Menilik Keberadaan Si Raksasa ‘Pari Manta’ Agar Senantiasa Bersayap

Membayangkan kata ‘pari’ saja tentunya akan muncul berbagai spekulasi bahwa semua hewan yang memiliki kekerabatan dekat dengannya pasti termasuk kedalam fauna yang berbahaya dan mematikan. Tetapi jangan salah boleh kamu telusuri tentang satu spesies bernama Pari Manta.

Tidak seperti pari pada umumnya, pari manta cenderung dinantikan kehadirannya oleh para penggemar diving yang ingin melihat keelokannya terbang bebas di lautan.

Kalau kamu melemparkan pertanyaan, bagaimana bisa pari manta tidak berbahaya seperti pari lainnya? Jawabannya cukup menakjubkan karena pari manta merupakan spesies pari yang tidak memiliki duri di ekornya sehingga tidak memiliki sengatan seperti pari pada umumnya.

Untuk mengenali ikan yang satu ini, tidaklah sulit karena ia memiliki ciri khas ‘tanduk’ yang dapat diamati oleh mata berupa sepasang sirip sefala (kepala) yang berada di depan mulutnya. Sirip ini berfungsi untuk memasukkan air laut yang mengandung plankton kedalam mulut pari manta sebagai makanan utama. Hal tersebut juga menjadi alasan mengapa pari manta tidak berbahaya bagi manusia.

Fauna raksasa ini terbilang cukup ramah kepada manusia karena jinak dan tingkah laku yang ia tunjukkan cenderung tenang, sehingga mengisyaratkan perilaku yang bersahabat dan mudah untuk diajak berenang bersama. Kendati ramah, ketika merasa terancam pari manta akan kabur dengan sangat cepat.

Konon ikan ini memiliki otak yang lebih besar dibandingkan jenis pari lainnya sehingga pari manta dianggap lebih cerdas. Pari manta pun lebih senang berenang bebas di kolom perairan sehingga lebih tampak seperti ‘elang’ yang sedang terbang melayang di perairan.

Terkadang, ia pun melampaui udara untuk membersihkan tubuhnya dari parasit. Uniknya juga, pari manta mampu bertahan hidup hingga usia 40 tahun dengan tingkat kematian alami yang cukup rendah.

Dibalik keramahannya kepada manusia dan jasa eksositem perairan, kondisi pari manta cenderung memprihatinkan. Trend populasi pari manta semakin mendekati ambang kepunahan yang cukup serius akibat tekanan penangkapan yang semakin meningkat karena permintaan ekspor insang manta yang sangat tinggi.

Selain itu dari faktor biologi seperti kemampuan fekunditas yang rendah, tingkat reproduksi yang rendah, jumlah anakan yang dihasilkan sangat sedikit, dan usia matang gonad yang cukup lama menjadi variabel yang memicu penurunan populasi pari manta secara drastis di alam.

Melalui lembaga konservasi dunia atau The International Union for Conservation of Nature (IUCN), satwa yang karismatik ini masuk ke dalam kategori rawan terhadap ancaman kepunahannya di alam (vulnerable) untuk jenis pari manta karang atau Manta alfredi dan kategori genting terhadap ancaman kepunahan di alam (endangered) untuk jenis pari manta oseanik atau Manta birostris.

Konvensi yang mengatur perdagangan internasional satwa dan flora yang terancam atau Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) mengkategorikan pari manta dalam Appendiks II yang artinya populasi pari manta tidak boleh diperdagangkan dan ditangkap secara bebas semua bagian tubuhnya karena telah dilindungi secara penuh.

Melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP), esensi keberdaan pari manta termasuk ikan yang dilindungi secara penuh.

Status Pari Manta Karang (Manta alfredi)
Status Pari Manta Oseanik (Mobula bisrostris)

Indonesia beruntung karena menjadi daerah  persebaran pari manta, sehingga aset ini memiliki potensi yang luar biasa apabila dikembangkan menjadi objek pariwisata berbasis selam untuk melihat pari manta. Pari manta diperkirakan mampu meningkatkan nilai perekonomian apabila menjadi objek pariwisata dibandingkan sebagai hasil buruan.

Kabar baiknya, beberapa situs perairan Indonesia telah dikembangkan sebagai potensi ekowisata berbasis pari manta, diantaranya Raja Ampat-Papua, Nusa Penida-Bali, Pulau Derawan-Kalimanta Timur, dan Pulau Komodo-NTT.

Situs destinasi tersebut umumnya disukai oleh pari manta karena ia merupakan fauna yang menyukai kondisi perairan yang relatif baik dan belum terdapat gangguan oleh aktivitas penangkapan yang destruktif. Pari manta memiliki peranan penting bagi indikator kesehatan eksositem perairan.

Apabila populasi pari manta di perairan semakin sedikit, tentu kesehatan laut juga akan menurun. Sehingga diperlukan upaya untuk mengedukasikan betapa pentingnya menjaga populasi pari manta di perairan.

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Tanggapan