Indonesia Road to Blue Economy: Mengenal Produk Domestik Bruto (PDB) Maritim Indonesia, Apa saja Pembentuknya?

Indonesia Sebagai Negara Maritim

Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas dengan hampir 2/3 wilayah Indonesia merupakan lautan sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi maritim yang sangat besar.

Keberagaman hayati di laut, sumber daya mineral, gas, dan minyak yang melimpah, pesisir pantai yang luas dengan keindahan alamnya, serta posisinya yang strategis sebagai jalur perdagangan telah menjadikan sektor maritim sebagai salah satu sektor yang potensial untuk didorong menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi negara ini.

Namun, untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan kebijakan pengembangan maritim yang tepat yang didasarkan pada data yang akurat dan kredibel.

 

Sebelum ke PDB Maritim, Kita Bahas Dulu Apa itu Produk Domestik Bruto (PDB)?

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai total produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. PDB mencakup seluruh produksi dari sektor-sektor ekonomi seperti pertanian, industri, dan jasa, tanpa memperhitungkan kewarganegaraan pelaku usaha atau tempat di mana produksi itu terjadi. PDB dapat dihitung dengan tiga pendekatan:

  1. Pendekatan Produksi: Menghitung total nilai tambah dari seluruh sektor ekonomi.
  2. Pendekatan Pengeluaran: Menghitung total pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor dikurangi impor.
  3. Pendekatan Pendapatan: Menghitung total pendapatan yang diperoleh dari faktor-faktor produksi, seperti upah, sewa, bunga, dan keuntungan.

PDB biasanya digunakan sebagai indikator utama untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara.

 

PDB Maritim, Dikeluarkan Siapa dan Untuk Apa?

Produk Domestik Bruto Maritim dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik. Laporan yang berjudul Laporan Hasil Perhitungan Produk Domestik Bruto Maritim Indonesia 2017-2021 dikeluarkan kedua lembaga pada Oktober 2023.

Beberapa hal yang bisa digarisbawahi dalam laporan tersebut adalah Indonesia selalu memaksimalkan pembangunan dalam sektor maritim dengan memberikan kebijakan yang sesuai dengan visi misi Indonesia serta menerbitkan laporan yang sesuai dengan hasil kerja yang dilakukan.

PDB Maritim merupakan indikator kinerja sasaran strategis kedua RPJMN Tahun 2020-2024 yang berbasis data, guna mewujudkan ekonomi maritim yang inklusif dan kuat sebagai penggerak utama perekonomian nasional kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya sebagai Menteri Kemenkomarves.

Data dan informasi statistik berkualitas mengenai kondisi dan kinerja sumber daya di bidang kemaritiman Indonesia digambarkan melalui indikator Produk Domestik Bruto (PDB) Maritim.

 

PDB Maritim Dikelompokkan, tapi Berdasarkan Apa?

PDB Maritim dikelompokkan berdasarkan KBLI Kemaritiman. Dibuat sejumlah klaster maritim yang cakupannya dibagi menjadi 12 aktivitas yaitu:

  1. Perikanan dan Budidaya Maritim dengan 61 industri
  2. Sumber Daya Energi Maritim dengan 4 industri
  3. Pertambangan dan Penggalian Maritim dengan 31 industri
  4. Industri Pembuatan, Pemeliharaan dan Jasa Perbaikan Kapal dengan 5 industri
  5. Energi Baru dan Terbarukan Maritim dengan 11 industri
  6. Konstruksi Maritim dengan 39 industri
  7. Transportasi dan Aktivitas Penunjang Maritim dengan 54 industri
  8. Wisata Bahari dengan 56 industri
  9. Jasa Maritim dengan 47 industri
  10. Industri Pengolahan Maritim dengan 19 industri
  11. Industri Kemaritiman Lainnya dengan 29 industri
  12. Perdagangan Maritim dengan 18 industri

Dari Lapangan Usaha PDB Indonesia, Gambar 1 merupakan Konkordansi PDB Menurut Lapangan Usaha terhadap Klaster Maritim Indonesia. Dalam Gambar 1 diberikan garis penanda arah serta masuknya 17 Lapangan Usaha ke dalam 12 Klaster Maritim + 1 Non Maritim.

 

Gambar 1. Konkordansi PDB Menurut Lapangan Usaha terhadap Klaster Maritim Indonesia.

 

Bagaimana Distribusi PDB Maritim? Klaster Penyumbang Terbesarnya Siapa?

Dalam jangka waktu 2017-2021, terdapat tiga klaster maritim yang berkontribusi tinggi secara konsisten terhadap PDB Maritim Indonesia. Klaster-klaster tersebut adalah Perikanan dan Budidaya Maritim, Sumber Daya Energi Maritim, serta Transportasi dan Aktivitas Penunjang Maritim.

Sumber Daya Energi Maritim menempati tempat pertama sebagai kontributor terbesar pada tahun 2017 dengan proporsi sebesar 27,90 persen. Kemudian, seiring berkembangnya teknologi perikanan dan akibat Pandemi COVID-19, nilai perikanan dan budidaya maritim terus meningkat karena meningkatnya jumlah nelayan budidaya dan nelayan tangkap di Indonesia.

Gambar 2. Persentase Distribusi PDB Maritim Indonesia Menurut Klaster Tahun 2021 (persen).

