Spons, Si Cantik Berjuta Manfaat.

Siapa yang tidak tau film kartun anak Spongebob Squarepants? ternyata karakter ini ada di dunia nyata loh. Karakter ini diadaptasikan dari salah satu hewan dari kelompok porifera atau hewan berpori yaitu spons .

Spons tergolong dalam organisme sederhana yang hidup di perairan berpasir, berbatu atau perairan terumbu karang. Uniknya walaupun digolongkan sebagai hewan, tapi spons tidak dapat bergerak secara bebas layaknya hewan pada umumnya.

Tubuh spons memiliki elastisitas yang tinggi layaknya busa karet namun ada juga yang memiliki tubuh keras dan rapuh. Kata spons seringkali dihubungkan dengan alat pembersih piring. Namun sebenarnya peran spons sangatlah besar baik dalam ekosistem maupun kesehatan.

1. Filter Feeder


Spons termasuk dalam salah satu filter feeder yang dapat menyaring air dan partikel organik disekitarnya. Kemampuan ini didapatkan karena spons laut memanfaatkan arus laut yang membawa gas dan makanan. Partikel organik yang dibawa oleh arus masuk ke dalam rongga tubuh spons dan disaring menggunakan silia yang secara tidak langsung mampu arus yang masuk.

Ketika arus masuk ke dalam tubuh spons, kecepatan arus relatif lebih lambat sehingga memudahkan penangkapan partikel organik oleh silia. Pada umumnya, spons mampu memompakan volume air 10 kali volume tubuhnya dalam waktu 1 menit. Sehingga menjadikan hewan ini filter feeder paling efisien dibanding hewan lainnya.

2. Bioindikator Alami


Lingkungan perairan tergolong lingkungan yang sangat rentan mengalami pencemaran baik. Salah satu cara mengetahuinya adalah dengan melihat bagaimana kondisi kelimpahan spons di perairan tersebut. Spons mampu mendeteksi berbagai pencemaran seperti pencemaran oleh logam berat (As, Cd, Mn, Cu, Fe,Ni dan Co) bahkan pencemaran akibat adanya tumpahan minyak sekalipun.

3. Pembentuk Karang


Spons mampu untuk membangun kembali terumbu karang yang patah dengan menjadikan tubuhnya sebagai substrat. Patahan karang yang dikumpulkan akan distabilkan keadaanya dan memungkinkan tumbuhnya larva karang yang baru. Ketika menggabungkan karang yang patah, spons membutuhkan waktu sekitar 7 bulan sehingga karang dapat kembali seperti semula.

4. Spons Sebagai Inang


Spons memiliki kemampuan untuk berasosiasi dengan berbagai jenis organisme air. Lubang pori-pori pada spons dimanfaatkan oleh berbagai jenis biota berukuran kecil untuk berlindung dari serangan predatornya. Selain itu, jaringan mesohil pada pada spons yang mengandung banyak karbon menjadi salah satu pendukung tingginya tingkat biodiversitas ekosistem terumbu karang.

Menurut penelitian, terdapat lebih dari 100 spesies yang menjadikan spons sebagai tempat untuk berlindungnya. Namun, beberapa spesies menjadikan spons sebagai tempat berlindung hanya pada stadia juvenile seperti yang terjadi pada Ophiuroidea. Peran spons sebagai tempat berlindung didukung dengan adanya kesamaan corak pada biota laut dengan spons sehingga menjadikannya seolah-olah berkamuflase dengan lingkungan sekitar.

5. Obat berbagai penyakit


Berdasarkan penelitian, hewan ini mampu menghasilkan berbagai bahan alami seperti alkanoid dan steroid yang dapat digunakan untuk bahan antibakteri. Selain itu, senyawa yang dihasilkan oleh spons dapat dikembangkan menjadi obat yang mampu untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Bentuk pemanfaatan senyawa tersebut dapat menghasilkan antibiotik, antitumor dan antiinflamasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa beberapa spesies spons mampu untuk mengobati penyakit Alzheimer atau penyakit yang menyerang otak sehingga menurunkan daya ingat seseorang. Pengobatan dilakukan dengan menghambat enzim asetilkolinestease dengan menggunakan ekstrak metanol spons.

Berbagai manfaat itu dapat dirasakan apabila kondisi laut kita terjadi dengan baik.
Jadi, yuk mari jaga keindahan laut kita

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan