Gurun Sahara yang Super Panas di Siang Hari Kali Ini Turun Salju
Fenomena anomali di Gurun Sahara tertangkap kamera seorang fotografer bernama Karim Bouchetata (Akun Instagram: @karim_bhoucetat).
Siapa yang membayangkan panasnya padang pasir di siang hari yang justru kali ini diselimuti salju karena suhu mencapai minus.
Kita bisa membayangkan warna Gurun Sahara yang coklat kering seketika hari ini menjadi putih. Fenomena ini bisa mengesankan sebuah keindahan pemandangan dilihat mata, namun juga tentunya mengesankan sebuah fenomena yang mengerikan dilihat dari logika.
Mengapa tidak? sebuah anomali di bumi ini, dimana bumi memiliki sebuah pola teraturnya yang kali ini justru bumi menunjukan sebuah pola yang keluar dari biasanya. Sungguh perlu menjadi bahan renungan.
Namun ternyata fenomena ini tidak terjadi sekali ini saja melainkan diketahui terjadi 4 kali dalam sejarah. Yaitu dialami tahun 1979, 2016, 2018 dan 2021 sebagaimana dilansir dari berita Travel Detik.
Pakar lingkungan menjelaskan fenomena anomali di Gurun Sahara membuktikan parahnya krisis iklim di bumi ini.
“Salju di Gurun Sahara adalah tidak biasa tetapi tidak pernah terdengar,” kata Kantor Meteorologi Inggris melalui seorang juru bicaranya kepada The Independent, pada Kamis, 20 Januari 2022 sebagaimana dilansir dari situs berita The Independent.
Mengidentifikasi iklim ekstrem di wilayah Gurun Sahara juga terhambat oleh kurangnya data dan studi ilmiah menurut laporan Panel Antar pemerintah untuk Perubahan Iklim PBB (IPCC), otoritas terkemuka dunia untuk ilmu iklim.
Kondisi yang lebih panas, lebih kering, dan pola cuaca yang berubah-ubah terkait dengan krisis iklim di Afrika membuat Gurun Sahara bertambah besar karena peningkatan penggurunan.
Biasanya, suhu di gurun itu pada siang hari bisa mencapai 38 derajat Celsius atau 100 derajat Fahrnheit. Jumlah hujan salju sangat bervariasi, mulai dari badai salju yang menghentikan lalu lintas pada tahun 1979 hingga 40cm yang turun pada tahun 2018.
Krisis iklim tidak akan menyebar secara merata di seluruh wilayah bumi, yang berarti bahwa bahkan ketika suhu naik di beberapa tempat, juga akan ada peristiwa dingin yang parah di sebagian tempat yang lain.
Kepala Hidrometeorologi dan Pemantauan Lingkungan Rusia, Roman Vilfand, mengatakan bahwa krisis iklim dapat berperan dalam hujan salju Sahara.
“Situasi seperti itu, termasuk hujan salju di Sahara, musim dingin yang panjang di Amerika Utara, cuaca yang sangat hangat di bagian Eropa Rusia dan hujan berkelanjutan yang memicu banjir di negara-negara Eropa Barat, telah terjadi lebih sering,” katanya.
“Dampak yang tinggi dari kondisi cuaca ekstrem ini berasal dari pemanasan global. Ini bukan hanya sudut pandang saya, tetapi juga pendapat yang dibagikan oleh anggota Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim,” ujarnya.
Apa dan Dimana Gurun Sahara ?
Gurun Sahara adalah nama sebuah padang pasir terbesar di dunia. Terletak di utara Afrika yang membentang dari Samudra Atlantik ke Laut Merah. Dari Laut Tengah di utara sampai ke Sahel di sebelah selatan. Dari Mauritania di sebelah barat ke Mesir di sebelah timur.
Padang pasir ini membagi benua Afrika menjadi Afrika Utara dan Afrika, luas padang pasir ini sekitar 9.000.000 km persegi menurut berbagai sumber.
Baca juga: Ketahui Lebih Jauh Laut Indonesia, Ini 5 Tayangan Tentang Laut Indonesia
Editor: J. F. Sofyan
Sumber: The Independent
Tanggapan