Hingga di tahun 2021, Perikanan dan Budidaya Maritim menjadi klaster sebagai kontributor terbesar dengan proporsi 29,11 persen yang diikuti oleh Sumber Daya Energi Maritim di peringkat kedua, dan Transportasi & Aktivitas Penunjang Maritim di peringkat ketiga.

 

Memangnya Berapa sih Nilai PDB Maritim Indonesia? Terus Nilainya Bagaimana?

PDB Maritim Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku, selama tahun 2017-2021 mengalami naik turun yang tidak terlalu jauh. Nilainya berkisar antara 1000-1300 triliun Rupiah, yang mana nilai ini menyumbang sekitar 7,71 persen terhadap perekonomian Indonesia secara rata-rata pada periode waktu tersebut.

Artinya, ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor maritim sebesar 7,71 persen secara rata-rata pada rentang 2017-2021. Nilai ini sebenarnya bisa ditingkatkan jika pengolahan hasil tangkap laut maupun budidaya sebagai kontributor terbesar PDB Maritim dikelola lebih baik.

Dalam hal ini adanya batasan dalam penangkapan hasil laut dan pemaksimalan nilai bisa jadi solusi sederhana dan jangka panjang. Tidak menjual dan mengekspor benih-benih komoditas laut dan lebih mengutamakan pembesaran serta budidaya benih, juga bisa jadi salah satu solusi sederhana.

Serta pemberdayaan nelayan tangkap laut maupun budidaya, agar semakin banyak masyarakat yang ingin menjadi nelayan dan melihat nelayan sebagai salah satu pekerjaan yang menjanjikan di negara Indonesia yang luas lautnya mencapai 2x lipat luas daratannya.

Secara nilai, PDB Maritim Indonesia hanya mengalami penurunan pada tahun 2020 akibat Pandemi COVID-19, yang kemudian nilainya kembali naik dan menjadi tertinggi sepanjang 5 tahun terakhir di tahun 2021.

Gambar 3. Nilai PDB Maritim Indonesia Tahun 2017-2021 (Triliun Rupiah).

Nilai PDB Maritim Indonesia di tahun 2021 sebesar 1.290,2 triliun Rupiah. Nilai ini mengalami peningkatan yang besar dari tahun 2020 yang mengalami penurunan.

Data hasil perhitungan juga menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan PDB maritim belum mampu melewati pertumbuhan ekonomi nasional.

Bahkan pada saat pandemi tahun 2020, laju pertumbuhan PDB Kemaritiman juga menurun lebih dari PDB Nasional. Hal ini menandakan bahwa aktivitas kemaritiman rentan terhadap aktivitas perekonomian masyarakat secara luas.

Kemudian, rata-rata pertumbuhan PDB maritim masih cukup rendah, yaitu sekitar 2 persen (year on year).

Hal ini mengartikan bahwa pentingnya kebijakan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan PDB maritim yang lebih optimal sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi domestik sebagai salah satu negara maritim.

 

Melimpahnya Hasil Laut Indonesia, Modal untuk Mengembangkan Blue Economy

Seperti pada bagian sebelumnya, Indonesia memiliki kontributor PDB Maritim terbesar yaitu Perikanan dan Budidaya Maritim yang sepenuhnya berasal dari hasil laut Indonesia.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) di tahun 2020 melaporkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara penghasil hasil laut terbesar di dunia.

Terdapat 7 Negara penyumbang hasil laut dengan total perolehan hampir 50 persen hasil laut dunia di tahun 2018.

FAO menyebutkan negara-negara tersebut adalah China (15 persen), Indonesia (7 persen), Peru (7 persen), India (6 persen), Rusia (5 persen), USA (5 persen), dan Vietnam (3 persen). Indonesia berada di peringkat kedua bersama dengan Peru.

Beberapa poin utama terkait hasil laut Indonesia menurut FAO adalah:

  1. Produksi Perikanan: Indonesia adalah salah satu produsen ikan terbesar di dunia, dengan volume tangkapan ikan yang signifikan baik dari perikanan tangkap maupun budidaya. Ikan seperti tuna, cakalang, dan berbagai jenis ikan karang adalah hasil tangkapan utama.
  2. Budidaya Perikanan: Indonesia juga unggul dalam budidaya perikanan, terutama dalam produksi udang, rumput laut, dan berbagai jenis ikan air tawar dan air payau seperti ikan bandeng dan nila.
  3. Ekspor: Produk perikanan Indonesia diekspor ke berbagai negara, dengan komoditas utama seperti udang, tuna, dan rumput laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar internasional.
  4. Keanekaragaman Hayati Laut: Indonesia memiliki salah satu keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia, dengan banyak spesies ikan dan organisme laut lainnya yang berkontribusi terhadap ekosistem laut yang kaya dan produktif. Enam dari tujuh penyu langka juga ada di Indonesia, ini menandakan Indonesia memiliki keragaman biota laut dan jenis biota laut yang melimpah.

 

 

Tulisan ini lebih banyak merangkum dan menampilkan isi dari Laporan PDB Maritim Indonesia 2017-2021. Selengkapnya dapatkan buku Laporan Hasil Perhitungan Produk Domestik Bruto Maritim Indonesia 2017-2021 oleh Kemenkomarves & BPS yang diterbitkan pada Oktober 2023.

sumber:

The State of World Fisheries and Aquaculture (Sustainability in Action) 2020, FAO.

Laporan Hasil Perhitungan Produk Domestik Bruto Maritim Indonesia 2017-2021, Kemenkomarves & BPS.

Statistik KKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Artikel Terkait

Tanggapan