Seberapa Penting Penyu Bagi Ekosistem Laut?
Telah ditemukan 6 spesies penyu di perairan Indonesia dari total 7 penyu yang terdapat di dunia. Keenam jenis tersebut adalah penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu pipih (Natator depressus), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Peran-peran penyu bagi ekosistem laut adalah sebagai berikut:
Pemeliharaan Habitat
Lamun merupakan makanan bagi penyu. Kegiatan makan ini membuat keberadaan lamun di lautan tidak terlalu rimbun. Karena apabila terlalu rimbun, maka hal tersebut akan menghalangi arus laut dan menghalangi sinar matahari yang masuk kedalam lautan.
Selain lamun, penyu sisik juga menjadikan spons sebagai makanannya. Aktivitas makan ini dapat mencegah meningkatnya jumlah spons pada ekosistem terumbu karang. Dan kemungkinan akan membuat terumbu karang memperluas koloninya.
Apabila populasi penyu menurun, maka populasi spons akan meningkat dan akan merubah struktur ekosistem terumbu karang. Selain itu, spons memiliki pertahanan fisik dan kimia yang dapat menghalangi sebagian besar mamalia air dan ikan untuk memakan spons.
Dengan adanya penyu yang mencabik spons maka nutrisi yang dimiliki spons akan terbuka keluar dan dimakan oleh spesies laut yang biasanya tidak dapat membuka lapisan luar spons (Kkp, 2018).
Selain habitat lautan, penyu juga berperan untuk menjaga habitat di darat, yaitu habitat saat bertelur. Telur-telur yang tidak menetas dapat menambah nutrient seperti nitrogen, fosfor dan kalium yang dapat membantu pertumbuhan vegetasi sehingga dapat menaikkan stabilisasi pada wilayah tersebut (Samanya, 2015).
Keseimbangan Jaring-jaring Makanan
Ubur-ubur juga menjadi makanan penyu selain lamun dan spons. Telah diketahui bahwa seekor penyu belimbing dapat menghabiskan kurang lebih 200 kg ubur-ubur setiap hari nya.
Apabila populasi penyu semakin menurun, maka populasi ubur-ubur akan meningkat dan dapat menurun kan populasi ikan di laut (Samanya, 2015).
Peran penyu sebagai penyeimbang jaring makanan juga diketahui melalui Epibiont yang tumbuh pada karapas penyu. Epibiont ini menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis udang dan ikan (Samanya, 2015).
Siklus Nutrien yang Lebih Baik
Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyu memiliki peranan untuk menambah nutrient pada habitat peneluran di daratan. Namun, selain di darat ternyata penyu juga memiliki peranan dalam perbaikan siklus nutrient di lautan.
Ketika penyu tempayan mencari mangsa di dasar laut, mereka meninggalkan bekas di sedimen saat mereka menyapu pasir dengan siripnya untuk mengungkapkan mangsanya. Perilaku ini mempengaruhi aerasi dan distribusi sedimen dan keanekaragaman hayati serta dinamika ekosistem laut (Samanya, 2015).
Pengadaan Habitat
Diketahui lebih dari 100 spesies Epibiont hidup di dalam cangkang penyu tempayan. Selain itu, cangkang penyu merupakan habitat yang lebih aman bagi Epibiont dibandingkan substrat lainnya, sehingga memungkinkan distribusi spasial spesies Epibiont yang sangat luas (Samanya, 2015).
Namun semua jenis penyu di Indonesia hampir keseluruhannya dikategorikan terancam punah karena telah mengalami penurunan populasi.
Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan populasi penyu antara lain kematian penyu yang disebabkan oleh adanya kegiatan perikanan, perubahan iklim, sampah, penyakit, ancaman predator, dan eksploitasi penyu.
Rusaknya ekosistem habitat penyu akibat pergeseran fungsi lahan juga menjadi faktor penyebab menurunnya populasi penyu.
Semua jenis penyu dilindungi menurut PP No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa serta PP No.8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, sehingga dilarang untuk melakukan perdagangan baik dalam keadaan hidup atau mati.
Secara internasional, penyu terdaftar dalam Appendix I dari IUCN Red List dan CITES yang artinya keberadaannya di alam telah terancam punah.
Setelah mengetahui peran penyu dalam ekosistem laut, diharapkan dapat membuat masyarakat aktif bergerak untuk melindungi dan melestarikan populasi penyu di Indonesia bahkan di dunia.***
Baca juga: Green Talao Park, Desa Wisata Bahari Sumatera Barat
Editor: J. F. Sofyan
Sumber:
Samanya, R. (2015, October). Biologi Konservasi Penyu Laut. In Seminar Biokonservasi dalam rangka Dies Natalis ke-28 Fakultas Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana (Vol. 23).
Situs KKP Indonesia.
Tanggapan