Setiap 1 Juli Ditetapkan sebagai Hari Lamun Indonesia, Begini Ceritanya!

Lamun merupakan satu satunya tumbuhan berbiji dan berbunga yang ada di lautan. Lamun memiliki peranan penting salah satunya sebagai penyerap karbon, sayangnya upaya penanaman lamun sebagai mitigasi perubahan iklim masih pasif dilakukan di Indonesia, dibandingkan dengan penanaman mangrove. Bahkan hari lamun nasional pun belum tersedia sebagai hari peringatan di Indonesia. Riset dalam upaya penanaman lamun masih terus berlangsung hingga saat ini untuk mendapatkan metode penanaman dengan survival rate terbaik dan berkelanjutan.

Inovasi dalam pelestarian lamun dilakukan oleh organisasi Lamun Warrior. Merupakan organisasi yang berfokus pada pelestarian lamun dari hulu ke hilir dan menjadi organisasi percontohan dalam upaya konservasi lamun. Lamun Warrior bergerak di daerah Taman Wisata Perairan Bintan Timur, yang sebelumnya merupakan area Trismades atau Trikora Seagrass Management Demonstration Site sebagai program pengelolaan padang lamun berbasis masyarakat yang pertama di Indonesia. Serta salah satu wilayahnya adalah Teluk Bakau, yang menjadi area pergerakan lamun warrior saat ini.

Upaya perlindungan ekosistem padang lamun terus digalakkan dan dipegang penuh oleh masyarakat Teluk Bakau, terutama bagi orang yang melihat ada orang yang merusak lamun dengan mencabut akar atau dengan sengaja menumpahkan limbah maka dengan tegas pelaku yang merusak dibawa ke kepala desa setempat untuk ditindak. Lamun Warrior sebagai organisasi yang turut serta melestarikan lamun turut berperan serta dalam upaya upayanya salah satunya dengan metode door to door ke masyarakat teluk bakau untuk mengenalkan peran funsgi lamun, mengedukasi anak anak pesisir tentang pentingnya menjaga lamun, mengkampanyekan lewat sosial media, dan masih banyak lagi.

“Masyarakat teluk bakau mulai tersadarkan tentang peran fungsi lamun terutama yang bersentuhan langsung dengan mereka, seperti peran lamun dalam mendukung perekonomian masyarakat pesisir seperti contohnya dengan meningkatnya tutupan lamun maka semakin banyak copepoda sebagai makanan bagi ikan ikan bilis/teri, maka akan semakin banyak ikan bilis yang merupakan Komoditas Unggulan Pulau Bintan.” Menurut Aidin selaku Program Manager dari Lamun Warrior.

Lamun Warrior berinovasi dengan metode penanamannya yang dilakukan dengan metode seedbag. sebelum ditanam lamun akan dikultivasi di rak laboratorium khusus kemudian ditambahkan dengan biostimulan untuk mengektifitaskan pertumbuhan lamun dengan rekayasa teknologi. Selanjutnya setelah proses persemaian, bibit lamun ditanam di area rehabilitasi dengan penggunaan seedbag. Kegiatan penanaman ini dihadiri oleh Pak Muhammad Yusuf, S.Hut, M.Si selaku Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Kementerian Kelautan Republik Indonesia. Pak Yusuf berpesan kegiatan seperti yang dilakukan oleh Lamun Warrior Perlu diperbanyak dan dapat menjadi kelompok percontohan untuk diaplikasikan di daerah daerah lain, pada saat itu juga Pak Yusuf  meresmikan hari tersebut sebagai hari Lamun Indonesia pada 1 Juli 2024, sebagai simbol permulaan penanaman lamun yang harapannya semakin masif dilakukan di Indonesia. Lamun Warrior sendiri berencana akan melakukan penanaman bukan hanya di Pulau Bintan. Hal ini didukung oleh Pemerintah KKP dan sejalan dengan programnya yaitu Indonesia Segarass Society (ISS) Sebagai forum berjejaring berbagai intansi dalam peningkatan daerah daerah pelestarian lamun di Indonesia.

Gerakan ini juga dihadiri Oleh Pak Riza Damanik,  Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM Sebagai tamu undangan yang kaitannya erat dengan upaya lamun warrior dalam upaya hilir yang memanfaatkan nilai ekonomi dari lamun kering. Daun lamun secara natural akan terpotong dan terbawa arus sehingga mengering dipinggir pantai. Masyarakat pesisir Teluk Bakau acapkali memikirkan bahwa keberadaan lamun juga dapat merugikan contohnya lamun lamun kering yang menjadi sampah di pinggiran pantai dan mengganggu nilai estetika dari pantai itu sendiri, sehingga keberadaannya juga dianggap dalam sisi negatif mengotorkan pantai, oleh karena itu Lamun Warrior ingin menghilangkan stigma tersebut dan ‘menyulapnya’ sebagai produk umkm lokal berdaya saing global. Serasah lamun kering dipinggir pantai diolah oleh lamun warrior menjadi kertas, buku, dan bahkan kain. Sehingga kehadiran Pak Riza turut serta melaunching product Sutra Lamun (SULAM).

SULAM merupakan produksi benang dari serasah lamun kering yang dibuat menjadi produk fashion bekerja sama dengan pemuda lokal dan ibu-ibu pesisir untuk memproduksinya melalui program Bank Lamun yang dimiliki oleh Lamun warrior. Launching SULAM juga dimeriahkan dengan persembahan Kabaret dari Teman-Teman Volunteer dari berbagai daerah di Indonesia, mengangkat tema Budaya Bekarang di Bintan dan Pentingnya Menjaga Pelestarian Padang Lamun.

Agenda 1 Juli 2024 tersebut ditutup dengan Penampilan fashion show Sutra Lamun dan pengalungan syal yang terbuat dari sutra lamun kepada Bapak Muhammad Yusuf  selaku Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bapak Riza Damanik, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM dan Bapak Dr. Said Sudrajat, Kepala Dinas dan Perikanan  Provinsi Kepulauan Riau.

Dengan adanya Hari Lamun Indonesia besar harapan bahwa penanaman dan upaya dalam pelestarian lamun lainnya terus ditingkatkan di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan begitu degradasi ekosistem lamun semakin berkurang dan dapat meningkatkan efektifitas penyerapan karbon yang dilakukan oleh padang lamun sebagai ekosistem blue carbon.***

Artikel Terkait

Tanggapan