Menghadapi Tantangan dan Peluang SDGs 14: Konservasi dan Pemanfaatan Lautan, Perairan, dan Sumber Daya Lautan Secara Berkelanjutan di Indonesia

SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan serangkaian tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dicapai hingga tahun 2030. SDGs No. 14 secara khusus menekankan pentingnya menjaga dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut dan kelautan. Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya laut, memiliki tanggung jawab besar dalam mencapai target SDGs No. 14.

Tujuan SDGs No. 14 adalah “Konservasi dan Pemanfaatan Lautan, Perairan dan Sumber Daya Lautan secara Berkelanjutan”. Tujuan ini mencakup berbagai aspek yang saling terkait, termasuk pengelolaan sumber daya laut, perlindungan ekosistem laut, pengurangan polusi laut, peningkatan keberlanjutan sektor perikanan, dan pelestarian keanekaragaman hayati laut.

Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam mencapai SDGs No. 14. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pesisir yang luas, laut Indonesia menyimpan kekayaan alam yang luar biasa, seperti terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan berbagai spesies ikan. Tak luput pula komodo, ikan pari manta, ikan paus serta sejumlah spesies laut yang unik melengkapi keanekaragaman yang ada di indonesia. Indonesia memiliki sektor perikanan dan kelautan yang penting, termasuk budidaya ikan, industri perikanan, dan pariwisata bahari. Keindahan pulau-pulau tropis di Indonesia adalah daya tarik utama wisata bahari. Potensi energi terbarukan seperti energi angin laut dan energi gelombang juga mulai dieksplorasi di beberapa daerah.

Namun, siapa sangka dibalik keindahan alamnya yang luar biasa laut indonesia memiliki berbagai masalah yang mengancam laut di Indonesia, seperti kerusakan terumbu karang, pencemaran, perubahan iklim, dan overfishing. Seperti kebanyakan wilayah laut di seluruh dunia, laut Indonesia juga menghadapi dampak perubahan iklim. Pemanasan global telah menyebabkan kenaikan suhu air laut, asam laut, dan peningkatan tingkat keasaman. Hal ini berdampak negatif terhadap ekosistem laut, termasuk terumbu karang yang rentan terhadap pemutihan. Selain itu dampak aktivitas antropogenik, seperti pembuangan limbah industri, limbah domestik, dan penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab, telah menyebabkan pencemaran laut di beberapa daerah di Indonesia. Pencemaran ini dapat merusak ekosistem laut dan mempengaruhi kesehatan manusia yang bergantung pada sumber daya laut.

Penangkapan ikan berlebihan atau overfishing juga merupakan masalah serius di perairan Indonesia. Beberapa wilayah bahkan menghadapi penurunan stok ikan yang signifikan. Overfishing memberikan dampak bagi nelayan, yaitu hasil tangkapan yang berkurang, wilayah penangkapan semakin jauh yang menyebabkan meningkatnya biaya untuk melaut, dan pendapatan nelayan menurun, sementara harga ikan dikalangan nelayan sangat rendah.

Untuk mencapai SDGs No. 14, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkret dan melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan generasi muda. Generasi muda dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga laut Indonesia. Mereka dapat mengedukasi teman-teman mereka, keluarga, dan masyarakat secara luas tentang pentingnya konservasi laut, efek negatif dari aktivitas antropogenik, serta cara-cara untuk mengurangi dampak tersebut.

Generasi muda juga dapat aktif terlibat dalam organisasi dan komunitas lingkungan yang peduli terhadap laut. Mereka dapat bergabung dengan kelompok-kelompok seperti Greenpeace, WWF, atau organisasi lokal yang fokus pada konservasi laut. Dengan bergabung dalam organisasi ini, generasi muda dapat berkontribusi dalam kampanye perlindungan laut, menanam mangrove, penggalangan dana, atau kegiatan pembersihan pantai. Selain itu Generasi muda juga dapat menjadi pelaku riset dan inovasi di bidang kelautan. Dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di bidang ilmu kelautan, teknologi kelautan, dan konservasi laut, mereka dapat mencari solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi oleh laut Indonesia. Penemuan baru, teknologi yang ramah lingkungan, atau metode konservasi yang efektif dapat berkontribusi pada upaya menjaga laut Indonesia.

Sektor swasta juga memiliki peran penting dalam mendorong konservasi dan pemanfaatan laut Indonesia. Dalam mengembangkan industri seperti pariwisata, perikanan, dan energi kelautan, perusahaan harus mempertimbangkan dampak lingkungan dan berupaya mengadopsi praktik yang ramah lingkungan. Kolaborasi dengan lembaga riset dan organisasi non-pemerintah dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan inovasi dalam konservasi laut.

Partisipasi masyarakat juga sangat penting yaitu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya laut, masyarakat dapat ikut serta dalam kegiatan konservasi seperti penanaman terumbu karang, pengelolaan limbah, dan pengawasan terhadap penangkapan ikan yang ilegal. Pendidikan dan peningkatan kesadaran juga perlu menjadi bagian integral dari upaya konservasi laut di Indonesia.

Pembangunan berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengubah dunia kita seperti yang terlihat di depan markas besar PBB: TUJUAN 14: Kehidupan Di Bawah Air. Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah organisasi antar pemerintah yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, mengembangkan hubungan persahabatan antar negara , mencapai kerjasama internasional, dan menjadi pusat harmonisasi tindakan bangsa. PBB berkantor pusat di wilayah internasional di New York City. / Foto: Tracie Williams / Greenpeace

Dalam menghadapi tantangan dan mengambil peluang SDGs No. 14 di Indonesia, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting. Dalam menjaga dan memanfaatkan laut, perairan, dan sumber daya lautan secara berkelanjutan, kita dapat melindungi keanekaragaman hayati, menyediakan mata pencaharian yang berkelanjutan, serta mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan kerjasama dan komitmen bersama, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang terkait dengan laut dan sumber daya laut.***

Baca juga: Kerajaan Jin Terletak Di Laut Dan Fenomena Memberi Sesajen: Positif Atau Negatif?

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan