau dia dan keluarganya naik kapal penumpang yang besar dan tinggi dari Jakarta ke Medan selama 5 hari, katanya di kapal laut ada bioskop, bisa lari-lari dan jika beruntung melihat lumba lumba loncat di laut lepas. Aku semakin penasaran.

Dari situ aku mulai iri dan jadi memiliki impian untuk naik kapal penumpang yang besar. Sempat ku bertanya ke orangtuaku “Mama apa bisa kita pulang kampung ke Semarang naik kapal laut? Jadi mobil kita naik kapal laut aja !“  mama ku hanya senyum tersipu pada saat itu.

km nggapulu

Ya itulah masa kecilku. Beranjak dewasa sampai sekarang, perjalanan naik kapal laut adalah hal yang biasa ku tempuh walau dengan waktu singkat. Mulai dari kapal penumpang kayu, kapal tradisional jukung, kapal ferry, kapal layar, sampai speedboat.

Kini setelah 20 tahun berlalu, aku merealisasikan impian masa kecil-ku. Ya! Aku naik kapal penumpang yang besar.  Dari Ambon ke Banda Neira dan sebaliknya, memakan waktu 8 jam perjalanan, jika cuaca bagus dan tepat waktu.

KM Nggapulu merupakan kapal penumpang yang diluncurkan tahun 2002 berkapasitas hingga 2000 orang dengan hampir ratusan kru di dalam kapal juga. Panjang kapal ini mencapai 147 M dengan luas 24 M dan berat kapal sekitar 14.739 Ton.

km nggapulu

Beruntungnya kami, bisa punya kesempatan langka untuk berkenalan dengan Kapten kapal.

Beliau Pak Nursyamsi Salam sang penjelajah laut Nusantara. Kali ini beliau mendapatkan mandat sebagai Nakhoda KM Nggapulu, setelah berlayar menjelajahi samudera dunia sebelumnya dengan KM Willis.

Nakhoda memiliki beban dan tugas yang amat besar. Dari mulai pengetahuan navigasi dan manajemen yang baik. Menjalani semua tugas dengan pasti dibutuhkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi yang kuat.

Kapten Nusyamsi menjelaskan mengenai sistem kemudi kapal dan kami melihat langsung bagaimana kapal ribuan Ton tersebut bergeser setelah bersandar di pelabuhan.

Kami berkeliling mengunjungi berbagai ruangan di Kapal KM Nggapulu dan Kapten Nursyamsi mengajak kami naik ke atas deck kapal untuk melihat senja.

Kali ini kami juga tidak tidur di atas tikar, kami tidur di kamar dengan kasur nyaman ada kamar mandi di dalam dan berhadapan langsung dengan pemandangan laut. Perjalanan ini jadi terasa terlalu singkat untuk dinikmati.

Pesan Kapten Nursyami Salam

Sebagai generasi muda kita harus menjaga lautan kita, laut merupakan salah satu sumber penghidupan utama masyarakat Indonesia. Kami tidak bisa lepas dari laut.

Beliau banyak menemukan sampah plastik mengapung di laut, harapannya kita harus lebih peduli terhadap lingkungan. Beliau juga dengan senang hati  mengungkapkan jika ada generasi muda yang berminat berkarir di dunia pelayaran.

Memang tidak mudah dibutuhkan fisik dan konsistensi untuk selalu belajar, tapi kesempatan selalu terbuka, agar generasi  muda terus mencintai dan menjaga laut kita.

Terimakasih banyak Kapten Nursyamsi telah membuat perjalanan Young Explorer semakin berharga dan bermanfaat. Kami merasa bisa menimba ilmu kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja dan tak mengenal tempat.***

Baca juga: Young Explorer 2019 #8 – Indahnya Negeri Lonthoir Andan Orsia

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan