Wanita-wanita Hebat Ini Punya Cara Berbeda Menyayangi Lingkungan

Terlepas dari stereotip sebagian masyarakat bahwa wanita adalah makhluk lemah yang tidak bisa apa-apa, bermunculan mereka yang menolak stereotip tersebut untuk melakukan sesuatu yang bermakna.

Memang, cuma wanita-wanita yang berani berpikir dan beraksi beda dari wanita sezamannya, yang bisa dikatakan wonder women zaman ini.

Tiga wanita berikut ini contohnya. Mereka bertiga punya cara tersendiri untuk mewujudkan cinta mereka kepada lingkungan.

Alhasil, mereka menjadi kartini lingkungan yang sanggup menginspirasi banyak wanita lainnya.

1. Luluk Kartikawati, Pecinta Gunung Sejati

Kamu mengaku pecinta gunung tapi masih membuang sampah atau corat-coret sembarangan? Hanyalah pecinta gunung sejati yang ketika mendakinya, juga turut merawat kelestariannya seperti menyayangi ibu sendiri. Seperti Luluk Kartikawati.

Wanita pecinta alam ini kerap naik gunung tapi tidak sekadar menikmati pemandangan indah sambil selfie ria, atau menikmati kesejukan udaranya.

Namun juga mengumpulkan sampah-sampah berserakan sisa pendaki lain untuk dibawa turun ke bawah dan dibuang ke tempat semestinya.

sumber foto : liputan6.com

Tidak hanya itu, ia juga kerap menghapus coretan vandalisme oleh para pendaki tak bertanggungjawab.

Tidak berhenti sampai di situ, Luluk hingga membentuk gerakan yang dikenal dengan CAV on Mountain (Clean Art Vandalism on the Montain).

Meskipun mulia, gerakan ini menemui sejumlah tentangan dari pihak-pihak yang tidak senang coretannya dihapus. Tapi, Luluk tidak gentar dan berharap dari gerakannya, banyak komunitas lain yang terinspirasi.

2. Tutik Asmawi, Sampah pun Bisa jadi Indah

Baginya, sampah dedaunan tua berguguran tidak lantas disapu dan dibakar. Namun bisa disulap menjadi buket atau kanvas media lukis.


sumber foto : Cantik Tempo.co

Tutik dikenal sebagai petani sampah yang mengumpulkan dedaunan kering lalu diambil kerangkanya. Teknik daur ini di Jepang dikenal dengan happa.

Melalui happa, ia mengubah sampah organik itu menjadi benda yang bernilai estetis dan ekonomis lantas mengekspornya ke Jepang.

Sekali ekspor ia bisa mengirim 300 hingga 3.000 lembar sampah daun kering.

3. Mama Aleta Melawan Perusakan Lingkungan dengan Menenun

Di sudut Indonesia Timur sana, tepatnya Nusa Tenggara Timur, adalah seorang wanita yang melakukan perlawanan kerusakan lingkungan dengan cara tidak biasa.

Alih-alih mengangkat senjata dan berteriak lantang, Aleta Baun atau kerap disapa Mama Aleta melawan kerusakan lingkungan oleh perusahaan tambang, dengan cara menenun.

sumber foto : kumparan.com

Mama Aleta berhasil menggerakkan mama-mama lain di masyarakat adat Mollo untuk menenun di celah-celah batu yang menjadi lokasi pertambangan.

Dari pagi hingga sore, para mama menenun di daerah tersebut, dan ketika malam menjelang para papa menggantikannya dengan tidur di celah tersebut.

Konsistensi Mama Aleta dan masyarakat adat Mollo berhasil menghentikan pertambangan yang berdampak besar bagi kerusakan lingkungan itu.

Nah itu dia tiga dari sekian banyak wanita Indonesia yang dengan hebatnya menjaga lingkungan dan kekayaan alam bumi Indonesia ini.

Semoga sosok mereka dapat menginspirasi banyak wanita lainnya dan kita semua ya.

Editor: AN.

Foto Utama: Mongabay Indonesia

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan