Blue Economy: Mendorong Kesejahteraan Masyarakat Pesisir melalui Pengelolaan Laut Berkelanjutan

Dengan reputasinya sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut yang luas, Indonesia memiliki potensi maritim yang sangat besar. Dikutip dari laman kompas.com negara Indonesia menjadi negara kedua terbesar dalam produksi ikan di dunia setelah China. Negara ini mengekspor sekitar 10 persen komoditas perikanan dunia, dengan nilai sektor perikanan mencapai 29,6 miliar dolar AS, setara dengan 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Oleh karena itu, penerapan konsep ekonomi biru sangat penting untuk memaksimalkan potensi ini demi kemajuan negara.

Menurut World Bank, blue economy adalah “sustainable use of ocean resources for economic growth, improved livelihoods, and jobs while preserving the health of ocean ecosystem.” Yang artinya penggunaan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan penghidupan, dan lapangan kerja sambil menjaga kesehatan ekosistem laut. Secara sederhana Blue Economy atau Ekonomi Biru adalah konsep yang mengintegrasikan pembangunan ekonomi dan keberlanjutan ekosistem laut. Praktik ekonomi ini berfokus pada pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir sekaligus menjaga kelestarian ekosistem laut.

Sejatinya potensi sumber daya alam yang ada di wilayah pesisir ini cukup besar. Dengan potensi maritim yang dimiliki tersebut seharusnya dapat mensejahterakan dan menguntungkan kehidupan masyarakat pesisir. Namun kenyataannya, kehidupan masyarakat wilayah pesisir senantiasa dilanda kekurangan, bahkan kehidupan masyarakat pesisir sering diidentikkan dengan kemiskinan (Prayuda, 2019).

Berikut beberapa alasan kenapa konsep Blue Economy sangat relevan dengan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir:

A. Kontribusi Ekonomi yang Signifikan

Sektor kelautan dan perikanan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional Indonesia. Dengan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan, ekonomi biru mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Lebih dari 2,8 juta rumah tangga di Indonesia terlibat langsung dalam industri maritim[i]. Melalui praktik ekonomi biru, Indonesia dapat memastikan bahwa sumber daya lautnya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, tetapi juga keberlanjutan jangka panjang.

B. Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat Pesisir

Ekonomi biru tidak hanya mendukung kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir, tetapi juga mendorong pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup mereka. Pengembangan sektor-sektor seperti akuakultur, pariwisata bahari, dan energi terbarukan dari laut dapat memberikan peluang ekonomi yang signifikan bagi komunitas pesisir. Misalnya, ekowisata bahari dapat menarik wisatawan dan meningkatkan pendapatan lokal sambil melestarikan lingkungan .

C. Kelestarian Ekosistem Laut

Salah satu prinsip utama ekonomi biru adalah pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Ini sangat penting mengingat tantangan lingkungan yang dihadapi Indonesia, seperti penangkapan ikan berlebihan, polusi laut, dan dampak perubahan iklim. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi biru, Indonesia dapat melindungi dan melestarikan ekosistem lautnya yang kaya. Pembentukan kawasan konservasi laut, penggunaan teknologi ramah lingkungan, dan penelitian terus-menerus adalah beberapa contoh dari langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ini.

D. Inovasi dan Teknologi Ramah Lingkungan

Ekonomi biru juga mendorong penggunaan teknologi dan inovasi ramah lingkungan dalam pengelolaan sumber daya laut. Misalnya, sistem akuakultur yang berkelanjutan dan teknologi monitoring laut dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Teknologi modern seperti drone dan satelit dapat digunakan untuk memantau kondisi laut dan membantu dalam upaya konservasi .

Dengan empat poin diatas kiranya bisa melihat bahwa konsep blue economy sangat relevan dalam upaya perwujudan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir, konsep blue economy sangat relevan bagi Indonesia karena memanfaatkan potensi besar sumber daya lautnya secara berkelanjutan, mendukung kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir, serta melestarikan ekosistem laut. Implementasi ekonomi biru dapat menjadi kunci untuk mencapai pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia, menjadikannya model bagi negara-negara kepulauan lainnya.

Hanya saja semua potensi diatas tidak akan bisa menghasilkan apa-apa jika tidak ada kebijakan konkrit dari pemerintah. Pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang mempunyai daya saing dan Memiliki kekuasaan atau kemampuan dan pengetahuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti sikap berani, kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, mempunyai mata pencaharian tujuan, dan mandiri dalam melaksanakan tugas kesehariannya.***

Sumber:

[i] https://money.kompas.com/read/2024/03/12/104600626/pembangunan-ekonomi-biru-kkp-buka-skema-kerja-sama

https://money.kompas.com/read/2023/11/12/060404926/pengertian-blue-economy-konsep-dan-contohnya-di-indonesia?page=all

Prayuda, R. (2019). Strategi Indonesia dalam implementasi konsep Blue Economy terhadap pemberdayaan masyarakat pesisir di era masyarakat ekonomi Asean. Indonesian Journal of International Relations, 3(2), 46–64.

Supriyadi, AA, Alman, GC, Rianto, R., Juliana, J., Rahmayanti, S., Yusuf, MAA, … & Sulistyadi, E. (2022). Kebijakan Ekonomi Ketahanan Pangan Dengan Strategi Blue Economy Menghadapi Ancaman Perubahan Iklim. Jurnal Penelitian Inovasi dan Pengetahuan , 2 (4), 2131-2126.

Artikel Terkait

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan