Zona Laut Berdasarkan Kedalaman dan Masuknya Cahaya

Lautan yang luas menyimpan sekitar 950 ribu spesies dan memiliki kedalaman hingga 10 ribu meter lebih. Kedalaman tersebut mencapai lebih dari 10 kali panjang Pulau Jawa.

Kamu pernah mendengar Palung Mariana? Ya, hingga saat ini fakta sains menunjukan bahwa Palung Mariana adalah titik terdalam laut di bumi ini.

Palung Mariana terletak di Samudra Pasifik. Titik terdalam ini berada di Challenger Deep dengan kedalaman 10.928 meter dan Horizon Deep dengan kedalaman 10.823 meter. Challenger Deep berada di ujung selatan Palung Mariana.

Ilustrasi: Vectormine / Shutterstock.com

Berbicara mengenai kedalaman laut berikut ini beberapa istilah untuk membagi zona laut berdasarkan kedalaman.

1. Zona Litoral (Wilayah Pasang Surut)

Zona litoral adalah zona atau wilayah laut yang apabila pada saat terjadi air pasang, wilayah ini akan tergenang oleh air, dan pada saat terjadi air surut, wilayah ini akan mengering dan berubah menjadi pantai.

Maka zona ini seringkali disebut dengan daerah pasang surut. Pengaruh suhu udara serta sinar matahari yang terdapat pada zona litoral sangat kuat. Menjadikan zona ini sebagai habitat bagi beberapa spesies aut seperti bintang laut, udang, kepiting, cacing, serta organisme bentos lainnya.

2. Zona Neritik (Laut dangkal)

Zona Neritik adalah wilayah perairan dangkal yang terletak dekat dengan pantai. Kedalaman dari zona ini adalah berkisar antara 50 hingga 200 meter. Kawasan ini dapat tertembus sinar matahari dengan sangat baik, sehingga menjadikannya sebagai habitat yang sangat cocok bagi berbagai jenis spesies laut seperti ubur-ubung, fitoplankton. Zooplankton, rumput laut, serta jenis spesies lainnya.

3. Zona Bathial (Laut Dalam)

Zona Bathial atau laut dalam (Deep Sea) merupakan Wilayah perairan yang memiliki kedalaman yang berkisar antara 200 hingga 2000 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus oleh sinar matahari. Hal tersebutlah yang menjadikan kehidupan diwilayah zona bathial tidak seramai di zona neritik.

4. Zona Abisal (Laut sangat Dalam)

Ini merupakan bagian laut yang memiliki kedalaman lebih dari 2.000 meter. Wilayah ini  memiliki suhu yang sangat dingin. Hal inilah yang menjadikan zona abisal hanya memiliki beberapa spesies hewan laut.

Dan di zona ini tidak dapat ditemui spesies tumbuh-tumbuhan laut. Contoh spesies yang dapat hidup di zona ini adalah angler fish, dimana biota laut tersebut dapat menghasilkan cahaya sendiri untuk berkomunikasi.

Menurut para ahli kelautan, selain dibagi berdasarkan kedalaman zona laut dapat dibedakan berdasarkan sejauh mana cahaya matahari dapat mencapai kawasan perairan tersebut. Berikut zona tersebut.

A. Zona Epipelagik (eufotik)

Merupakan zona yang dapat diterangi oleh pancaran sinar matahari, sehingga proses fotosintesis di zona tersebut dapat berjalan sempurna. Suhu zona epipelagik berkisar dari 40 ke 3 derajat Celcius.

B. Zona Mesopelagik (disphotic)

Merupakan zona laut yang hanya mendapatkan sejumlah kecil penerangan sinar matahari. Karena kelangkaan cahaya yang didapat, maka zona ini dikenal dengan sebutan twilight zone. Suhu dari zona mesopelagik berkisar dari 5 – 4 derajat Celcius atau sekitar 41 – 39 derajat fahrenheit.

C. Zona Basiopelagik (aphotic)

Zona ini merupakan zona laut yang terdalam, dimana sama sekali tidak ada cahaya matahari yang dapat menembus zona ini. Zona ini seringkali disebut sebagai zona tengah malam. Suhu yang terdapat pada zona ini berkisar 0 – 6 derajat Celcius.***

Baca juga: Lakon Kehidupan Bawah Laut di Serial Kartun Upin & Ipin

Sumber: Cencus of Marine Life, ilmugeografi.com.

Artikel Terkait

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan