Upaya Mengurangi Sampah Plastik dengan Tas Reusable
Jika kita lihat kondisi saat ini, orang-orang sekitar sudah memulai untuk membawa tas reusable/totebag untuk membawa belanjaan atau barang mereka. Mereka mulai sadar bahwa memang seharusnya kita mengurangi dalam penggunaan sampah plastik sekali pakai.
Bahkan ketika pandemi berlangsung banyak pebisnis yang menggunakan pembungkus pengganti plastik dengan menggunakan tas berbahan kertas atau tas yang berbahan kain. Karena sudah banyak kampanye ataupun himbauan untuk bisa mengurangi sampah plastik sekali pakai ini.
Tapi bagaimana dengan outlet diluar sana ataupun pedagang keliling yang masih menggunakan plastik sekali pakai tersebut. Jika kita menyadari bahwa diri kita lebih banyak berkegiatan diluar dan pasti akan membeli kebutuhan yang harus dipenuhi, maka dari itu dari kita membawa kantong belanjaan sendiri. Semua kembali kepada tingkat kesadaran setiap individu.
Bisa saja jika kita menggunakan kantong belanjaan sendiri berupa tas kain, orang disekitar kita yang masih menggunakan kantong plastik akan terbawa kepada tindak kebaikan tersebut. Berarti kita sudah bisa memberikan action kepada orang-orang untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Menurut ku sekarang sudah banyak tas kain yang bentuknya beragam dari yang astetik bahkan bermotif lucu, seperti gambar dibawah ini.
Jika dilihat sebenarnya bisa dipakai untuk style ketika berbelanja juga, karena bentuknya yang modern. Bahkan muat juga untuk masuk kedalam kantong jika ingin dibawa untuk berbelanja. Sudah banyak yang menjual tas seperti itu, harga nya pun juga terjangkau. Jadi tidak ada alasan lagi untuk lupa membawanya kemana pun itu.
Untuk menangani sampah plastik perlu dilakukan dengan konsep 3R ( Reuse, Reduce, Recycle). Reuse adalah menggunakan kembali barang-barang yang terbuat dari plastik, Reduce adalah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-barang yang sekali pakai dan Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik.
Tidak hanya dari kesadaran penggunanya, produsen produk-produk yang menggunakan kemasan plastik pun juga harus membangun kesadaran, terutama mengenai penggunaan bahan daur ulang sampah plastik. Salah satunya negara China, mereka paling banyak menggunakan barang-barang berbahan plastik.
Seperti dilansir dari Science Alert, kebijakan sebuah negara terkait penggunaan bahan daur ulang plastik ini pun turut mempengaruhi usaha dalam mengurangi sampah plastik di dunia. Mengapa, karena kualitas daur ulang yang rendah lebih mementingkan jumlah bukan kualitas.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menginformasikan bahwa Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik ke laut terbanyak kedua di dunia setelah China sejak tahun 2016. Tidak hanya itu, volume data sampah yang ada di Indonesia saat ini telah mencapai 66,5 juta ton selama tahun 2018 ini, dan sebagian besar berasal dari kategori sampah rumah tangga yang kebanyakan adalah sampah plastik.
Ketika ku mengikuti kegiatan volunteer ditahun 2019 mengenai sampah plastik, sempat berpikir kenapa aku baru mengetahui dan menyadarinya sekarang bahwa plastik sebenarnya bahaya apalagi jika sudah masuk kedalam ekosistem laut.
Tindakan-tindakan untuk mengurangi sudah terus dilakukan bahkan sampai sekarang. Sedikit demi sedikit orang-orang mulai menyadari untuk bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Semoga kedepannya menjadi sebuah kebiasaan baru .
Kalau dari aku sendiri bagaimana sih agar kita tidak lupa dalam membawa kantong belanjaan? bagi pengendara mobil atau motor sediakan berbagai kantong belanjaan mau itu dari yang terkecil dan terbesar simpan ditempat yang kita mudah mencarinya dan jangan jauh dari penglihatan kita agar kita tidak lupa untuk mengelarkannya.
Tapi bagaimana dengan yang berjalan kaki, bisa saja membeli kantong belanjaan yang bisa dilipat menjadi kecil lalu bisa masuk ke dalam dompet. Karena sekarang sudah banyak model tas belanjaan yang mudah untuk dibawa, bahkan sampai kita tidak mengetahui kalau itu ternyata tas belanjaan karena dengan bentuk yang lucu dan unik.
Semoga pola kehidupan yang seperti itu bisa terus diterapkan sampai kapan pun, latih diri kita untuk peduli terhadap lingkungan. Jangan sampai ketika lingkungan kita kotor, banyak menyebabkan penyakit, banjir dan bencana lainnya namun yang disalahkan selalu merujuk kepada pemerintah.
Seharusnya kita bisa menyadari siapa kah pelaku awal untuk disalahkan jika memang kita termasuk orang-orang yang berpikirkan hal itu.
Tanggapan