Mikroplastik, Bahaya Nyata Tak Kasat Mata
Dewasa ini, dunia sedang menghadapi masalah yang tidak hanya mengancam lingkungan tetapi juga kesehatan. Masalah yang datang tidak hanya berasal dari daratan namun juga lautan. Yaps, siapa lagi jika bukan sampah plastik berukuran kecil atau dikenal dengan mikroplastik.
Beberapa penelitian telah mengungkap bahaya nyata dari mikroplastik. Riset yang diterbitkan dalam Jurnal Environmental Science and Technology mengungkap bahwa 90% merek garam secara global mengandung mikroplastik. Riset juga menunjukan sebagian besar garam berasal dari wilayah Asia.
Bahkan riset yang dilakukan oleh Federal Environment Agency and the Medical University of Vienna menghasilkan fakta yang mengejutkan. Riset mengungkap seluruh sampel feses delapan partisipan dari berbagai negara mengandung mikroplastik.
Riset yang sama pun diterbitkan oleh lembaga yang ada di Indonesia, Ecological Observation and Conservation yang telah meneliti sebanyak sampel feses dari 102 sukarelawan. Hasilnya seluruh sampel feses sukarelawan positif mengandung mikroplastik dengan rata-rata 17,5 partikel per 10 gram feses.
Ini membuktikan bahwa mikroplastik ada di sekitar kita dan mengancam ekosistem lingkungan, bahkan tubuh manusia. Untuk itu mari kita mengenal lebih dekat mikroplastik, si kecil nyata yang mengancam laut dan manusia.
Apa Itu Mikroplastik?
Sampah yang tercemar oleh aktivitas manusia dan sistem pengelolaan sampah yang buruk akan membawa mereka masuk ke perairan. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran sangat kecil kurang dari 5 millimeter.
Dengan ukuran tersebut mikroplastik dapat secara tidak sengaja masuk ke biota yang ada di perairan. Mikroplastik dapat berasal dari sampah plastik berukuran kecil yang dibuang langsung ke perairan.
Selain itu, mikroplastik juga dapat berasal dari proses fotodegradasi yang dipengaruhi oleh cahaya, kelembapan, dan tekanan dapat menyebabkan sampah plastik terurai menjadi ukuran yang sangat kecil.
Aktivitas manusia dan pengelolaan sampah yang buruk telah menyebabkan sampah tercemar ke lingkungan yang seharusnya bersih. Oleh karena itu, kita harus sadar akan ancaman nyata dari sampah plastik yang membahayakan ekosistem dan kesehatan manusia.
Bahaya bagi Makhluk Hidup
Dalam setiap tahunnnya dunia memproduksi plastik sebanyak 400 juta ton untuk berbagai macam keperluan. Kebutuhan sehari-hari kita tentu sangat berkaitan erat dengan plastik. Namun, sebagian besar plastik tersebut berakhir menjadi sampah dan mencemari perairan.
Plastik yang mengalami fotodegradasi dan terurai menjadi ukuran yang sangat kecil dapat termakan oleh biota di lautan. Bahkan, transfer mikroplastik pun dapat terjadi melalui konsumsi makanan manusia.
Telah banyak kasus ditemukan biota laut terkontaminasi oleh mikroplastik. Bahaya nyata ini perlu menjadi perhatian bagi kita untuk agar ekosistem di lautan dapat terjaga.
Bahaya bagi Kesehatan
Mikroplastik yang tercemar ke dalam perairan dapat berdampak pada kesehatan biota laut. Sebuah penelitian mengungkap bahwa mikroplastik menyebabkan kenyang palsu pada biota yang mengonsumsi mikropastik. Bahkan memberikan dampak akut dan kronis terhadap biota laut.
Kesehatan manusia pun dapat terancam oleh keberadaan mikroplastik. Keberadaan mikroplastik dalam tubuh manusia dapat memicu pertumbuhan tumor, menghambat sistem imun, dan mengganggu sistem reprosuksi. Kita harus sadar akan bahaya nyata yang tak kasat mata ini. Kurangi penggunaan plastik!
Lalu apa upaya yang harus kita lakukan?
Perlu puluhan bahkan ratusan tahun agar sampah plastik benar-benar terurai dengan sempurna. Kita harus mengurangi ketergantungan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan meminimalisir penggunaan plastik, maka akan mengurangi pencemaran sampah plastik ke lingkungan dan ekosistem makhluk hidup.
Pemangku kepentingan pun harus memiliki komitmen tinggi menangani masalah ini dengan membentuk regulasi dan kebijakan yang mendukung pemulihan ekosistem laut yang bebas dari sampah plastik.
Ayo! kurangi penggunaan plastik untuk selamatkan biota laut dari ancaman mikroplastik.***
Baca juga: Pakaian Bekas, Tren Fashion yang Mampu Mengurai Sampah Global
Editor: J. F. Sofyan
Tanggapan