Konsep Modern Rumah Ramah Lingkungan
Memiliki rumah adalah salah satu impian banyak orang. Namun, lahan yang kian hari semakin terbatas menyebabkan harga rumah yang melambung tinggi. Rumah yang sehat adalah idaman bagi semua orang. Akan tetapi, bahan limbah di Indonesia banyak dijumpai dimana-mana.
Limbah merupakan masalah lingkungan utama yang merupakan ancaman bagi lingkungan. Limbah dapat digunakan dalam industri konstruksi dalam dua hal : dengan menggunakan kembali dan mendaur ulang.
Rawhaus bekerja dengan perusahaan Parongpong pada program multiple R&D, berfokus pada pemborosan hingga material berkembang untuk mencari cara yang lebih baik untuk membangun perumahan masa depan. Menjadikan rumah mikro sebagai alternatif di masa depan.
Sumber : @rawhaus.id
Hidup di rumah mikro dapat membuat kita pada gaya hidup minimalis. Minimalis adalah cara hidup secukupnya, tidak menghambur-hamburkan, dan seperlunya. Kita sering kali melihat setiap iklan yang terpampang di media kita tentang hidup di masyarakat yang membanggakan diri pada akumulasi barang-barang, harta benda, utang, dan lain-lain.
Apa yang tampaknya kita tidak memiliki arti yang tersisa di dunia kita dengan mengadopsi gaya hidup minimalis anda dapat membuang apa yang tidak butuhkan agar fokus pada apa yang anda butuhkan.
Hal ini mendorong Cassandra Sari Damayanti mencari tujuan hidup ketika ia resign. Hidup yang sederhana dan bermanfaat bagi orang lain. Mendorong ia memutuskan untuk membuat rumah ramah lingkungan yang diberi nama Rawhaus.
Rawhaus adalah rumah mikro pertama di Indonesia yang menggunakan material daur ulang recycle styrofoam untuk pengisi dinding dan atap, ataupun aksesoris dinding salah satu material yang akan dikembangkan adalah puntung rokok menjadi campuran beton.
Rawhaus berdiri November 2018, Rawhaus bukan rumah yang murahan karena rawhaus adalah rumah yang tepat hidup minimalis dan berkelanjutan.
Cassandra mempunyai rencana untuk membuat penginapan agar pengunjung bisa menikmati sustainable living. Sustainable living dapat dicapai dari gaya hidup di lingkungan terkecil kita yaitu rumah kita sendiri.
Rawhaus dirancang untuk mengurangi penggunaan listrik dengan mengutamakan siang hari untuk penggunaan jendela dan lampu langit untuk membawa cahaya matahari kedalam rumah. Jendela yang sangat hemat energi serta kemajuan dalam desain pencahayaan, mengurangi kebutuhan untuk pencahayaan selama siang hari tanpa menyebabkan pemanasan atau pendinginan.
Desain rawhaus bertujuan untuk menampung semua air yang dibutuhkan. Untuk mencuci, memiliki opsi membersihkan grid. Untuk semua air dan mendaur ulang air abu-abu untuk makanan yang tumbuh. Atapnya dirancang khusus untuk mendapatkan air hujan sebanyak mungkin.
Kemudian air hujan telah disaring melalui filter, sistem piping yang sangat pintar dan sederhana. Air hujan dikumpulkan, disaring dan disimpan di tangki bawah tanah memberi kapasitas penyimpanan 1,200 liter. Air abu-abu disaring menjadi buluh dan digunakan di kebun-kebun sedangkan air hitam yang dihasilkan dari toilet masuk ke sistem bio septic tank.
Air minum utama diledengkan ke dapur di keran. Maka pemilik rawhaus mempunyai pilihan minum. Rawhaus berkolaborasi dengan @nazavawater yang memiliki sistem jual air yang memberi kemampuan untuk mengganti seluruh rumah ke utama dan kembali lagi ke air hujan kembali titik mampu menyediakan air minum sendiri akan menghilangkan sampah plastik dari air botolan dan menghemat biaya.
Dengan kondisi lingkungan sekarang, para arsitek professional dan calon pemilik rumah harus membangun rumah yang tidak merusak lingkungan. Penggunaan material yang baik untuk lingkungan akan menghemat biaya pengeluaran, membuat rumah lebih nyaman dengan desain yang tetap memperhitungkan estetikanya.
Editor : Annisa Dian Ndari
Tanggapan