Mentari, Mengabdi di Tanah Bahari Kepulauan Karimunjawa
Sebuah Motivasi :
“Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat”. Soe Hok Gie (1942-1969)
Kita tentu boleh saja hafal Indonesia itu terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote, terdiri dari 34 Provinsi dengan 514 Kabupaten dan Kota. Namun, merasakan langsung hidup berdampingan dengan alam dan rakyatnya akan memberi hikmah tersendiri bagaimana Indonesia dari sudut pandang mereka.
Sobat Laut Sehat, pada artikel ini saya akan berbagi pengalaman tak terlupakan yang saya jalani secara langsung bersama Tim Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) chapter Semarang tahun 2015 dalam mengeksplorasi Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara dengan misi yang kami juluki : Mentari, Mengabdi di Tanah Bahari 🙂
Persiapan Keberangkatan
Perjalanan kami dimulai dengan menyebarang dari Pelabuhan Kartini Jepara menuju Pelabuhan Karimunjawa dengan menggunakan kapal feri. Penyebrangan yang tadinya dijadwalkan tanggal 8 Juni 2015 urung dilaksanakan, karena BMKG tidak memberi izin berlayar dan baru bisa keesokan harinya, walhasil kami kembali berkonsolidasi mempersiapkan program-program kerja yang akan dilkasanakan.
Ada 4 divisi yang menjadi fokus utama program kerja tim ENJ Semarang, yaitu bidang lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Berbekal modal awal sebesar 1 juta rupiah untuk setiap divisi, kami tak patah semangat untuk merealisasikan program kerja yang telah disusun.
Program Kerja Mentari
Pada waktu itu, sebuah kehormatan bagi saya ditunjuk oleh rekan-rekan Tim ENJ sebagai kepala divisi lingkungan. Program kerja yang kami susun di divisi lingkungan diantaranya coastal cleanup + bersih-bersih pelabuhan, pembuatan fish apartment, sosialisasi mangrove, papanisasi di beberapa pulau dan tempat-tempat strategis sebagai himbauan bagi wisatawan dan tujuan konservasi, serta social mapping untuk mengetahui kondisi energi, potensi dan kearifan lokal masyarkat setempat.
Program kerja divisi kesehatan diantaranya mencakup sosialisasi kanker serviks beserta deteksi dininya, pengobatan umum gratis, dan sosialisasi pola hidup bersih sehat (PHBS). Divisi pendidikan memiliki program kerja edukasi wawasan kebangsaan, leadership, english for tourism, meteorologi dan tanggap bencana, sementara divisi ekonomi melaksanakan program kerja pengolahan ikan hasil tangkapan & budidaya rumput laut serta integrated tourism. Selain mengeksplorasi berbagai potensi yang ada di Kepulauan Karimunjawa, kami juga melaksanakan pengabdian masyarakat.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, merupakan poin ketiga dalam sembilan agenda prioritas pembangunan Presiden Jokowi yang tertuang dalam Nawa Cita. Melalui ekspedisi ini, Tim ENJ Kepulauan Karimunjawa menghimpun infografis penduduk, pendidikan, potensi, serta geografis Kepulauan Karimunjawa pada Gambar berikut.
Sebuah Renungan
Sobat Laut Sehat, ekspedisi yang kami lakukan merupakan sebagian kecil potret betapa indahnya bentang alam bahari yang dimiliki Indonesia. Dibalik potensi dan kemolekannya, masih kita temukan ironi bahwa kebutuhan dasar hidup manusia hari ini seperti air bersih, listrik/energi, konektivitas jaringan belum tersedia secara merata di semua pulau.
Hal ini bukan hanya menjadi pekerjaan rumah pemerintah saja, namun kita sebagai generasi muda hendaknya turut bisa menyuarakan gagasan dan aksi alternatif solusi bukan sekedar mengekspos permasalahan di media massa. Setidaknya itu yang coba kami hadirkan bagi alam dan masyarakat Kepulauan Karimunjawa selama melakukan ekspedisi.
Mengeksplorasi Kepulauan Karimunjawa selama dua pekan, membuat kami merasa kecil dihadapan bentang indah alam Indonesia. Mengenal sesama tanpa prasangka, menyapa semua dengan senyum dan tawa, berbagi cerita, menyanyi, menari, berpetualang, serta menjadi saksi keagungan pesona bawah laut ciptaan Sang Maha Pencipta.
Tak ada sinyal, tak ada internet tak mengapa, karena hati-hati ini sudah terkoneksi antar sesama. Tak ada listrik siang dan malam pun tak apa, cukup pesona sunrise, sunset, dan milky way pelipurnya. Di sini, tak ada bau asap yang menusuk hidung, hanya wangi laut yang damaikan relung. Tak ada deru kendaraan yang awali hari, hanya kicauan burung yang tandai pagi. Tak ada debu di kulit yang perlu diseka, hanya percikan air yang segarkan raga.
Sumber Foto : Dokumentasi Tim ENJ Semarang 2015. Dapat diakses pada http://enjsemarang.weebly.com/misi-sosial-karimunjawa.html
Tanggapan